bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 33
Setelah memakan waktu yang cukup lama,akhirnya ananda dan kedua reporter itu pun sampai di kota,Ananda langsung pulang ke rumahnya,karena memang badannya sudah sangat lelah.
Yang ingin Ananda lakukan saat ini adalah rebahan di tempat tidurnya nya yang empuk,Tampa Ananda sadari media sedang di guncang hanya karena ulahnya.
Saat Ananda sampai di rumahnya,dia langsung masuk ke dalam kamarnya,saat ingin menyalakan lampu kamarnya,Ananda sangat terkejut.
"Apa yang kau lakukan disini" kata Ananda,karena Axel sedang duduk di meja kerjanya,sambil melihat-lihat isi dari lemari tersebut.
"Kau sudah datang.." tanya Axel santai sambil menatap Ananda.
"Jangan mengalihkan pertanyaan,apa yang kau lakukan di sini" tanya Ananda lagi.
"Kenapa kau tidak mendengarkan perkataan ku" tanya Axel pada Ananda.
"Maksudmu..?"tanya Ananda bingung.
"Kenapa kau bertindak gegabah"tanya Axel pada Ananda sambil berjalan mendekati Ananda.
"Apa yang aku lakukan,kurasa tidak ada sangkut pautnya dengan mu,jadi tolong keluar dari kamarku" kata Ananda sambil membuka pintu kamarnya.
"Aku tidak mau" kata Axel pada Ananda
"Baiklah,aku akan melaporkanmu,karena masuk ke dalam rumahku tanpa seijin diriku" kata Ananda langsung mengambil ponselnya.
"Coba saja" kata Axel membiarkan.
"Sebelum aku bertindak,tolong keluar dari kamarku" kata Ananda lagi dengan suara yang tegas.
"Dan jawabanku tetap tidak" kata Axel bersikeras.
"Dalam Article 133,membobol tempat tinggal seseorang tanpa izin,akan di kenakan sanksi,Baiklah aku akan menuruti keinginanmu." kata Ananda sambil mengotak-atik ponselnya.
"Laporkan saja" kata Axel tetap santai.
"Halo pak,saya dari kompleks xxxx,ingin melaporkan bahwa ada seorang penyusup datang kerumah saya,saya rasa dia orang mes...." kata Ananda tertahan,karena ponselnya sudah di rebut oleh Axel.
"Maaf pak,dia pacar saya,dia menyuruh saya untuk datang,karena dia ingin bermanja-manja dengan saya" kata Axel dan langsung mematikan ponselnya tanpa mendengar jawaban dari orang di seberang sana.
"Apakah kau sudah gila,siapa kau berani berkata seperti itu" kata Ananda terkejut plus kesal.
"Sebentar lagi kamu akan mendapat kabar dari kedua reporter itu,jadi bijaklah dalam mengambil tindakan" kata Axel santai sambil duduk di tempat tidur Ananda.
"Maksudmu" tanya Ananda bingung.
Axel tidak menjawab,tapi Dia langsung menunjukkan layar ponselnya pada Ananda.
"Halo"kata Axel menjawab sambil meletakkan ponselnya di meja dan membesarkan volume suaranya.
"Mereka sudah berada di tangan tuan Angga tuan" kata Samuel dari sebrang sana.
"Saya sudah mengirimkan potonya tuan" kata Samuel.
"Baiklah" kata Axel langsung mematikan ponselnya.
Axel menyerahkan ponselnya pada Ananda,awalnya Ananda ragu untuk mengambil,tapi Axel menyodorkan ponsel itu ke hadapan Ananda.
Saat Ananda melihat ponsel itu,tiba-tiba mata Ananda membulat,matanya merah dan mengeluarkan air mata,semua sendi-sendi pada tubuhnya terasa putus,bahkan kakinya pun tidak tahan lagi menopang tubuhnya.
Dan akhirnya ananda terduduk di lantai.
Bagaimana tidak terkejut,kedua reporter yang menemaninya tadi,sekarang seluruh tubuh mereka di lumuri oleh darah,bahkan wajah mereka tidak di kenali lagi.
Nanda tidak tau mereka masih hidup atau sudah mati,tapi yang pasti,Ananda tidak bisa menahan air matannya.
"Apakah kau sudah lihat,ini adalah ulah dari perbuatan mu" kata Axel menyalahkan Ananda.
