NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 23

Sama hal dengan Mars, pagi ini Amara sudah menyiapkan sarapan untuk Amar dan dirinya. Ia pun sudah rapi dengan celana jeans panjang dan kaos pendeknya.

Melihat Amar sudah di meja, Amara ikut duduk untuk sarapan. Terlihat Amar begitu letih dengan mata yang seperti kurang tidur membuat Amara kasian. Pagi ini keduanya rukun dan tidak saling mengolok satu sama lain.

"Jangan lupa untuk segera pulang, setelah selesai." kata Amar memperingati Amara, ketika mereka sudah di depan halaman dan akan berpisah, sebab arah mereka akan berlawanan.

Amar akan berjalan ke arah kiri, sedangkan Amara akan berjalan kearah kanan menuju jalan raya, tempat pemberhentian busway.

"Ya." jawab Amara kemudian berlalu meninggalkan Amar, sedangkan Amar melihat saudara kembarnya agak jauh barulah ia melangkah membelakangi.

Tiba di pertigaan, Amara memilih jalan ke kanan tempat halte busway. Namun baru beberapa langkah ia maju, ponselnya berdering membuatnya berhenti dan mengambil ponselnya di dalam tas, kemudian mengangkat telpon, karena tertulis Mars sedang memanggil.

"Sayang, sepertinya kamu mengambil jalan yang salah pagi ini." ucap Mars dari sambungan telpon.

Amara berbalik badan melihat ke belakang dan ternyata tidak jauh dari pertigaan ada mobil mercy hitam milik Mars. Amara menyunggingkan senyum, tanpa menjawab ia mematikan ponselnya, kemudian berjalan kembali. Sebelum melewati pertigaan, Amara melihat ke sisi kiri jalan memastikan jika Amar sudah tidak ada di jalan yang di lewati tadi, setelah tidak ada barulah Amar berjalan cepat menuju mobil Mars, kemudian masuk.

"Selamat pagi sayang." ucap Mars membuat Amara tersipu, karena ini adalah kencan pertama bagi Amara. Ia tidak pernah sekalipun berpacaran sebelumnya.

"Selamat pagi." jawab Amara kemudian ia mau memasang sabuk pengaman, dan Mars ikut membantu, membuat Amara semakin merona, ketika wajah Mars begitu dekat dengan wajahnya.

Di sepanjang perjalanan Mars sering memandang wajah Amara, seakan ia tidak pernah bosan melihatnya, membuat Amara semakin malu.

Tiba di kampus Mars memarkirkan mobilnya teratur dan pada halaman tempat parkiran, padahal sebelumnya Mars memarkirkan mobilnya seenaknya saja, kadang di dekat kantin atau gerbang kampus.

Mars lebih dulu keluar, diikuti Amara yang keluar dari mobil. Mars memberikan satu tangannya agar di gandeng oleh Amara. Namun Amara justru memandangnya dalam waktu lama dan melihat ke sekeliling halaman, banyak sekali mahasiswa yang berjalan mengikuti kelas pagi.

"Apa kamu tidak ingin memberitahukan pada semua mahasiswi di kampus, jika aku sudah resmi menjadi milikmu." kata Mars memprovokasi.

Dan benar saja Amara pun mengaitkan jemarinya dengan jemari Mars degan perlahan, membuat mereka saling bergandengan.

"Mars, aku rasa semua orang sedang memperhatikan kita." kata Amara melihat sekeliling. Ada yang sedang berbisik bisik ada pula yang mengamati secara terbuka.

"Lambat laun mereka akan terbiasa dengan sendirinya, dan mereka akan tahu jika kita berpacaran." kata Mars santai, sedangkan Amara hanya tersenyum.

Sebuah pemandangan yang indah, sang casanova tampan, bergandengan dengan gadis cantik jelita. Tapi tidak bagi Clara yang lebih dulu datang di kampus, ia yang sedang duduk di kursi, meminum jus jeruk terlihat mulai menampakan wajah kesal. Dan Bara yang melihat kearah Clara, mengikuti pandangan mata Clara.

"Ho...hooooo. Selamat datang pasangan baru." sapa Bara begitu melihat Amara dan Mars mendekat ke arah kursinya, dan ikut duduk. Kali ini Amara ikut duduk bergabung dengan Clara dan Bara, sebelum mengikuti kelas pertamanya karena mereka datang lebih pagi dari biasanya.

