NovelToon NovelToon
Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta pada Pandangan Pertama / Fantasi Wanita / Reinkarnasi
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yun Sia, gadis yatim piatu di kota modern, hidup mandiri sebagai juru masak sekaligus penyanyi di sebuah kafe. Hidupnya keras, tapi ia selalu ceria, ceplas-ceplos, dan sedikit barbar. Namun suatu malam, kehidupannya berakhir konyol: ia terpeleset oleh kulit pisang di belakang dapur.
Alih-alih menuju akhirat, ia justru terbangun di dunia fantasi kuno—di tubuh seorang gadis muda yang bernama Yun Sia juga. Gadis itu adalah putri kedua Kekaisaran Long yang dibuang sejak bayi dan dianggap telah meninggal. Identitas agung itu tidak ia ketahui; ia hanya merasa dirinya rakyat biasa yang hidup sebatang kara.
Dalam perjalanan mencari makan, Yun Sia tanpa sengaja menolong seorang pemuda yang ternyata adalah Kaisar Muda dari Kekaisaran Wang, terkenal dingin, tak berperasaan, dan membenci sentuhan. Namun sikap barbar, jujur, dan polos Yun Sia justru membuat sang Kaisar jatuh cinta dan bertekad mengejar gadis yang bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Ketika mereka berjalan lebih jauh, tiba-tiba suara raungan terdengar.

GRAAAUUU!

Yun Sia membeku.

A-yang memasang posisi bertarung.

Seekor serigala besar keluar dari balik pohon. Bulu abu, mata merah, gigi tajam. Ukurannya dua kali manusia.

“Eh… itu anjing ya?” tanya Yun Sia dengan polosnya

“SERIGALA!” Pengawal Liyan panik

“Besar amat…” gumam Yun Sia.

Serigala itu menggeram. A-yang maju, tapi Yun Sia menahan lengan bajunya.

“Biar aku dulu.” ujar Yun Sia

A-yang menoleh cepat, “Jangan bodoh.”

“Tenang. Aku jago negosiasi.” ujar Yun Sia

Pengawal Liyan hampir pingsan."Negosiasi dengan serigala?! dia pikir itu pedagang pasar?!"

Yun Sia melangkah maju.

Serigala bersiap menerjang.

A-yang menahan napas.

Namun…

“Sini! sini! sini!” Yun Sia menggoyang ikan panggang kering yang tersisa dari kemarin.

Serigala langsung berhenti.

“…”

A-yang: “…”

Pengawal Liyan: “…”

Serigala itu menatap ikan.

Menatap Yun Sia.

Menatap ikan lagi.

Lalu… duduk.

“Bagus!” Yun Sia melempar ikan sedikit jauh.

Serigala itu mengejar.

Kemudian menghilang ke semak-semak.

Sunyi.

Yun Sia menepuk tangan.“Beres.”

A-yang memandang Yun Sia dengan ekspresi seperti baru melihat alien.“…Kau… menjinakkan serigala?”

“Hehe, aku cuma kasih makan.” jawab Yun Sia dengan tawa konyolnya

A-yang tak bisa menyangkal jika itu… luar biasa. Bahkan para prajurit terlatih pun sulit berhadapan dengan binatang buas itu.

Namun gadis ini…Ia hanya menghibur serigala seperti memanggil kucing tetangga.

----

Setelah kejadian itu, mereka menemukan sebuah gubuk tua di pinggir hutan. Mungil, usang, tapi masih bisa ditinggali jika dibersihkan.

Yun Sia bersorak.“Ini rumahku sekarang!!”

A-yang mengangkat alis.“Rumah?”

“Iya! Asal ada atap dan lantai nggak bolong, udah bagus!” jawab Yun Sia

A-yang menatapnya lama.“…Standarmu sangat rendah.”

“Yang penting hemat!”ujar Yun Sia, lalu Gadis itu langsung sibuk membersihkan gubuk.

Mengangkat kursi.

Mengelap meja.

Menyapu debu.

Semua dilakukan dengan energi berlebihan.

A-yang memperhatikan, gerakan gadis itu cepat tidak anggun sama sekali. Tapi entah kenapa… A-yang tidak berhenti menatapnya.

Ada sesuatu yang… menyegarkan.

Tidak pura-pura.

