NovelToon NovelToon
MADU (Istri Kedua)

MADU (Istri Kedua)

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Poligami / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Tamat
Popularitas:392k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Tumbuh di lingkungan panti asuhan membuat gadis bernama Kafisha Angraeni memimpikan kehidupan bahagia setelah dewasa nanti, mendapatkan pendamping yang mencintai dan menerima keadaannya yang hanya dibesarkan di sebuah panti asuhan. namun semua mimpi Fisha begitu biasa di sapa, harus Kalam setelah seorang wanita berusia empat puluh tahun, Irin Trisnawati datang melamar dirinya untuk sang suami. sudah berbagai cara dan usaha dilakukan Kira untuk menolak lamaran tersebut, namun Irin tetap mencari cara hingga pada akhirnya Fisha tak dapat lagi menolaknya.


"Apa kamu sudah tidak waras, sayang???? bagaimana mungkin kamu meminta mas menikah lagi... sampai kapanpun mas tidak akan menikah lagi. mas tidak ingin menyakiti hati wanita yang sangat mas cintai." jawaban tegas tersebut terucap dari mulut pria bernama Ardian Baskoro ketika sang istri menyampaikan niatnya. penolakan keras di lakukan Ardi, hingga suatu hari dengan berat hati pria itu terpaksa mewujudkan keinginan sang istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34.

Di belahan bumi yang berbeda, Gandi Wijaya yang baru tiba siang tadi di negeri singa tersebut hendak mendatangi rumah sakit tempat istri dari mendiang kakaknya di rawat, akan tetapi saat diperjalanan menuju rumah sakit secara tidak sengaja Gandi melihat sosok wanita yang cukup dikenalinya berada di dalam sebuah mobil, saat mobilnya berhenti di sebuah lampu merah.

"Ikuti mobil itu!." perintah Gandi pada Drivernya.

"Baik, tuan."

Mobil Gandi terus membuntuti mobil didepannya hingga mobil tersebut memasuki area sebuah club malam. Gandi meminta sopirnya ikut masuk ke dalam area parkiran club tersebut. dari jarak yang masih terbilang aman Gandi terus memantau hingga beberapa saat kemudian seorang pria turun dari mobil tersebut dan diikuti oleh seorang wanita.

Merasa penasaran, Gandi pun ikut turun dari mobilnya dan menyusul masuk ke dalam club.

Setibanya di dalam club, Gandi dibuat risih dengan keberadaan wanita berpakaian seksi yang mencoba merayunya. Ya, tentu saja para wanita seksi tersebut berpikir Gandi adalah salah satu mangsa empuk bagi mereka.

"Sorry..." Gandi menepis tangan seorang wanita yang bergelayut manja di lengannya, kemudian kembali melanjutkan langkahnya. ruangan club yang minim pencahayaan membuat Gandi sedikit kesulitan mencari keberadaan seseorang yang dicarinya. Tetapi, sepertinya alam sedang berpihak padanya sehingga ketika hendak mengurungkan niatnya dan ingin meninggalkan club, pandangannya justru menangkap sosok wanita cantik yang tengah bermesraan dengan seorang pria. Dari perawakan pria itu sepertinya bukan warga negara asing, pria itu seperti berkewarganegaraan yang sama dengan dirinya.

Perlahan Gandi mendekat, menempati kursi yang tak jauh dari keduanya.

"Bukankah selama ini kau selalu berbuat curang dibelakang suamimu itu, lalu kenapa kau masih tidak terima jika dia menceraikan mu, Hem?."

"Aku memang sering berbuat curang, tapi bukan berarti aku bersedia bercerai darinya. lagi pula aku masih mencintainya."

Pria itu tergelak mendengar jawaban kekasih gelapnya itu.