Tiba-tiba rasa bersalah langsung menjalar di hati Ananda,Ananda menyesal karena telah melibatkan mereka dalam rencana ini,padahal baru tadi mereka berpisah,ternyata itu adalah perpisahan terakhir mereka,Ananda tidak akan melihat mereka berdua lagi untuk selamanya.
Air tidak berhenti terus keluar dari pelupuk mata Ananda,tidak ada kata yang bisa Ananda katakan.
"Lihat ini" kata Axel langsung menyerahkan ponselnya lagi.
Saat melihat itu,Ananda langsung pucat pasi,serasa jiwa Ananda terasa tidak bersama tubuhnya lagi,mungkin ini adalah kali pertama bagi Ananda melihat kejadian seperti ini.
Kedua reporter itu langsung di masukkan dalam kandang singa,dan singa yang berada di dalam kandang,langsung menerkam kedua tubuh reporter tersebut tanpa sisa.
Ananda sangat gemetar,tubuhnya dingin dan sangat pucat,keringat terus keluar dari pelipisnya,dan pada akhirnya ananda pingsan di tempat.
Saat melihat itu,Axel buru-buru mengangkat tubuh Ananda ke tempat tidur,dan langsung mengompres tubuh Ananda.
Sebenarnya Axel ingin menyuruh dokter yang mengobati Ananda,tapi dokter pribadi nya pasti tidak akan bisa datang cepat,karena jarak dari rumah Axel ke rumah Ananda sangat jauh,padahal Ananda sangat butuh pertolongan sekarang.
Sehingga mau tidak mau Axel langsung mengambil kompres dan langsung mengompres tubuh Ananda dan menyelimuti badannya.
Sedangkan di sebuah ruangan yang minim pencahayaan dan lembab serta aroma amis yang sangat menyeruak kemana-mana.
Mungkin kalau orang yang jarang mencium darah,mungkin mereka tidak akan sanggup masuk ke dalam ruangan itu,tapi,karena semua orang-orang yang berada di tempat itu sudah terbiasa mencium aromanya,sehingga mereka sudah merasa biasa saja
"Mereka sudah kami bereskan tuan" kata seorang pria menelpon seseorang,yang mungkin bisa di pastikan itu adalah atasannya.
"Bagus,jangan biarkan lokasinya bocor kemana-mana" kata pria di sebrang telpon pada bawahannya.
"Baik tuan,akan kami akan memperketat pengawasan" kata pria tersebut.
Sedangkan di sebuah ruangan,seorang pria sedang mengisap rokoknya dengan santai,dia menatap bangunan tinggi yang ada di pusat kota.
"Aku peringatkan padamu,jangan sampai wanita itu membuat ulah lagi,kalau tidak kau akan tau akibatnya" kata pria itu pada seseorang melalui telpon.
"Jangan mengancam ku,aku bukan tipe orang yang suka di ancam" kata Axel pada pria di sebrang sana.
"Baiklah" kata pria itu patuh.
Sedangkan di kamar Ananda,setelah hampir satu jam menunggu,akhirnya ananda mulai menunjukkan pergerakan-pergerakan.
"Ah,kepalaku sangat sakit" kata Ananda memegang kepalanya.
"Apa kau sudah sadar..?"tanya Axel pada Ananda.
"Kenapa kau ada di sini" tanya Ananda lemas.
"Apa kepalamu sakit,apa perlu kita ke rumah sakit,atau dokter saja yang aku suruh datang ke sini" kata Axel cemas.
"Tidak perlu,aku sudah baikan" kata Ananda dengan suara serak.
Ananda menatap wajah Axel lama.
"Kenapa kau menatapku seperti itu" tanya Axel sambil memperbaiki selimut Ananda.
Ananda langsung mengubah posisinya dari tiduran ke posisi duduk.
"Apakah kepalamu tidak sakit jika duduk seperti ini" tanya Axel cemas.
"Apakah semua itu ulahmu...?" tanya Ananda.
Saat mendengar pertanyaan dari mulut Ananda,Axel langsung mengerti arah pembicaraan Ananda.
"Menurutmu" Tanya Axel malah balik nanya.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys,jangan pernah bosan baca karya aku yah.
Jangan lupa like,komen dan subscribe yah guys.😊
Happy reading All 💜