Tidak penuh aturan.

Tidak takut padanya.

Pengawal Liyan hanya bisa memegangi kepalanya.“Tuan… Anda tidak seharusnya membantu gadis biasa—”

A-yang mengambil sapu dari pojok.“Aku akan membantu.”

Pengawal Liyan hampir roboh. "Tidak… ini bukan tuanku yang biasanya…"

----

Setelah satu jam, gubuk itu sudah tampak seperti rumah kecil hangat.

Yun Sia duduk di lantai sambil menepuk d**danya bangga. “Bagus! A-yang, ayo lihat! Bersih kan?”

A-yang menatap sekeliling. Jujur saja… ia terkesan.“…Lumayan.”

“Lumayan? Ini kan sudah bagus banget! Kamu tuh susah pu—” ujar Yun Sia terputus karena suara perutnya yang lapar

GROOORR

Perut Yun Sia kembali berbunyi keras.

A-yang memandangnya dengan mata sempit. “Kau lapar lagi?”

“Eh, aku kan tumbuh besar. Harus makan banyak.” ujar Yun Sia

Pengawal berbisik ke A-yang. “Tuan, gadis ini… lucu.”

Ling menyipitkan mata.“Kau bilang apa?”

“T-t-t-t-t-tidak ada!”

Namun sebelum mereka pergi mencari makanan, Yun Sia mendadak pusing. Ia memegangi kepala.“Aduh… apa ini…”

Ingatan asing muncul lagi, wajah seorang wanita cantik yang menangis.

Suara lembut memanggil, “Sia’er…”

Istana besar.

Lilin-lilin emas.

Dan seorang pria berwajah garang yang duduk di singgasana.

Semua menghilang cepat. Yun Sia berkedip. “ingatan ini mengganggu ku, sakit sekali"

A-yang menatap perubahan ekspresi Yun Sia.“Kau mengingat sesuatu?”

“Sedikit. Tapi aku nggak peduli sekarang. Yang penting… aku harus survive.” jawab Yun Sia lalu Ia tersenyum lagi.

A-yang terdiam. Senyuman itu terlalu jujur. Terlalu murni.

Dan untuk pertama kalinya, Ling mengakui pada dirinya, "Aku… ingin melindungi gadis ini."

Bukan karena wajah Yun Sia yang cantik. Tapi karena…

Gadis ini membuatnya merasakan hal yang tidak pernah ia rasakan

----

Ketika mereka keluar dari gubuk, Yun Sia berseru. “Oke! Rencana hari ini:, cari makanan, cari kayu bakar, lalu cari tempat buat latihan.”

“Latihan?” A-yang mengangkat alis.

“Ya! Tubuh ini lemah banget. Aku harus olahraga!” jawab Yun Sia cepat

A-yang memandang tubuh mungil Yun Sia dari atas sampai bawah. “…Kau tidak terlihat seperti orang yang bisa bertarung.”

Yun Sia menunjuk dirinya sendiri. “Aku punya jiwa petarung!”

“Jiwamu tidak akan membantu ketika tubuhmu ambruk,” jawab A-yang datar.

“Eh, jadi kamu meremehkan aku?” tanya Yun Sia kesal

“Tidak. Aku hanya jujur.” jawab A-yang

“Hah?!”

Pengawal buru-buru mundur menjauh, karena ia tahu… ledakan akan terjadi.

Yun Sia mengajak mereka ke sebuah lapangan kecil. “Aku mau belajar bela diri dasar. Kamu kan pria, pasti bisa sedikit-sedikit, kan?”

A-yang: “…”

A-yang tidak tahu apakah harus jujur bahwa dia telah dilatih oleh ahli terbaik negara sejak bayi.

Namun ia berkata pendek, “Aku… bisa.”

“Bagus! Ajari aku!” ujar Yun Sia

A-yang menatap kedua mata Yun Sia, “Kau pasti tidak akan kuat.”

“Ajarin dulu!!!” ujar Yun Sia cepat

A-yang mendesah tipis.

Ia kemudian berdiri di belakang Yun Sia, memegang lengannya, memperbaiki posisi.

Begitu jarinya menyentuh kulit Yun Sia…

Ia terdiam.

Ia tidak suka disentuh.

Tidak pernah.