"Cinta??." cicitnya sambil tergelak. "Apa aku tidak salah dengar, Irin? Jika kau mencintainya, kau tidak mungkin menduakan cintanya Irin. Dan lebih parahnya, bukan hanya di masa lalu tapi juga di masa sekarang. Untungnya suamimu itu hanya tahu perselingkuhanmu di masa lalu bukannya di masa sekarang ini. kalau sampai dia tahu, aku yakin suamimu itu pasti akan berpikir seribu kali memberikan hartanya untuk wanita sepertimu."

"Diam kau!." Irin mulai emosi.

"Calm down...jangan emosi sayang...!"

"Aku pikir tidak ada spesies seperti kamu di dunia ini, wanita yang hanya mencintai diri sendiri. Ya, kamu hanya mencintai diri kamu sendiri Irin.So, jangan bicara tentang cinta didepan ku!." nada bicara pria itu berubah serius.

"Mulai dari Handi...aku pun tak yakin saat itu kau tulus mencintai Handi. Karena jika kau tulus, pasti kau menolak lamaran tuan Ardian Baskoro bagaimana pun caranya, Apalagi saat itu kau telah mengandung buah hati kalian." sambung pria itu tanpa peduli dengan tatapan sinis Irin padanya.

Di tempat duduknya, Gandi terus mendengar dengan seksama obrolan antara Irin dan pria yang tidak dikenalnya tersebut. Untungnya meskipun suara dentuman musik memenuhi ruangan Gandi masih dapat mendengar dengan jelas obrolan keduanya.

Awalnya Gandi sempat menyesali tindakannya, hadir di kehidupan Irin dan keluarganya yang mengakibatkan keretakan di dalam rumah tangga Irin dan Ardian. Ya, Gandi sempat berpikir seandainya ia tak hadir dengan kebenaran yang ada mungkin tidak akan ada permasalahan berarti di dalam rumah tangga keduanya, tetapi setelah melihat perangai asli wanita itu, Gandi pun sadar jika kehadirannya yang secara tidak langsung membuka tabir kepalsuan yang selama ini dimainkan oleh Irin adalah keputusan terbaik. setidaknya ia telah menyelamatkan Ardian dari wanita jahat seperti Irin. Wanita yang tidak pernah bersyukur atas apa yang dimilikinya, selalu ingin lebih, lebih, dan lebih. Wanita dengan tipe seperti ini tidak akan pernah membawa kebahagiaan ataupun ketenangan dalam rumah tangga, itu yang diyakini oleh Gandi sebagai seorang pria yang juga pernah membina rumah tangga.

Setelah mengambil beberapa gambar tentang kebersamaan Irin dan pria itu, Gandi pun berlalu meninggalkan club, hendak melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit yang beberapa saat lalu sempat tertunda.

*

"Maaf tuan, kami sudah berusaha semampu kamu selama belasan tahun akan tetapi usaha kami seperti tidak membuahkan hasil. Kondisi kakak ipar anda masih saja sama, belum ada perkembangan berarti. Bahkan anda sendiri tahu, jika sampai saat ini kakak ipar anda sanggup bertahan hanya karena bantuan alat medis dan jika semua alat medis dilepas maka_." dokter tak melanjutkan penjelasannya, sebab Gandi sudah mengangkat tangannya ke udara, seolah meminta dokter tersebut berhenti bicara.

"Jangan terus memaksakan sesuatu yang hampir mustahil, Tuan Gandi Wijaya. Saya harap anda bisa secepatnya mengambil keputusan agar pasien tidak semakin lama tersiksa seperti ini!." setelahnya, dokter pun pamit undur diri. Sementara Gandi, lelaki itu langsung terduduk lemas di kursi samping tempat tidur sang kakak ipar, yang hingga detik ini tak kunjung memberi tanda-tanda akan siuman setelah belasan tahun terbaring koma di ranjang ICU.

"Maafkan aku, mas Handi...! Sepertinya sebesar apapun keinginanku untuk kesembuhan istrimu, tetapi keinginannya untuk menyusul mu jauh lebih besar." batin Gandi yang mulai putus asa.

