NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JUAL ASI

Semenjak Perceraiannya, Maya yang baru saja ditinggal mati oleh bayinya, tiba - tiba merasakan kehangatan yang familiar, namun kali ini terasa lebih menyakitkan.

"Ya Allah, anakku, kau sudah pergi jauh tinggalkan mamah, tapi air susu mamah masih ada, malah kini makin deras mengalir. Apa kamu disana sedang haus, nak?" Maya terisak. Ia memperhatikan ASI - nya yang bercucuran tiada henti.

Sudah sebulan berlalu ia resmi bercerai dari Reno, suaminya. Sebulan pula sejak kepergian malaikat kecil mereka, buah hati yang hanya sempat menghangatkan pelukannya beberapa saat sebelum akhirnya kembali ke pangkuan Sang Pencipta. Namun, air susu Maya masih saja deras mengalir.

"Hangatnya air susuku.. Seandainya kamu masih ada, kamu haus jika air ini keluar." Isak Maya sembari mengusap air mata yang tak terasa sudah mengalir melintasi kedua pipinya.

Setiap hari, Maya dengan setia memeras air susunya. Janji yang ia ukir dalam hatinya, akan terus memberikan yang terbaik bagi mendiang anaknya, meski hanya melalui tetesan - tetesan ASI yang berharga. Maya percaya, di alam sana, anaknya akan merasakan cinta dan kasih sayang yang tak pernah putus darinya.

"Air susuku sangat banyak, mungkin ini kelainan. Tapi.. Apa kelainanku ini ada hikmahnya untuk aku? Apa, aku jual saja ASI - ku ini ya? Daripada aku buang percuma." Seulas senyum terukir di sudut bibirnya. Ide gila tiba - tiba saja muncul begitu saja.

Ide itu mungkin terdengar gila, namun mampu membangkitkan secercah harapan di hatinya yang remuk. Ia ingin menjual ASI - nya. Ya, menjual air susu ibu yang selama ini ia peras dengan penuh cinta.

Awalnya, Maya ragu. Ide ini terdengar aneh, bahkan mungkin menjijikkan bagi sebagian orang. "Tapi.. Apa orang gak jijik ya?" Sesaat Maya termenung dan sedikit ragu. Tapi mengingat akan penghinaan Reno, kalau dirinya akan melarat tanpa dia, akhirnya Maya bertekad akan melakukan apapun demi menggapai impiannya, menjadi sukses!!

"Ah, masa bodoh lah! Namanya juga ikhtiar. Siapa tahu ini jalan rezekiku. Aku gak ada pilihan lain untuk bekerja selain mengandalkan kelebihanku ini. Jual air susu!" dengan lembut dielusnya puting susunya dengan sehelai tisu. karena air susunya saat itu sudah berhenti mengucur.

Maya tidak punya banyak pilihan karena ia hanyalah tamatan SMP. Ia membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Ia ingin membuktikan kepada Reno mantan suaminya, bahwa ia bisa bangkit dan sukses, meski tanpa kehadirannya.

"Lihatlah Reno! aku yakin, kelebihanku ini akan menjadikanku lebih tinggi derajatnya daripada kamu!" Maya kembali tersenyum dan memasukkan kembali gunung kembarnya kedalam bra nya.

Dengan tekad yang sudah bulat, Maya memutuskan untuk pergi ke kota. Jakarta, kota yang selalu ia impikan sejak kecil. Kota yang katanya penuh dengan peluang dan harapan.

"Aku akan pergi ke kota impianku, Jakarta!"

Dengan penuh antusias Maya mulai membereskan semua barang bawaannya ke dalam tas.

Dengan berbekal sedikit uang hasil tabungannya dan semangat yang membara, Maya memberanikan diri meninggalkan kampung halamannya.

"Selamat tinggal kampung halamanku," gumam Maya ketika dirinya hendak menaiki bus jurusan Jakarta. Untuk yang terakhir kalinya, ia ingin puas memandangi kampung halamannya tercinta.

Berhubung Maya hanya anak tunggal dan sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya, tak susah baginya untuk pergi meninggalkan rumah peninggalan orang tuanya.

Setibanya di Jakarta, Maya langsung mencari tempat tinggal sementara. Ia menyewa sebuah kamar kos kecil di daerah yang cukup ramai. Kamar itu sederhana, namun cukup untuk menjadi tempat berteduh dan beristirahat setelah seharian mencari nafkah.

"Alhamdulillah.. Akhirnya aku bisa menemukan tempat tinggal, dan mewujudkan impianku, mencari masa depanku di kota metropolitan." Maya menarik nafas lega, sembari menebarkan pandangannya ke sekeliling kamar kos yang sempit namun cukup untuk dirinya seorang.

Keesokan harinya, Maya mulai menjalankan rencananya. Ia mencari informasi tentang bank ASI atau komunitas ibu menyusui yang mungkin membutuhkan donor ASI. Namun, usahanya tidak semudah yang ia bayangkan. Banyak rintangan dan tantangan yang harus ia hadapi.

"Tak satupun tempat yang bergerak di bidang penjualan ASI. Mungkin ini hanya ada di cerita yang aku baca di majalah saja." Dengan sedikit putus asa, Maya memutuskan untuk menghentikan pencariannya tentang bank ASI.