Namun menyentuh gadis ini…

Tidak ada rasa jijik.

Tidak ada rasa terancam.

Hanya…

Perasaan aneh di dadanya.

Yun Sia menoleh. "Ayang? Kamu kenapa bengong?”

A-yang tersentak. “Tidak apa-apa, tapi jangan panggil aku begitu”

"Loh kenapa kan namamu Ayang?" tanya Yun Sia heran

"Tidak, itu berbeda" jawab A-yang

"Ais ribet banget kamu ini sama saja itu Ayang, ayo kita mulai Ayang" ujar Yun Sia tanpa melihat wajah A-yang yang sedikit merona sedangkan Pengawal Liyan di samping memegangi kepala.

"Tuan… Anda memegang tangan gadis itu… dan tidak marah… Wajah anda memerah. Ya ampun"

Setelah mengajarinya gerakan dasar, Yun Sia mencoba menendang.

BRAKK!

Ia jatuh sendiri.

A-yang menatap langit.“…Aku sudah bilang.”

“Diam! Ini baru pemanasan!”Ia mencoba lagi.

Jatuh lagi.

A-yang menghela napas panjang yang sangat sabar.“Aku belum pernah melihat seseorang… selemah ini.”

Yun Sia menatapnya tajam, “…Baiklah Ayang, ini perang. Suatu hari aku akan jadi kuat dan kamu harus minta maaf!”

A-yang memandangnya. “Baik.”Ia tersenyum kecil.

Senyuman yang sangat jarang muncul.Yun Sia menegang. “…Eh. Kamu… senyum?”

A-yang membeku.“Aku tidak—”

“Kamu senyum!! Aku lihat!!” seru Yun Sia

“Diam.” ujar A-yang

“LOL kamu pasti malu—” ujar Yun Sia sembari mengerling

A-yang menepuk kepala Yun Sia.“Hush.”

Dan Yun Sia langsung mematung.“…Kamu… mukul kepalaku…”

“Tepuk. Bukan pukul.” jawab A-yang

“Tetap aja!” ujar Yun Sia

A-yang memalingkan wajah.

Namun kedua ujung bibirnya terangkat.

Hari itu… adalah hari pertama mereka hidup bersama

Gadis modern barbar dengan mulut ceplas-ceplos yang tidak tahu pasti identitas aslinya sebagai putri kerajaan…

Dan Kaisar muda yang dingin, kejam, namun perlahan meleleh karena gadis itu.

Keduanya belum tahu… Bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

Bersambung

1
kaylla salsabella
wah rusa kecil seperti nya ada penghuninya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduh🤣/Facepalm/ merah lagi dah tuh pipi ayang/Facepalm/
Ilfa Yarni
siapakah selir Xu ini sebenarnya dan ada hubungankah dgn selir yg membunuh yunsia waktu bayi
Cindy
lanjut kak
Maria Lina
gkpp thor tpi bsk doule"ya🫠
kaylla salsabella
pinter Yun sia
MataPanda?_
terus semangat kak semakin seru 😁
Ilfa Yarni
yunsia ga pernah skolah tp otaknya dan hatinya tau klo bahaya sedang mengintai mknya dia ga mau berjauhan dgn ayang
Ilfa Yarni
ternyata Yun dia sangat pinter dia tau orang yg ingin berbuat jahat
Cindy
lanjut kak
Ayy°{>Anesstasya}~🤍
kok belum up thorrr
kaylla salsabella
kenapa ayang gak peka ya klu ada yang ngawasin
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
ini selir satu bikin masalah mulu, kalau ketangkap semoga dihukum mati aja/Panic//Panic/
Lala Kusumah
duh jangan sampai terjadi apa-apa sama Yun Sia ya 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
itu selir yang sudah tersingkir kan, cepat tangkap dia dan hukum....
Ilfa Yarni
aku harap rencanamu gagal ya Tuhan lindungi yunsia
Cindy
lanjut kak
Maria Lina
oi dsr jalang gk sadar diri ud membunuh mau di bunuh lgi.gk akn bisa lo kn ada ayang hehe lanjut thor
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
siapa ya kira-kira yang memata-matai itu? apakah Lady Shin? 🤔
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
oke kak... selesaikanlah dulu pekerjaannya hingga tuntas... semangat ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!