Setelah berbincang santai Amara pun pamit akan naik ke lantai atas mengikuti jam pelajaran pertamanya di lantai atas.

"Aku kelas dulu, karena jam pertamaku di lantai dua." kata Amara pamit dn berdiri, di ikuti Mara yang ikut berdiri.

"Mars kau mau kemana?" tanya Bara karena jam pertama mereka di mulai pukul delapan. Dan juga kelas management berada di lantai bawah pagi ini.

"Tentu saja mengantar kekasihku." jawab Mars santai kemudian menggandeng kan tangannya pada Amara, membuat suasana hati Clara menjadi semakin buruk.

"Aku benar benar tidak menyangka, jika Mars bisa menjadi idiot seperti itu karena Amara." kata Clara melihat jijik Amara, karena mereka bergandengan sepanjang waktu.

" Itulah cinta, kita bisa menjadi gila jika dipikirkan." jawab Bara dengan pandangan kosong, seakan ia sedang mengeluarkan isi hatinya, yang akhir akhir ini semakin buruk, karena Clara semakin memperlihatkan kecemburuannya pada Amara.

"Aku rasa kamu juga sama dengan Mars. Idiot." jawab Clara dengan kesal kemudian pergi meninggalkan Bara yang mengerutkan dagunya dan memandang kepergian Clara dengan rasa kecewa.

"Aku idiot karena mu Clara." gumam Bara yang masih stay sendiri di kursi.

Setelah jam pulang, Mars menunggu di kursi lantai bawah tempat mereka berkumpul tadi. Begitu melihat Amara turun dari tangga, Mars berdiri dan mendekati kekasihnya. Mereka berjalan bersamaan dengan selalu bergandeng tangan meninggalkan kampus.

Satu minggu berlalu, pagi ini Mars tersenyum penuh arti ketika apa yang menjadi keinginan terwujud. Bagi Mars, tidak bertemu dengan Amara adalah suatu beban yang sangat menyiksa di hidupnya. Sehingga ia memutuskan untuk menghubungi pemilik gedung apartemen yang di tempati Amara dan membeli satu unit.

Dengan di bantu Bara, hari ini Mars akan pindah menempati apartemen barunya. Ia begitu tidak sabar menantikan waktu, ketika Amara mengetahui keberadaan dirinya di salah satu apartemen itu, karena Mars memang sengaja merahasiakan terlebih dahulu.

...****************...

"Hei brengsek.... Sedang apa kamu disini?? Bukankah aku sudah memperingati untuk menjauh dari kehidupan ku!!" kata Amar dengan suara keras.

Ketika Mars hendak pergi mengambil barang barang di mobil bukannya berjumpa dengan Amara, namun Mars justru bertemu dengan saudara kembarnya.

"Aku ?? Aku tinggal disini." jawab Mars santai.

"Tinggal disini??!" kata Amar bertanya pada dirinya sendiri.

"Jangan bilang kamu penghuni kamar nomor sepuluh." kata Amar dengan intonasi suara yang sudah turun.

" Ya itu aku." jawab Mars

"Katakan, sebenarnya apa maumu !!" ucap Amar mencengkeram kemeja Mars.

Jujur Amar semakin panas mendengar Mars tinggal satu apartemen dengan dia, Amar berpikir jika Mars pindah ke sana karena Rebbbeca.

"Mau ku, kamu turunkan tanganmu yang mengotori bajuku." jawab Mars masih dengan intonasi datar.

Ucapan Mars membuat Amar tersinggung dan justru mulai memukul wajah Mars.

"Brengsek...kamu."

Bugh.... Bugh.....

"Aw......... " pekik Amara, melihat kekasihnya di pukul saudara kembarnya.

Ibu Amara pun, yang memang sudah kembali dari desa, dua hari yang lalu. Ikut keluar, karena mendengar suara anaknya sedang bertengkar. Dan benar saja, ketika ia melihat Amar memukul Mars Ibu Amara segera berlari melerai karena Amara hanya berdiri sambil menutup mulutnya, ia ketakutan sambil menangis.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!