"Tenanglah, tuan...!" asisten pribadinya mencoba menguatkan Gandi. "Apa ada yang perlu saya lakukan, tuan?." tanya pria itu saat Gandi menatapnya.

"Hubungi tuan Ardian Baskoro, dan sampaikan padanya tentang kondisi ibu mertuanya! Bagaimanapun Kafisha harus menemui ibunya sebelum semuanya benar-benar terlambat!." titah Gandi.

"Baik, tuan."

*

"Sebenarnya kita mau kemana, mas? kenapa aku harus mengurus paspor segala?." tanya Kafisha dengan wajah bingungnya saat Ardian mengajaknya untuk mengurus paspor.

Ya, Setelah mendapat telepon dari asisten pribadi Gandi dan juga Gandi sendiri, Ardian segera mengajak Kafisha untuk mengurus paspor, bahkan lelaki itu pun mengajak Kafisha untuk berkonsultasi pada dokter kandungan. menanyakan tentang kondisi kandungan Kafisha, apakah kondisi istrinya boleh melakukan perjalanan ke luar negeri. Awalnya dokter ragu mengizinkan Kafisha untuk melakukan perjalanan ke luar negeri jika hanya untuk sekedar jalan-jalan, tetapi setelah mendengar alasan dari Ardian pada akhirnya dokter berhijab tersebut mengizinkan dengan syarat Kafisha harus rileks selama penerbangan untuk meminimalisir resiko terjadi sesuatu pada diri Kafisha dan juga kandungannya.

Dua hari kemudian, Ardian dan Kafisha sudah berada di pesawat menuju negeri singa.

"Sebenarnya kita mau apa di sana, mas?." tanya Kafisha yang hingga detik ini belum tau menahu tujuan mereka ke negara tersebut.

"Ada, nanti kamu juga tahu." Ardian mengulas senyum manis hadapan istrinya itu Hingga pada akhirnya Kafisha memilih manut saja tak lagi banyak bertanya. Ya, demi menjaga kestabilan emosi dan perasaan sang istri, Ardian memilih tak menyampaikan maksud dan tujuannya mengajak Kafisha ke Singapore. nanti setelah mereka tiba di sana barulah ia akan menceritakan semuanya. Sekaligus mempertemukan Kafisha dengan saudara kembar ayahnya, Gandi Wijaya.

1
Mule Maskurie
Luar biasa
Ninik Srikatmini
woow gio gercep ayo gi sgr halalkan💪💪
Ninik Srikatmini
irhan ktmu lg sama gadis yg narik jaketnya pas lib ke Bali.. mgkn mereka berjodoh trsrh othor sang sutradara☺
Ninik Srikatmini
kapok luuh nek.. insyaf dong tgglkn gaya hidup hedonmu ingat umur
Ninik Srikatmini
😍😍😍😍
Ninik Srikatmini
duuuh nih nenek2 cari gara2 wae..
Ninik Srikatmini
hmmmm irhan bkl jd saudara gio nih..
Ninik Srikatmini
sederhana tp bikin bahagia
Ninik Srikatmini
sabar ar..
Ninik Srikatmini
😇😇😇
Ninik Srikatmini
hujan petir ya thor duarr.. dooor wae😄
Ninik Srikatmini
😢😢😢kasihan kamu han..
Ninik Srikatmini
apa ya mksde irin..
Ninik Srikatmini
ada thor👆
☠ᵏᵋᶜᶟᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ 🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Mampir thor baru buku pertama ini
Nur Fuadah
kenapa ga di penjarakan saja sih , kan dia sdh membunuh
Nur Fuadah
ternyata setelah kehilangan handi itin berselingkuh juga sm yuda, hadeh itin irin koq bisa , ga cukup satu pria
Nur Fuadah
irin ga lebih dr wanita ga bener, dia cuma mencintai diri sendiri ga pada siapapun
Hr sasuwe
👍👍
Wen Afriwelti
sepertinya irhan sama kafhisa adek kk lain ibu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!