Maya berjalan menyusuri lorong sebuah pusat perbelanjaan. Pikirannya berkecamuk, berusaha mengusir bayangan masa lalu yang terus menghantuinya. Ia hanya ingin sedikit bersantai, menjauh dari rutinitas pencarian bank ASI yang kadang terasa menyesakkan dada. Tanpa disangka, sebuah kejadian mengubah arah hidupnya.

"Aduh!" Maya terhuyung ke belakang setelah bertubrukan dengan seseorang. Beberapa barang yang dibawanya berhamburan ke lantai.

"Maaf, maaf sekali. Saya tidak melihat," ujar seorang pria dengan nada menyesal sambil membungkuk membantu memunguti barang - barang Maya yang berhamburan.

Maya mendongak dan terpana. Pria di hadapannya sangat tampan. Sorot matanya teduh, namun menyimpan kesedihan yang mendalam.

"Tidak apa-apa.. Saya juga salah karena tidak hati - hati," jawab Maya sambil tersenyum tipis.

"Pram," pria itu mengulurkan tangannya. "Nama saya Pram."

"Maya," balas Maya sambil menjabat tangan Pram. Sentuhan itu terasa hangat dan nyaman.

"Duh, ko kepunyaannya begitu besar! apa ia sedang menyusui?" Pikir pria tersebut. Ia kaget melihat penampakan di depannya memiliki dua belahan gunung yang sangat besar dan sudah barang tentu menggoda tiap pria yang melihatnya.

"Maaf pak.. Apa ada yang salah denganku?" Tiba - tiba Maya mengagetkan pria tersebut yang mematung memandangi kedua belahan dadanya.

"Oh, eh.. Maaf.. Aku, aku.." Pram gugup. Wajahnya langsung merah karena malu.

"Gak apa pak," jawab Maya tersenyum. Ia sudah yakin Pram pasti sedang memandangi kearah asetnya yang menggemaskan. Ia sadar, asetnya memang sudah besar dari dulu. Itu anugerah Tuhan yang patut ia syukuri. Walau kadang ia kesal karena banyak pria mata keranjang yang selalu menatap liar ke arah benda tersebut.

"Oh ya, bisa kita duduk sebentar? Ada kafe di sebrang. Apa anda gak keberatan?" ajak Pram.

"Baiklah," jawab Maya tanpa pikir panjang.

Mereka berdua kemudian memutuskan untuk duduk di sebuah kafe untuk sekadar mengobrol. Dari percakapan itu, Maya mengetahui bahwa Pram adalah seorang duda. Istrinya meninggal dunia beberapa bulan lalu karena sakit. Pram memiliki seorang bayi laki - laki yang sangat membutuhkan ASI.

Maya merasa tersentuh mendengar cerita Pram. Ia merasakan kesedihan yang sama. Ia juga tahu betapa pentingnya ASI bagi bayi. Tanpa ragu, Maya menawarkan bantuan.

"Pak Pram, saya bersedia menjual ASI saya untuk anak anda," ujar Maya dengan mantap. "Saya juga bisa bekerja sebagai baby sitter untuk merawatnya."

Pram terkejut mendengar tawaran Maya. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan orang sebaik Maya.

"Maya, saya tidak tahu bagaimana membalas kebaikanmu," kata Pram, terharu.

Maya tersenyum. Ia merasa senang bisa membantu Pram dan bayinya. Ia tahu, ini adalah jalan yang diberikan Tuhan untuknya. Jalan untuk bangkit dari kesedihan dan memberikan manfaat bagi orang lain.

"Pak, saya melakukan ini bukan hanya mengharapkan imbalan," ujar Maya. "Saya hanya ingin membantu. Saya tahu bagaimana rasanya kehilangan. Saya tidak ingin anakmu merasakan hal yang sama."

Pram sangat berterima kasih atas kebaikan Maya. Ia tahu Maya adalah wanita yang istimewa.

"Makasih.. Maya"

Maya hanya menjawab dengan senyuman.

Sejak saat itu, Maya mulai bekerja sebagai baby sitter di rumah Pram. Ia merawat bayi Pram dengan penuh kasih sayang. Ia juga rutin memeras ASI - nya untuk memenuhi kebutuhan bayi Pram.

Pram merasa sangat terbantu dengan kehadiran Maya. Ia bisa kembali bekerja dengan tenang karena tahu anaknya berada di tangan yang tepat. Ia juga merasa nyaman berada di dekat Maya. Perempuan itu selalu memberikan dukungan dan semangat kepadanya.

Suatu malam, ketika Maya sedang menyusui bayi Riko nama bayi Pram, tanpa sengaja Pram melihat kearah kamar bayi Riko yang pintunya sedikit terbuka. Terlihat jelas sebelah aset Maya menyembul keluar karena sedang di eksekusi Riko.

Langkah Pram terhenti, jantungnya tanpa ia kehendaki berdegup melihat penampakan yang membuat senjata miliknya langsung mengeras seketika.

"Setelah sekian lama semenjak istriku meninggal, baru kali ini aku merasakan hal seperti ini lagi!" batin Pram tersiksa.

Ia masih mematung melihat kedalam kamar Riko.

Karena ia tak sanggup menahan gejolak, tanpa sadar kakinya melangkah masuk ke dalam kamar dan mendekati Maya yang sedang asyik menyusui bayi Riko..

"Maya.."

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!