NovelToon NovelToon
Syakila: Sandiwara Cinta

Syakila: Sandiwara Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Ibu Tiri / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Hidup Syakila hancur ketika orangtua angkatnya memaksa dia untuk mengakui anak haram yang dilahirkan oleh kakak angkatnya sebagai anaknya. Syakila juga dipaksa mengakui bahwa dia hamil di luar nikah dengan seorang pria liar karena mabuk. Detik itu juga, Syakila menjadi sasaran bully-an semua penduduk kota. Pendidikan dan pekerjaan bahkan harus hilang karena dianggap mencoreng nama baik instansi pendidikan maupun restoran tempatnya bekerja. Saat semua orang memandang jijik pada Syakila, tiba-tiba, Dewa datang sebagai penyelamat. Dia bersikeras menikahi Syakila hanya demi membalas dendam pada Nania, kakak angkat Syakila yang merupakan mantan pacarnya. Sejak menikah, Syakila tak pernah diperlakukan dengan baik. Hingga suatu hari, Syakila akhirnya menyadari jika pernikahan mereka hanya pernikahan palsu. Syakila hanya alat bagi Dewa untuk membuat Nania kembali. Ketika cinta Dewa dan Nania bersatu lagi, Syakila memutuskan untuk pergi dengan cara yang tak pernah Dewa sangka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dewa, aku lelah.

Beberapa hari kemudian, Nania memaksa Dewa untuk membawanya berlibur ke vila yang terletak di pinggir laut. Nania tak mau mengerti meski Dewa mengatakan jika untuk saat ini, dia tak bisa kemana-mana. Pekerjaan mengharuskan dia untuk tetap berada di kantor.

"Aku tidak mau tahu. Pokoknya, aku mau berlibur ke vila dekat laut," ucap Nania keras kepala.

"Tapi, Nania..."

"Hanya tiga hari saja, Dewa. Tidak bisakah kamu menemaniku untuk berlibur tiga hari saja?"

Dewa diam. Tingkah Nania semakin hari semakin membuatnya jadi repot. Nania terlalu egois dan bertingkah seperti anak-anak.

"Katanya, kamu sangat mencintai ku. Tapi, baru meminta ditemani berlibur saja, kamu sudah tidak mau."

Mata indah Nania sudah berkaca-kaca. Dua kali berkedip, air matanya sudah turun deras seperti hujan.

"Baiklah. Kita akan berlibur ke sana," ujar Dewa mengalah.

Air mata Nania adalah kelemahannya. Dia tak bisa melihat perempuan itu menangis.

"Aku ingin Syakila juga ikut. Dia masih harus merawat aku dengan baik," lanjut Nania.

"Tidak mungkin kita membawa Andrew ke sana, Nania. Cuaca di sekitar pantai sedang tidak baik-baik saja. Akhir-akhir ini sering terjadi badai."

"Andrew bisa kita titipkan pada orangtua ku dulu," lanjut Nania.

Dewa berpikir sejenak lalu mengangguk setuju. Lagipula, akhir-akhir ini, Syakila bersikap sangat baik. Dia menjaga Nania dengan tekun dan penuh perhatian. Semua yang Nania minta, selalu dilakukan. Bahkan, untuk hal yang menyebalkan sekalipun.

Untuk semua yang sudah Syakila lakukan demi dirinya dan Nania, bukankah perempuan itu memang layak untuk dibawa berlibur juga?

"Baiklah. Aku setuju. Besok pagi, kita akan langsung berangkat."

***

Saat Dewa memberi tahu bahwa mereka akan berlibur ke vila dekat laut, Syakila langsung mengangguk setuju. Semua barang-barangnya sudah ia rapikan sejak dua hari yang lalu.

Dan, sekarang waktunya untuk pergi. Benar-benar pergi.

"Andrew bagaimana? Sudah kamu antarkan ke rumah Ayah dan Ibu?" tanya Nania, sekembalinya Syakila dari luar.

"Sudah," jawab Syakila.

"Bagus," angguk Nania tersenyum. Dia tak curiga sama sekali. Padahal, jika Nania bisa peka sedikit saja, seharusnya ia tahu bahwa ada yang berbeda dari ekspresi wajah Syakila saat ini.

"Waktunya berangkat. Cepat angkat koper-koper itu ke bagasi!" titah Nania kemudian.

Hanya berlibur tiga hari dan Nania sampai membawa dua koper besar. Sementara, Syakila sendiri hanya membawa satu koper berukuran sedang. Semua yang ada didalam koper itu adalah pakaian serta barang-barang yang dia miliki. Tidak ada yang Syakila sisakan didalam lemari.

