NovelToon NovelToon
Teror Dunia Alam Ghoib

Teror Dunia Alam Ghoib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

para mahasiswa dari Institut Seni Indonesia tengah melakukan projek pembuatan filem dokumenter ke sebuah desa terpencil. Namun hal tak terduga terjadi saat salah satu dari mereka hilang di bawa mahluk ghoib.

Demi menyelamatkan teman mereka, mereka harus melintasi batas antara dunia nyata dan alam ghoib. Mereka harus menghadapi rintangan yang tidak terduga, teror yang menakutkan, dan bahaya yang mengancam jiwa. Nyawa mereka menjadi taruhan dalam misi penyelamatan ini.

Tapi, apakah mereka sanggup membawa kembali teman mereka dari cengkeraman kekuatan ghoib? Atau apakah mereka akan terjebak selamanya di alam ghoib yang menakutkan? Misi penyelamatan ini menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri, dan bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Rona merah menyelimuti wajah Queen. Gigitan lembut pada bibirnya tak mampu meredakan debaran jantung yang menggila. Ini ciuman pertama, dan rasa malunya bercampur aduk dengan deg-degan yang tak tertahankan. Ia melonggarkan sedikit genggaman di pundak Daffa.

"Pegangan yang erat , nanti kamu jatuh, Queen," Daffa mengingatkan lembut.

Queen kembali mengeratkan genggamannya. Langkah Daffa melambat. "Kita istirahat dulu, Fa. Kakiku sakit," ujarnya, menyadari kelelahan Daffa.

Mereka berhenti di bawah pohon rindang, akarnya yang besar menjadi tempat duduk yang nyaman.

Nafas Daffa tersenggal. "Lu capek, kan? Gue bilang apa? Sebaiknya gue jalan aja," katanya, sedikit menyesal.

Daffa menatap Queen dalam-dalam. "Gak apa-apa. Masa gue tega biarkan lu jalan dengan kaki yang begini? Gue nggak akan tega melihat wanita yang kusayangi kesakitan."

Daffa mulai memijat lembut kaki Queen yang lelah.

Mata Queen membulat sempurna. Kalimat "wanita yang kusayangi" bergema di telinganya.

"Lu nggak salah ngomong, kan, Fa?" tanya Queen, meringis menahan rasa sakit.

Daffa menghentikan pijatannya, menatap Queen dengan tatapan yang begitu dalam, membuat pipi Queen memerah.

"Kenapa gue salah ngomong? Yang kukatakan itu benar. Gue sendiri juga nggak tahu, Queen, sejak kapan gue mulai tertarik padamu. Gue mengatakan ini karena gue takut, suatu saat nanti gue tidak akan punya kesempatan lagi untuk mengungkapkan perasaanku. Apalagi kita terjebak di sini. Gue takut gue kehilangan kesempatan untuk mengatakan ini padamu."

Hati Queen berdesir, campuran rasa bahagia dan terkejut menyerbu jiwanya. Pernyataan cinta Daffa, di tengah situasi genting ini, sungguh tak terduga. Ia tak pernah membayangkan akan menerima pernyataan cinta dalam keadaan seperti ini.

"Lu lagi nembak gue, Fa...? Maaf, gue nggak pernah mengalami ini sebelumnya,"

Daffa tersenyum, senyum yang mampu mencairkan jantung Queen. Ia meraih tangan Queen, menggenggamnya erat.

"Maaf, gue nggak bisa memberikan sesuatu yang lebih istimewa. Gue hanya takut kalau gue nggak ungkapin sekarang, gue nggak akan punya kesempatan lagi. Gue juga nggak yakin apakah gue bisa selamat atau nggak."

Queen meremas tangan Daffa, memberikan kekuatan. "Jangan ngomong gitu. Kita pasti akan selamat. Kita semua akan keluar dari sini."

