NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali

Penerbangan kembali ke Jogja ditemani oleh Ryan tak buruk juga. Hanya saja pikiranku yang masih terbayang mimpi semalam menjadi pemicu perdebatan dalam diriku sendiri. Hati ingin bersamanya, tapi pikiranku bilang untuk menjauh saja. Mau menuruti salah satunya, tapi melukai yang lain. Entahlah sulit sekali mencintai diam-diam.

Ryan melihatku yang melamun. Aku sebenarnya memikirkan apa yang lebih baik? Dia dengan santainya mencolek lenganku. Aku menoleh dan melihat wajahnya. Bum... seperti bom meledak di kepalaku. Kok aku bisa-bisanya inget mimpi semalem. Wajahku menjadi merah seperti udang rebus. Buru-buru aku memalingkan wajah untuk menghindari tatapannya.

Ryan masih berusaha untuk mencuri perhatianku. Aku tak menggubris. Lengan Ryan merengkuh bahuku. Posisi miring dengan keseimbangan yang hilang sungguh tak nyaman. Dia dengan santainya memaksa kepalaku untuk menolehnya dengan tangan satunya. Sudah bisa ditebak, dia berhasil melakukannya. Wajah semerah ini dilihatnya. Dia terlihat menahan tawa.

Aku segera membebaskan diri kembali ke posisi semula. Ryan mulai cekikikan di sampingku. Telingaku dengan jelas menangkap suara itu. Ingin rasanya aku memukulnya, tapi takut dilihat orang lain. Aku mencubit keras pahanya yang tanpa pertahanan. Dia beralih dari tawa menjadi merintih kesakitan. Cubitan itu belum ku lepas. Terlihat Ryan ingin membalas, tapi menahan diri. Bagaimana bisa dia melukai orang yang disukai?

"Ria udah. Aku minta maaf. Habisnya mukamu lucu banget sih," katanya sambil menahan sakit.

Aku memelototinya. Dia bergidik ngeri.

"Ria kalau marah serem amat," batin Ryan.

Setelah memastikan dia tak akan berulah lagi, aku melepaskan cubitan itu. Ryan langsung mengelus tempat yang ku cubit. Dengan tampang memelas dia berkata, "Sakit. Minta tiup biar cepet sembuh!"

Tak habis-habisnya dia mencari masalah denganku. Aku kesal, tanpa sengaja memukul keras pahanya.

Plak!

Penumpang pesawat mendengar suara keras itu. Lebih memalukan lagi, adegan itu disaksikan dengan jelas oleh seorang pramugari. Dia terlihat kaget, tapi tetap tersenyum ramah melewati kursi kami.

"Pasangan muda jaman sekarang berantem mulu. Pantes aja banyak perceraian," batin pramugari.

Aku menunduk karena malu. Tangan Ryan mengelus kepalaku. Dia berbisik di telingaku, "Ga papa ada aku di sini."

Santai sekali dia mengatakan itu. Dia duluan yang masalah untukku. Aku hanya membela diriku sendiri, tapi malah bikin malu sendiri juga. Di seberang kami ada pasangan suami istri. Suami itu kebetulan di sebelah Ryan. Dia melihat perlakuan Ryan padaku dan memberikan dukungannya.

"Bagus Nak. Lanjutkan!" katanya sambil mengacungkan ibu jari.

Ryan menoleh dan menanggapi, "Iya Om. Biasanya pasangan muda suka berantem hal sepele."

"Cewek mah kaya gitu. Istri saya pas muda juga... "

Belum selesai pria itu bicara, istrinya langsung memotong pembicaraan.

"Pas muda juga apa Pa?" katanya sambil memberikan tatapan maut.

Suaminya langsung mengangkat tangan tanda menyerah.

"Mama ga gitu kok," katanya berbohong agar selamat.

"Oh, kalo gitu siapa itu yang ga pernah marah? Mantan Papa yang ke berapa?" katanya menaruh curiga.

"Bukan. Bukan mantan Papa kok. Mama juga pernah ngambek pas muda, tapi selalu Papa bujuk," kata suaminya dengan hati-hati.

Istrinya terlihat menerima perkataan suaminya. Dia pun tak lagi menganggu. Suaminya mengelus dada seolah terlepas dari bahaya. Ryan yang melihatnya tersenyum dengan menahan tawa. Dia membayangkan masa depan diantara aku dan dia. Aku mulai kesal dengan elusan di kepalaku. Aku menampik tangan Ryan dan memelototinya.