"Berikan koper-koper Nania padaku. Kamu bawa ini saja," ujar Dewa yang tiba-tiba datang dan langsung mengambil alih dua koper besar milik Nania dari tangan Syakila.

Sementara, koper kecil miliknya malah ia oper pada Syakila.

Syakila menerima koper itu dalam diam. Kemudian, dia mengikuti langkah Dewa menuju ke luar rumah.

"Akhir-akhir ini kamu sangat pendiam. Apa yang terjadi?" tanya Dewa.

"Tidak ada," jawab Syakila. "Aku hanya ingin diam saja."

"Syakila, aku tahu kalau Nania sudah banyak merepotkan kamu. Nanti, sepulang kita berlibur, aku pasti akan menebus semuanya padamu. Aku akan membelikan kamu hadiah yang sangat bagus."

"Sayangnya, kita sudah tidak punya waktu lagi, Kak Dewa," gumam Syakila dengan tatapan kosong.

Langkah Dewa tiba-tiba berhenti. Reflek, Syakila yang berjalan dibelakangnya langsung menabrak punggungnya.

"Kamu bilang apa?" tanya Dewa seraya berbalik menatap wajah perempuan itu.

Syakila menatap Dewa agak lama. Tak lama kemudian, dia menggeleng pelan sambil tersenyum manis. "Tidak ada. Kamu mungkin salah dengar."

Salah dengar? Mungkinkah?

Masih ingin bertanya, namun Syakila sudah pergi lebih dulu.

*

*

*

Sepanjang perjalanan, firasat Dewa terus merasa tidak enak. Jantungnya terus terasa sakit. Entah, karena apa.

"Dewa, ada apa?" tanya Nania yang duduk disamping Dewa yang sedang mengemudi.

"Tidak apa-apa," jawab Dewa berbohong. Dia melirik ke arah spion untuk melihat apa Syakila mencemaskannya juga atau tidak.

Sayangnya, ternyata Syakila hanya menatap ke luar jendela dengan tatapan yang terlihat kosong. Seolah-olah, perempuan itu terpisah jauh dari dirinya dan juga Nania.

Sampai di vila pun, Syakila langsung masuk dan beristirahat didalam kamar. Ia tidur seharian. Sementara, Dewa menemani Nania ke pantai, makan-makan di restoran, serta menikmati pemandangan sore di pinggir tebing, tepat dibelakang vila yang mereka tempati.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan di pintu membuat istirahat Syakila terganggu. Mau tak mau, perempuan itu terbangun dan segera membukanya.

"Ada apa?" tanya Syakila.

"Aku dan Nania sedang membuat pesta barbeque di halaman belakang. Beberapa teman yang baru kami kenal juga akan datang. Jadi, aku harap kamu juga bisa ikut bergabung."

"Aku sedang sakit kepala," balas Syakila sambil berusaha menutup pintu.

"Ada obat di dalam kamarku," kata Dewa sambil menahan pintu tersebut agar tak tertutup. "Akan aku ambilkan. Kalau kamu tidak ada, nanti Nania akan kesulitan. Dia tidak bisa memanggang semua barbeque itu sendirian."

Ah, jadi... Syakila hanya diundang ke pesta sebagai pembantu Nania lagi? Hampir saja, dia salah paham jika Dewa mengundangnya karena merasa Syakila penting. Rupanya, laki-laki itu tetap tidak berubah.

Prioritasnya selalu Nania.

"Baiklah! Aku akan segera ke sana."

Setelah minum obat, Syakila langsung bergabung di pesta. Saat Nania dan Dewa sedang asyik bercengkrama dengan teman-teman baru mereka, Syakila justru sedang sibuk sendiri memanggang barbekyu untuk semua orang.

"Hei, apa perlu aku bantu?" tanya seorang pria kepada Syakila.

"Tidak perlu," ujar Nania mewakili. "Dia pembantu kami. Wajar, jika dia melakukan semuanya sendiri."

Pria itu pun mengangguk lalu pergi meninggalkan Syakila. Sementara, Nania disampingnya tampak menyeringai senang.

"Bagaimana rasanya jadi pembantu? Apakah menyenangkan?" tanya Nania. "Kamu lihat sendiri, kan? Pada akhirnya, Dewa akan terus memilih aku daripada kamu. Memangnya, kamu siapa, ha? Hanya perempuan yatim piatu yang ditakdirkan menjadi anjing untuk mengibaskan ekor ke arahku."

Syakila tak menjawab. Dia fokus pada pekerjaannya yang tidak selesai-selesai.