"Tapi... bukannya kamu suka sama Wati?" tanya Queen, keraguan masih membayangi pikirannya.

Daffa mengangkat kedua alisnya, heran. "Kok Wati? Kenapa lu berpikir begitu?"

"Ya... gue perhatikan lu perhatian banget sama dia. Lu peduli dan sering memperhatikannya."

Daffa mendekap pundak Queen, "Gue melakukan itu karena Wati kan artis kita, pemeran utama dalam film yang kubuat. Jelas gue memperhatikannya, gue ingin film kita jadi yang terbaik. Tapi hanya sebatas itu, Queen, nggak lebih."

"Tapi lu mungkin juga nggak suka sama gue... Selama ini gue memang nggak banyak bicara dan nggak seasik mereka. Tapi nggak apa-apa, gue hanya ingin lu tahu, biar gue merasa lebih lega karena sudah jujur sama diri gue sendiri," ucap Daffa, suaranya sedikit serak.

Daffa melepas pelukannya perlahan, namun Queen segera meraih tangannya, membuat Daffa terkesiap.

"Gue juga sebenarnya mulai nyaman sama kamu... tapi gue kira lu suka sama Wati. Secara, Wati kan cantik dan baik, beda sama gue yang... bar-bar..."

Senyum lebar merekah di wajah Daffa, matanya berbinar-binar, memancarkan kebahagiaan yang tulus.

"Lu nggak boleh ngomong gitu, nggak ada yang boleh bilang ratuku jelek atau apa pun. Di mataku, lu itu nggak ada duanya. Lu ceria, peduli sama orang lain, dan lu cantik, lu sadar nggak sih? Gue aja sampai terpana melihatmu..."

Queen memukul pelan pundak Daffa, pipinya merona. "Ih... lu pinter ngegombal ternyata."

Daffa menangkap tangan Queen, menariknya dalam pelukan hangat yang penuh kasih sayang. "Gue janji, gue akan jagain lu. .. dan akan membawa kita semua keluar dari tempat terkutuk ini."

Queen membalas pelukan Daffa, air mata harunya mengalir membasahi pipi. Pelukan itu, di tengah situasi yang mengancam, terasa begitu berarti, sebuah janji akan perlindungan dan harapan untuk masa depan. "Iya... kita pasti bisa keluar dari sini."

"Valo, ayo lari!" teriak Arin, suaranya nyaris tertelan oleh debur jantung mereka sendiri.

Tuyul itu masih membayangi, bayangan hitam pekat yang bergerak dengan kecepatan luar biasa. Air mata Valo membasahi pipinya, ketakutan menjalari tubuhnya. Arin menggenggam tangan Valo erat-erat, jari-jari gadis itu terasa dingin dan gemetar. Langkah Valo mulai tersendat, napasnya tersengal-sengal. Kelelahan tampak jelas di wajahnya yang pucat.

"Lebih cepat, Valo! Jangan sampai dia menangkap kita!" Arin mendesak, napasnya memburu.

Valo berhenti, lututnya menekuk, tubuhnya lemas. "Gue... gue udah gak kuat lagi, Rin," desahnya, suara hampir tak terdengar.

Arin menghentikan langkahnya. "Valo! Kita belum aman! Kita harus menemukan Queen, Daffa, dan Fahri!"

Valo menoleh ke belakang, pandangannya mencari keberadaan tuyul yang mengejar mereka. "Sepertinya... sepertinya dia sudah tidak mengejar kita lagi," bisiknya, suaranya masih terengah-engah.

Arin menghela napas panjang, mencoba menenangkan debar jantungnya yang masih berpacu kencang. "Semoga saja begitu..."

Setelah beberapa saat beristirahat, menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan kembali kekuatan, mereka melanjutkan pencarian. Jalanan di depan mereka gelap gulita, hanya cahaya redup bulan sabit yang menerobos celah pepohonan, memberikan penerangan samar-samar. Bayangan-bayangan aneh bermain-main di sekeliling mereka, menambah rasa was-was di hati.

