Catherine Sinclair, seorang wanita yang sangat berbakat dengan banyak identitas rahasia berasal dari salah satu keluarga kaya di negara Elarion dikhianati dan dibunuh oleh tunangan dan sahabatnya sendiri. Bahkan identitas rahasianya dicuri oleh sahabatnya untuk mencari ketenaran. Setelah merasakan kematian yang menyakitkan, Catherine mendapati dirinya berada di tubuh seorang wanita yang selalu dianggap aib keluarga, Annete Clairmont. Dengan menggunakan tubuh Annete, Catherine bertekad membalas semua orang yang menyebabkan kematiannya dan kematian Annete.
Akankah Catherine berhasil membalaskan dendamnya?
Tunggu novel terbaru aku rilis ya!
Jangan lupa subscribe, like, komen, share, dan kasih rating buat karya aku!
Supaya aku semakin semangat berkarya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Pink Amour
Tirai panggung lelang masih terasa hangat oleh tawa dan riuh rendah bisikan penawar.
Setelah cincin pertunangan Martha yang hanya terjual seharga satu rupiah memancing keheranan sekaligus gelak tawa semua orang yang hadir dalam acara lelang tersebut.
Barang-barang lain mulai bermunculan satu per satu, terjual dengan harga bervariasi.
MC yang menawan, dengan senyum simpulnya, berulang kali menekankan betapa istimewanya barang-barang yang ada.
"Dan kini, hadirin sekalian. Kita tiba pada barang terakhir malam ini. Sebuah mahakarya, sebuah pernyataan, dari seorang desainer perhiasan legendaris yang karyanya selalu dinanti. Beliau adalah... Erin."
Kata-kata itu bagai sambaran petir bagi Annette. Tubuhnya seketika membeku. Napasnya tercekat di tenggorokan, dan pandangannya langsung terpaku pada sebuah kotak beludru hitam yang bertengger anggun di atas mimbar, masih tertutup kain sutra berkilauan. Sebuah firasat aneh mencengkeramnya.
"Dan yang membuat mahakarya ini semakin luar biasa adalah permata yang menghiasinya. Sebuah berlian pink langka, yang keindahannya tak tertandingi."
Jantung Annette berdebar kencang, memukul-mukul dadanya. Otaknya memutar kembali fragmen-fragmen kenangan yang sudah lama terkubur.
"Berlian pink langka. Erin. Tak mungkin, kan?", batin Annete.
Perlahan, dengan gestur penuh penantian, MC menyingkap kain sutra yang menutupi kotak beludru. Ketika tutup kotak itu terbuka, di bawah sorotan lampu, sebuah kilau merah muda terpancar, memenuhi ruangan dengan cahayanya yang lembut namun memikat.
Mata Annette membelalak. Di sana, di atas bantalan satin, terbaring sebuah cincin. Sebuah mahakarya yang sangat ia kenal, bahkan dalam mimpi tergelapnya. Desain yang begitu spesifik, begitu pribadi.
"Berlian pink itu, bentuk itu, ukiran itu.... Pink Amour," bisik Annette yang nyaris tak terdengar. Tapi Owen yang berada di sampingnya dapat mendengar suara Annete dengan jelas.
Suara Annete bergetar. Itu adalah cincin yang dia desain sendiri, dengan sepenuh jiwa, ketika ia masih hidup sebagai Catherine. Erin... Erin adalah identitas yang dia gunakan sebagai desainer perhiasan.
Begitu "Pink Amour" terpampang nyata di atas panggung, kilau berliannya yang langka membius setiap mata peserta lelang.
Dengan suara menggelegar, MC mengumumkan nama cincin tersebut.
Tak lama kemudian, layar besar di belakang panggung menyala, menayangkan sebuah video rekaman. Wajah Brenda muncul di sana, dengan ekspresi sendu dan mata yang berkaca-kaca.
Brenda:"Cincin ini... adalah mahakarya terakhir saya, Pink Amour... Cincin yang saya ciptakan khusus untuk Catherine Sinclair. Tapi, sekarang sahabatku, Catherine sudah tidak ada lagi di dunia ini."
Air mata mulai mengalir membasahi pipi Brenda.
Brenda:"Kehilangan Catherine terlalu berat bagi saya. Setiap kali melihat cincin ini, kenangan tentang kebersamaan kami selalu menghantui. Itu sebabnya... saya memutuskan untuk melelangnya."
Isakan Brenda semakin menjadi, membuat suaranya terputus-putus.
Brenda:"Dan kepergian Catherine... membuat saya tidak sanggup lagi membuat desain perhiasan. Semua inspirasi saya lenyap bersamanya."
Brenda menunduk, bahunya bergetar hebat, seolah tak mampu menahan duka yang memilukan.
Akting sedihnya begitu meyakinkan, berhasil menyentuh hati para peserta lelang.
Bisikan simpati menyebar di antara kerumunan.
Banyak yang terlihat mengusap sudut mata, terharu oleh kisah persahabatan dan kehilangan yang begitu mendalam.
Namun, di tengah gelombang emosi yang melanda seisi ruangan, hanya Annette yang tetap membeku. Bibirnya membentuk garis tipis, matanya menatap tajam ke arah layar. Tidak ada setitik pun rasa haru di hatinya, hanya amarah yang membara.
Hanya Annette yang menyadari setiap kebohongan yang keluar dari mulut Brenda. Karena dia adalah Catherine, orang yang Brenda bunuh dengan tangannya sendiri.
Annette masih ingat betul dingin dan kejamnya ekspresi Brenda saat menusuk dan menggoyak jantungnya.
Annete sangat marah, Brenda tidak hanya mencuri identitasnya sebagai Eclaire tapi juga Erin.
Up lagiii... yg banyak... dan tiap hari ada 👍😁🤩🤩