"Aku sedang bicara denganmu!" kata Nania sambil mendorong Syakila hingga terhuyung ke depan. Kedua tangannya reflek memegang besi panggangan untuk menopang tubuhnya.

Hingga akhirnya, rasa perih dan panas langsung menyergap kedua telapak tangannya.

Antara lelah dan muak, Syakila akhirnya membalas Nania. Dia mendorong Nania tak kalah kuat hingga jatuh ke tanah.

"Aw! Sakit, Syakila. Kenapa kamu tega mendorongku?" tanya Nania dengan suara keras.

Atensi semua orang langsung tertuju pada mereka. Dewa segera mendekat untuk memeriksa luka Nania. Tak ada yang serius. Hanya sedikit lecet pada telapak tangan kirinya.

"Syakila, apa yang kamu lakukan?" tanya Dewa penuh amarah.

"Dewa, Syakila bilang... Aku tidak pantas berdiri disamping kamu. Dia menuduhku merebut kamu darinya. Dia bilang, aku perempuan j@lang yang tidak tahu diri."

"Apa benar begitu, Syakila?" tanya Dewa.

"Ya, itu benar," jawab Syakila. Waktunya menyalakan api pada bensin yang sudah disiram lebih dulu oleh Nania.

Pengakuan Syakila membuat Dewa terkejut. Dia tak menyangka, Syakila akan mengakui kesalahan ini. Biasanya, Syakila selalu menyangkal, kan?

"Minta maaf pada Nania!" titah Dewa.

"Aku tidak mau," tolak Syakila sambil tersenyum menyebalkan.

"Syakila... jangan menguji kesabaran ku!" peringat Dewa.

"Aku tidak merasa melakukan kesalahan. Jadi, untuk apa aku harus meminta maaf?"

"Syakila, apa kamu mau kena hukum?"

"Dewa, kalau Syakila tidak mau meminta maaf, tidak apa-apa," celetuk Nania.

"Dia harus tetap meminta maaf!"

"Syakila punya harga diri yang tinggi. Jadi, dia tidak mungkin akan meminta maaf," ucap Nania dengan tampang memelas. "Bagaimana kalau kita memintanya untuk meminta maaf dengan cara lain saja?"

"Maksudmu bagaimana?" tanya Dewa.

"Kalau Syakila mau memberikan kalungnya padaku, aku akan memaafkan dia" jawab Nania.

Syakila reflek memegang kalungnya. Dia menggeleng cepat. Sebelum dia sempat bereaksi, Dewa sudah menarik paksa kalung itu hingga terlepas.

"Tidak, kembalikan kalungku!" pinta Syakila.

Namun, Dewa tak menggubrisnya sedikit pun. Pria itu memberikan kalung Syakila pada Nania.

"Ini hanya sebuah kalung. Nanti, akan aku belikan yang baru jika kamu mau," ucap Dewa.

Plak! Syakila langsung menampar Dewa dengan kencang.

"Tidak. Aku tidak mau kalung yang lain. Aku hanya mau kalungku," ujar Syakila penuh penekanan.

Syakila merangsek maju. Dia berusaha merebut kalung miliknya dari tangan Nania. Momen itu, Nania manfaatkan untuk melempar kalung milik Syakila ke bawah tebing.

Kalung itu akhirnya tenggelam di air laut dengan arus yang deras dibawah sana.

"Tidak. Kalungku," teriak Syakila.

Dia berlari ke arah pembatas. Menangis tersedu-sedu sambil menatap ke bawah.

"Maaf, Syakila. Tadi, tanganku licin sekali. Aku tidak sengaja melemparnya ke bawah. sungguh!" ujar Nania berkilah.

Syakila mengusap air matanya. Dia menghampiri Nania lalu menampar perempuan itu bolak-balik.

"Apa yang kamu lakukan?" hardik Dewa sambil mendorong Syakila hingga menabrak pembatas.

"Itu hanya sebuah kalung. Apa kamu harus melakukan hal berlebihan seperti ini, Syakila? Kalau kamu mau, aku bisa membelikan sepuluh kalung safir seperti itu untukmu. Tidak perlu menyakiti Nania segala. Apa kamu mengerti?"

"Kalung itu peninggalan orangtua kandungku, Dewa!" teriak Syakila.

Dewa terdiam. Dia sama sekali tidak tahu jika ternyata kalung itu adalah kalung peninggalan orangtua Syakila.

"A-apa?"

"Kamu boleh membelanya. Tapi, kamu tidak boleh terus-terusan buta, Dewa! Jelas-jelas, dia sengaja."