"Berhenti! Jangan elus-elus kepalaku terus!"

"Ah, maaf ya," kata Ryan yang tak sadar melakukan hal itu.

"Bagaimana dia bisa sadar? Dia saja dari tadi nonton adegan pasutri di samping," batinku.

...****************...

Tiba di tujuan, aku dan Ryan berlawanan arah. Namun, dia tetap bersikeras mau mengantarku pulang. Dia takut terjadi apa-apa denganku setelah perjamuan semalam.

"Aku anter," tawarnya sambil menyamai langkahku.

"Ga usah bisa pulang sendiri," tolakku sambil berlalu.

Ryan mengejarku dan dengan cepat menghentikanku. Lenganku dicekal dengan erat. Dia dengan serius mengatakan, "Bahaya tau. Kamu ga tau berapa banyak orang yang ngincer aku?"

"Aku ga peduli dan ga mau tau."

"Semalem kamu dansa sama aku. Aku takut mereka ngira hubungan kita bisa jadi kelemahanku. Jadi... "

"Cukup!" teriakku menghentikan kalimatnya.

Aku menatapnya tajam. Dia perlahan melepaskan tangannya dari lenganku. Dia mundur memberikan jarak kebebasan padaku. Aku mengabaikannya dan segera pergi. Ryan menatap punggungku yang semakin menjauh. Dia menelepon seseorang di seberang. Tak perlu menunggu lama telepon itu diangkat.

"Kamu masih di Jogja kan?" tanya Ryan kepada bawanya.

"Masih Tuan Muda," jawab bawahan.

"Ikuti cewek yang minta aku jemput sebelumya. Dia baru aja keluar dari bandara. Jaga dia baik-baik. Kalau udah sampai kabari aku!" perintahnya.

"Baik Tuan Muda."

Panggilan itu berakhir. Sopir yang pernah mengantarku ada di sekitar bandara. Awalnya dia berencana menjemput sang majikan, tapi dia malah mengikutiku yang pulang dengan bus.

...****************...

Hari menjelang siang, matahari makin terik, di dalam bus yang ku tumpangi penuh sesak. Sinar matahari yang melewati kaca bus terasa menyengat kulit. Riuh obrolan penumpang lain memenuhi bus ini. Di sampingku duduk seorang wanita paruh baya. Dia terlihat fokus dengan ponselnya. Karena merasa sedang diperhatikan dia menoleh ke arahku.

"Wah cantiknya," puji wanita itu.

"Makasih," jawabku malu-malu.

"Cantik udah ada pasangan belum?" tanyanya dengan antusias.

"Belum," jawabku jujur.

"Anak sulung saya laki-laki udah mapan kerjanya dan dah punya rumah. Kalau kamu mau saya bisa kasih kontaknya biar kalian bisa... "

"Maaf Bu, udah ada yang saya suka. Masih tahap awal-awal sih Bu, tapi dianya serius mau langsung ngajak nikah begitu lulus kuliah," kataku menyela.

"Pasti gantengan anak saya lho," kata si ibu tak menyerah untuk mendapatkan menantu.

Dia juga menunjukkan foto anak laki-laki itu padaku. Iya sih ganteng, tapi aku ga ada rasa. Aku memaksa senyum padanya. Masih terlihat jelas aura berapi-api ibu itu ingin terus membujukku. Ponselku yang kuharapkan jadi penyelamat saat ini dengan menunjukkan foto Ryan.

Ibu itu kaget karena Ryan memang lebih tampan dari anaknya. Merasa tidak terima, dia mencoba membandingkan penghasilan anaknya dengan Ryan.

"Anak saya gajinya gede lho. Buktinya nih udah punya rumah sama mobil," terang si ibu.

"Anu Bu. Dia kalau belanja pakai kartu tampa limit, " kataku sambil menunjuk foto Ryan.

Si ibu merasa kalah telak. Dia menjadi makin agresif.

"Hati-hati diselingkuhin lho Mbak. Sekalipun Mbaknya cantik, tapi pria kaya suka main di luar lho," katanya penuh sindiran.

Aku hanya menanggapi dengan senyum kecut. Ibu-ibu sekarang lagi pada masa cari-cari mantu kah? Begitu liat yang masih single langsung nawarin anaknya. Hais... sebenarnya aku juga ngalamin sih.

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!