bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 34
Di tempat lain,Arnold sedang berjalan menelusuri bagian-bagian dari jalan itu,Arnold sudah berada di tempat itu selama dua hari,tapi orang yang di cari-cari belum ketemu juga.
Saat Arnold sedang serius mencari keberadaan orang yang di cari,tiba-tiba ada telpon masuk ke ponselnya.
"Ada apa..?" tanya Arnold pada bawahannya.
"Tuan,sebaiknya anda datang ke mari,ada petunjuk dari orang-orang di sini" kata sang bawahan.
"Kirimkan lokasi" kata Arnold pada bawahannya.
Arnold langsung buru-buru masuk kedalam mobilnya,dan langsung mengikuti lokasi yang sudah di kirimkan oleh bawahannya.
Sesampainya di tempat,Arnold langsung buru-buru keluar dari mobilnya,saat Arnold sudah bertemu dengan bawahannya,Arnold melihat ada beberapa orang sedang bersama dengan bawahannya.
"Bagaiman,apakah ada petunjuk" tanya Arnold pada sang bawahan.
"Langsung tanyakan saja pada mereka tuan" kata salah satu dari bawahan Arnold.
"Apakah kalian orang sini..?" tanya Arnold pada orang-orang itu.
"Benar,dan mungkin kamu mengenal orang yang anda cari" kata salah satu dari orang tersebut.
"Dia seorang pengacara,baru beberapa bulan membuka kantor dekat sini,coba langsung pergi kesana saja,ada tulisan pengacara olive di depan kantornya" kata seorang dari antara orang-orang itu.
"Baiklah,terima kasih atas infonya" kata Arnold merasa bersyukur atas petunjuk yang diberikan oleh orang-orang itu.
"Berikan mereka hadiah" kata Arnold pada bawahannya dan langsung buru-buru pergi dari sana.
Sedangkan di kantor,Olivia sedang mencari-cari barangnya di kantor.
"Dimana yah aku letakkan kemarin" kata Olivia pada dirinya sendiri sambil mencari barang yang dia cari.
"Apakah tertinggal dirumah yah" kata Olivia mengingat-ingat.
Setelah di ingat-ingat,ternyata barang yang di cari tertinggal di rumah,akhirnya Olivia meninggalkan kantornya dan langsung pulang kerumahnya untuk mengambil barang yang di butuhkan.
Setelah Olivia sampai di rumahnya,Olivia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mencari barang yang di butuhkan,saat Olivia melihat meja kerjanya,Olivia langsung merasa lega.
"Ternyata kamu disini,aku mencari mu kemana-mana" kata Olivia pada dirinya sendiri.
Olivia langsung buru-buru kembali lagi ke kantor,karena dia tidak mengunci kantornya.
Sedangkan Arnold,dia sudah sampai di tempat yang di beritahukan oleh orang-orang tadi.
Dia berdiri di depan sebuah bangunan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,di atas bangunan itu ada tulisan the lawyer olive , tempat itu sangat bersih dan rapi,semua tertata dengan baik.
Arnold mencoba mengetuk pintu,ternyata tidak ada orang yang menjawab,akhirnya Arnold memutuskan untuk masuk,karena memang pintu tidak di kunci.
Saat Arnold masuk,aroma khas langsung tercium di hidung Arnold,dia berjalan perlahan sambil memperhatikan seisi kantor tersebut.
Buku-buku berjejer dengan rapi di lemari,ada satu meja di dalam,saat Arnold mendekat ke meja tersebut,Arnold melihat gambar di meja itu.
Saat Arnold ingin mengambil bingkai Poto itu,tapi tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara seorang wanita.
"Anda siapa..?" tanya wanita itu.
Arnold mengurungkan niatnya untuk mengambil bingkai itu,dia buru-buru berbalik dan melihat siapa kira-kira wanita yang berbicara padanya.
Saat Arnold berbalik,dia melihat seorang wanita yang cantik dan elegan sedang berdiri menatapnya heran.
