Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Sidang
Hari-hari Jordan dan Addie disibukkan dengan pekerjaan. Jordan dengan bisnis resort dan villanya, Addie sibuk membenahi semua manajemen perusahaan manufaktur kapal tanker milik almarhum ayahnya. Jordan dan Shane akhirnya bisa mendapatkan ijin dari mayor untuk bisa mengelola tanah kosong yang tidak bertuan tempat dulu dia ditembak, hingga pekerjaannya semakin padat.
Addie dan Jordan tetap tinggal di Dublin untuk bekerja. Pasangan itu pun juga disibukan dengan wawancara polisi guna memberikan tambahan informasi untuk jaksa penuntut umum. Andy Edge sampai harus bolak balik ke kantor polisi dan kejaksaan bersama dengan agen FBI dan MI6. Belum kejahatan Andrew McCarthy dan Greg Storm di London yang membuat Superintendent Alex Darling dan Shanon Kulnis datang ke Dublin demi kerja sama mereka antara kepolisian Irlandia dan Inggris.
***
Kediaman Jordan di Dublin
"Aku capeeeekkkk!" keluh Alex Darling sambil tiduran di sofa empuk Jordan.
"Apalagi aku bang ... Dua bulan nggak kelar-kelar ...." Jordan juga tiduran diatas sofa satu lagi. "Mana kerjaan aku juga terganggu kan?"
"Yang parah, istriku tercinta sudah pesan. Kalau dihukum mati ... Kirim mayatnya ke dia," keluh Alex Darling membuat Jordan menoleh ke kakak iparnya.
"Really? Seriously? Dasar dokter jagal!" cebik Jordan gemas ke kakak sepupunya yang memang kacau.
"Macam kamu tidak tahu kakak kamu saja! Ingat waktu Scott hampir tewas di ICU ?" jawab Alex Darling. ( Baca My Beautiful Chef ).
"Aku masih high school dan baru masuk tim utama U-17 Manchester United tapi Daddy cerita kalau Mbak Lena bikin Mas Arsya dan Bang Richard serta bang Louis memilih tidak berkomentar."
"Itu dia!" timpal Alex Darling. "Lena bersyukur kakaknya pangeran Inggris dan Belgia."
Jordan menggelengkan kepalanya. "Ampun deh kakak aku satu itu."
***
"Yang benar?" seru Addie saat Shanon Kulnis menceritakan kasus Scott Peterson dan Elfesya McCloud. "Dibawa ke Turin oleh paman Eagle McCloud? Dan ... Menghilang?"
Shanon yang membantu Addie dan Helen memasak, mengangguk. "Kacau waktu itu. Sudah si penjahat bilang di Turin, pangeran Arsyanendra dan pangeran Avaro dikira impostor, Galena mengambil organ untuk disumbangkan, Raja Henry menenangkan parlemen, pangeran Richard berusaha tidak ada perang antara Belgia dan Inggris karena putra mahkota Belgia dianggap penipu ... sungguh suasana kacau balau! Belum Scott hampir tewas, Elfesya juga sama ... London jadi ajang Fast and Furious ... Sayang kamu tidak ada disana Addie. Kacau tapi seru!"
"Aku kira keluarga Jordan normal tapi tidak untuk gegeran!" kekeh Helen yang sudah dua puluh tahun ikut Shane dan Apsarini.
"Bibi Helen juga tahu?" tanya Addie.
"Siapapun di keluarga tahu apalagi para pengawal. Olan itu salah satu pengawal yang ikut acara rusuh itu," senyum Helen.
Addie hanya bisa melongo karena dia memiliki ipar tidak main-main statusnya. Memang pangeran Richard dan Raja Louis tidak ikut campur karena beda kekuasaan tapi tetap saja ipar dia Raja Inggris dan Belgia!
***
"Scott!" seru Jordan saat melihat iparnya datang ke rumah Jordan bersama dengan Andre Raines.
"Aku nginap sini ya J, sekalian membahas sidang Minggu depan," ucap Scott. "Lagipula Fesya lebih tenang aku bersama kalian."
"Boleh saja bang. Cuma kamar aku hanya ada empat," jawab Jordan. "Neil dan Olan bisa satu kamar. Satu kamar bisa dipakai."
"Kita di karpet saja tidak masalah. Ada futon kan?" Scott menatap Jordan santai.