Di kejauhan, di bawah naungan pohon besar yang rindang, sesosok tubuh duduk termenung. Arin mengenali sosok itu.

"Itu Queen..." bisik Arin, suaranya gemetar karena kelelahan .

Keraguan mencengkeram hati Valo. "Tunggu... apakah itu benar-benar Queen? Atau... jelmaan setan?" Suaranya tertahan, matanya berkaca-kaca.

"Sepertinya benar Queen. Lihat, kakinya... nampak nyata,"

"Iya lu bener, itu memang Queen... Jadi dia sendirian. Berani bener ya. "

"Lah Queen kan memang pemberani gak kayak lu... " Sahut Arin.

Dengan hati berdebar-debar, di antara rasa harap dan waspada, mereka mendekati Queen. Langkah kaki mereka terdengar begitu nyaring di tengah kesunyian malam.

"Queen..." panggil Valo, suaranya lirih, hampir tak terdengar.

Mata Queen yang nanar—dipenuhi kelelahan dan kesedihan yang mendalam—bertemu dengan pandangan mereka. Setetes air mata membasahi pipinya yang pucat. Dengan gerakan tertatih, ia berdiri, lalu memeluk Valo dan Arin erat-erat, tubuhnya gemetar.

"Akhirnya... kita bertemu lagi," ucapnya, suaranya bergetar karena haru. "Aku sangat lega kalian selamat."

"Kami juga lega, Queen. Tapi... bagaimana dengan Fahri dan Daffa? Kita belum menemukan mereka," jawab Arin, suaranya masih dipenuhi kekhawatiran.

Alis Queen bertaut, wajahnya terlihat bingung. "Apa maksudmu? Daffa bersamaku..."

Ia menoleh ke sekeliling, pandangannya menyapu area di bawah pohon besar itu. Wajahnya pucat pasi saat menyadari kenyataan pahit. Daffa... tidak ada di sana.

.

.

BERSAMBUNG...

1
🌟Bintang✨
Keren ...
🌟Bintang✨
Semangat nulis thor... ceritanya menarik sukses buat author nya
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
lnjut..
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
Mantap Thor lanjutkan..ceritanya bagus dan seru.
♔︎❄Ⓜurniati❄♔︎
mampir ya kk
𝔸ℝ𝕊
next
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝙉ᗩƁᓵᘂልᴳᴿ🐅
keren kak,, semangat berkarya nya
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iya makasih kak
total 1 replies
🍮😈 𝔫αᖇÃүα 𝓪ˡ𝐢¢𝒾Δ 💋💚
Mampir
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: mkasih ya
total 1 replies
⧗⃟ᷢʷ𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊🦂🌻͜͡ᴀs
ibuk mampir yi. wahh beneran di rombak ya.. lebih seru yi
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa buk.. rombak total kmren 🤣
total 1 replies
𝔸ℝ𝕊
Abng mmpir dek
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: ehhh makasih bang 🤗
total 1 replies
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇
/Watermalon/
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇: sama-sama
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih dah mampjr
total 2 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
termasuk mereka itu pada pemberani sih
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Semangattt,,, weh mantep.. Kopi buat othor
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: 🤭🤣🤣haha emng ceplok
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Plokk🥴🥴
total 3 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
mampir kak
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih ya
total 1 replies
🍁Pipitz❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Waduh horor ya ini
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa 🤭🤭
total 1 replies
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Cuss semaangaat Etehh
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: /Joyful//Joyful/ perjuangan ternyata nulis ginian
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Laah, gundulll
total 3 replies
⧗⃟ᷢʷ мαкмιѕѕнαℓυ ˢ⍣⃟ₛ
ini baca harus nyantai, Mak simpan dulu dobrak buku ya.. soal nya mak suka novel yg bau" jurig
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: siap mak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!