Arnold menatap agak lama wanita yang ada di depannya itu,story-story masa lalu langsung muncul di pikirannya,Olivia yang dia kenal dulu sudah sangat berubah,wanita ini tumbuh menjadi wanita cantik dan sangat elegan.
"Maaf karena masuk tanpa permisi" kata Arnold setelah tersadar dari lamunannya,hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Arnold,ingin rasanya dia berlari dan memeluk Olivia,tapi kakinya terasa berat untuk melangkah.
"Tidak apa-apa,tapi lain kali jangan langsung pergi ke meja saya,jika anda ada urusan,anda bisa menunggu di sana" kata Olivia sambil menunjuk ke arah sofa.
"Maaf,karena saya lancang" kata Arnold dan melangkah ke arah sofa yang ada di ruangan itu.
"Baiklah,kali ini saya maafkan,tapi bukan untuk kedua kalinya" kata Ananda sambil meletakkan berkas yang di ambil dari rumahnya tadi.
"Jadi,apa yang membuat anda datang ke tempat saya ini,kasus seperti apa yang ingin di tangani" kata Olivia langsung pada intinya,karena memang,setiap orang yang datang ke kantornya,pasti akan meminta dia yang akan menjadi pengacara mereka di pengadilan.
"Apakah anda tidak memberikan saya kesempatan untuk berbasa-basi..?" tanya Arnold pada Olivia.
"Kalau anda datang ke sini untuk menjadi teman berbasa-basi anda,sebaiknya tuan pergi mencari pengacara lain,karena saya tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal itu" kata Olivia sambil berdiri dari sofa.
"Nona olive sangat serius dalam semua hal,saya harap anda bisa lebih santai dalam menjalani hari-hari ini" kata Arnold memberi saran pada Olivia.
"Terima kasih atas perhatian anda,tapi saya tidak butuh,jika tidak ada yang ingin anda sampaikan,sebaiknya anda keluar,pintu terbuka sangat lebar" kata Olivia sambil membuka lebar-lebar pintu kantornya.
"Bagaimana kabarmu,apakah kau menjalani hari-harimu dengan bahagia" kata Arnold pada Olivia,setelah dia berjalan lebih dekat pada Olivia.
Saat Olivia mendengar pertanyaan dari pria di sebelahnya,Olivia langsung menatap pria di sebelahnya,terlihat jelas ketakutan dan kebingungan terpancar dari mata Olivia.
"Siapa kamu,siapa yang menyuruhmu" kata Olivia langsung merubah wajahnya dingin dan suara yang tegas.
"Aku tidak di suru oleh siapapun,apakah kau masih mengingatku Tasya" tanya Arnold pada wanita di depannya.
Dulu dimasa kecil,Arnold selalu menyebut nama Olivia sebagai Tasya,karena dia ingin memanggil nama Olivia beda dari yang lain,sehingga saat ada yang memanggil nama Olivia dengan Tasya,Olivia sudah tau bahwa itu adalah Arnold.
Olivia langsung membulatkan matanya lebar-lebar,matanya mulai berembun,tangannya gemetar,Olivia sangat terkejut mendengar perkataan pria di depannya itu.
"Apakah kau Arnold..?" tanya Olivia dengan mata berembun.
"Siapa lagi yang menyebut dirimu Tasya selain diriku" kata Arnold senang,ternyata wanita di depannya ini masih mengingat namannya.
"Apakah kau masih hidup..?"tanya Olivia bertanya.
"Menurutmu,tentu saja aku masih hidup,buktinya aku ada di sini sekarang" kata Arnold heran dengan pertanyaan Olivia.
Olivia langsung memeluk Arnold dengan erat,air mata yang sudah dia tahan dari tadi akhirnya lolos keluar dari kelopak matannya.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,jangan pernah bosan-bosan baca karya aku yah
Jangan lupa like,komen,dan subscribe yah guys😊
Happy reading All 💜