"Aku tidak..."

"Dewa, aku lelah. Sikap pilih kasihmu membuat aku menyerah. Dewa, selamat tinggal!"

"Apa maksud..."

Degh.

Dewa membeku ditempat saat Syakila tiba-tiba memanjat dan akhirnya melompat dari pagar pembatas tebing.

"Ada yang bunuh diri!" teriak salah seorang wanita.

Suasana pesta langsung berubah menjadi kacau. Telinga Dewa berdenging hebat. Tungkainya mendadak terasa sangat lemas.

"Dewa, kamu kenapa?" tanya Nania panik saat tubuh Dewa tiba-tiba limbung.

1
Ma Em
Semoga kebenaran tentang Syakila terungkap bahwa yg jahat sebenarnya bkn Syakila tapi Nania dan kedua orang tuanya yg selalu menyiksa Syakila .
Vie
ih..... ternyata seru juga ceritanya.... awal2 aku agak kesel karena syakila cuman diam menerima saja, tapi setelah kesini2 udah mulai berani membalas.... aku suka ceritanya kalau seorang wanita itu kuat dan juga berani, gak menye2.... 👍👍👍👍👍👍👍👍
Vie
hati2 jantung mu dewa setelah kamu tau semua kebenaranya.... jangan sampai kamu mati karena dapat serangan jantung lagi, apalagi ini adalah suatu kenyataan yang begitu besar dalam hidup kamu.... 🤭🤭🤭🤭🤭
Vie
kamu memang benar2 sangat bodoh seperti apa yang pernah syakila ucapkan..... 👍👍👍👍👍
shenina
semoga dewa kena stroke saat tau semua kebenaran nya 🤣
khady
mana mungkin dewa mau menyelidiki semua tentang Naina, kan Naina cinta matinya dewa menurut Thor nya, makax dewa dan Naina dicerita ini selalu kuasa syakila lah yg harus salah dan menderita, pada waktu nya semua freet
Ariany Sudjana
dewa dewa kamu bodoh, percaya sekali sama jalang murahan Nania 🤣🤣🤭🤭
partini
semoga aja pancing dan pakan nya bagus biar dapat ikan ,kalau ga ya dewa TERBEGE
Suhainah Haris
kalau mau di anggap istimewa ya istimewa kan dulu orang lain ada timbal balik,kalau hanya salah satu itu namanya egois Dewa,
partini
sehhhh kena serangan jantung
lah
khady
semoga NT dewa klu nyampe rumah Naina, pas depan pintu atau kamar nya Naina atau ortunya Naina dewa mendengar semua apa yg mereka Naina dan ortunya bicarakan didlm kamar, biar dewa tambah menyesal, ini malah cerita Naina aj yg muluskan liciknya dan dewa masih aj dibuat percaya sama Naina aduuuhhh😇😇
shenina
haleeehhh dasar dewa tolol.. justru kebalikan si jalang murahan nania adlh titisan ular betina yg sangat licik, belum tau aja kau dewa, bela aja terus 🙄🤣
Ariany Sudjana
kamu bodoh dewa, kamu masih saja yakin kalau Nania itu polos, padahal hanya jalang murahan
Fia Ayu
Aku tuh males mau coment, gk pernah di respon sama author nya, padahal klo dia respon atau like coment pembaca, bisa jadi yg baca banyak, 🙏🏻
lalah rodilah
karya yang sangat bagus
semoga syakila bahagia dan bisa membalas dendam terhadap keluarga dito yang sangat jahat
Ma Em
Bagus Viola buka semua kebusukan Nania dan juga kedua orang tuanya karena sdh memutarbalikkan Fakta bilang juga bahwa Andrew itu bkn anaknya Syakila tapi anaknya Nania .
khady
itu Belum semua rahasia nya Nania dan keluarga Nya km tau dewa, semoga viola jg mengungkapkan fakta tentang anak Naina, biar hancur semuanya, good job viola,, pengen tahu apa hukuman nya Naina yg diberikan dewa setelah tau semua rahasia nya,,
Seela New
go lanjut go lanjut...
menanti kehidupan baru syakila yg bahagia...
we
alur ceritanya menarik
tehNci
Semakin Dewa tau kebohongan yg dilakukan Nania dan ortunya, semakin dalamlah penyesalan yg bakal dia terima..Itu baru soal ginjal. Belum soal si Andrew anak yg katanya anak Syakila dengan laki² yg ntah siapa. Pasti Dewa mau.mati saja...benar² telah ditipu oleh yg kayanya cinta sejatinya Dewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!