"Ada sih. Nanti biar Shanon tidur bersama Helen."
"Itu sudah cukup. Santai saja."
Para wanita keluar dari dapur sambil membawa makanan hasil masakan mereka.
"Hai Scott! Hai Andre! Duh ini makanannya cukup tidak ya?" ucap Shanon Kulnis.
"Cukup lah! Kalau tidak cukup, tinggal aku rebuskan telur dan goreng beef bacon dan sosis sapi," jawab Helen.
***
"Jadi sidangnya sudah ditetapkan Minggu depan? Kok aku belum mendapatkan notifikasi?" tanya Jordan sambil makan di ruang tengah karena meja makannya tidak cukup jadi para wanita di meja makan, para pria di ruang tengah yang menjadi satu.
"Aku baru mendapatkan informasi dari jaksa penuntut umum tadi saat berada di kantor polisi. Kacau memang Andrew McCarthy dan Greg Storm!" jawab Scott Peterson.
"Apakah dia lebih kacau dari Ransh?" tanya Alex Darling.
"Sama kacaunya! Kalau Ransh mau menghancurkan London, Andrew McCarthy dan Greg Storm, menghancurkan Inggris dan Irlandia lewat obat terlarang," jawab Scott.
"Kacau Lads!" timpal Olan.
"Sangat! Olan, kamu ikut kan waktu kekacauan yang dibuat Ransh!" seru Alex Darling.
"Iya. Aku ikut karena masih bekerja di keluarga Ferguson tapi setelahnya aku pindah ke keluarga O'Grady karena ingin kembali ke Dublin. Aku kan Irish." Olan tersenyum ke semua orang. "Saat Jordan mulai menjadi tim senior Manchester United, aku ajukan diri menjadi pengawalnya. Sampai sekarang bersama Neil."
Addie bisa tahu kenapa para pengawal suaminya sangat loyal karena memang mereka diperlakukan sangat baik. Addie bersyukur dirinya ditemukan oleh Jordan dan bersama dengan orang-orang baik hingga dia bisa mendapatkan kembali perusahaan ayahnya.
"Kira-kira sidangnya alot tidak ya?" tanya Addie ke semua orang.
"Semoga sih tidak. Aku paling malas persidangan bertele-tele!" ucap Alex Darling.
"Ditto!" balas Scott Peterson dan Andre Raines.
Note
"Ditto" dalam bahasa Inggris berarti "sama", "juga", atau "demikian juga". Kata ini sering digunakan untuk mengekspresikan persetujuan atau menunjukkan bahwa suatu pernyataan berlaku juga untuk orang atau hal lain.
Sumber Google
***
Pengadilan Tinggi Dublin
Addie dan Jordan tidak menduga bahwa Kana banyak wartawan yang sudah menunggu mereka di depan gedung pengadilan dimana sidang perdana kasus pembunuhan terhadap Albert McCarthy dan percobaan pembunuhan pada Addie aman digelar.
"Ya ampun!" sungut Jordan sebal.
"Biar aku turun dulu!" ucap Neil sementara Olan tetap berada di mobil belakang setir. "Aku kawal kalian."
Para pihak kepolisian pun langsung menghalau para wartawan itu saat Neil membukakan pintu mobil Jordan. Alex Darling, Scott Peterson dan Shanon Kulnis turun dari mobil yang disupiri Andre Raines di belakang Range Rover Jordan.
Mereka semua berusaha melindungi Jordan dan Addie. Jordan sendiri merangkul Addie dan berusaha agar istrinya merasa panik karena perlakuan para wartawan.
"Kamu tidak apa-apa ?" bisik Jordan.
"Tidak apa-apa," jawab Addie.
Mereka pun tiba di dalam gedung pengadilan dan bertemu dengan jaksa penuntut umum serta Andy Edge yang sudah tiba disana.
"Anda baik-baik saja Miss McCarthy?" tanya Jaksa Penuntut Umum.
"Baik-baik saja," senyum Addie.
"Anda siap?"
Addie mengangguk. "Saya siap mengikuti sidang perdana."
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
kadang2 suka bikin sakit kepala
di awal kan msh d sebutkan klo Jordan & Addie msh beda keyakinan. di endingnya akhirnya gmn ya?msh tetap beda ato gmn?
kan emng klg pratomo mix yaa...