Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Mama menggandeng tangan Renata masuk ke sebuah pusat perbelanjaan.Tampak gurat kebahagiaan di wajahnya,wajah yang selalu dihiasi senyuman manis.Mama mengajak Renata masuk ke sebuah butik lalu memilihkan banyak baju untuk Renata.
" Ma,apa ini tidak berlebihan?" ujar Renata.
" Berlebihan apanya,kamu sangat membutuhkan ini semua" jawab Mama.
" Kamu tahu gak,dulu Mama sangat menginginkan anak perempuan.Supaya apa,supaya ada yang menemani Mama belanja seperti ini.Dan sekarang Tuhan mengabulkan keinginan Mama,akhirnya Mama bisa belanja ditemani kamu" sambungnya.
" Selesai belanja,kita makan dulu ya.Mama laper nih" ajak Mama.
" Iya Ma" sahut Renata.
" Mulai sekarang kamu harus bisa bersolek,berdandan rapi.Bukan karena takut Delon selingkuh,tapi untuk diri kita sendiri.Perempuan itu harus cantik dan berpenampilan menarik" ujar Mama.
" Harus ya Ma?" tanya Renata.
" Harus dong sayang.Meskipun sebenarnya wajah kamu itu sudah cantik,tetap saja kamu harus merawatnya.Jangan sampai wajah kamu melebihi usiamu" jawab Mama.
" Tapi,Renata sama sekali gak ngerti Ma" ujar Renata.
" Nanti Mama ajarin.Kamu tenang saja" kata Mama.
Mama mengambil cukup banyak baju untuk Renata,dari baju rumahan,baju untuk jalan-jalan hingga baju untuk ke pesta.Renata melihat kearah baju yang terpasang di sebuah patung,Mama mengikuti arah pandangan Renata.
" Kamu mau baju yang itu?" tanya Mama.
" Gak usah Ma,ini sudah cukup" jawab Renata.
Mama tersenyum lalu membawa barang belanjaannya ke kasir.Diam-diam Mama meminta pelayan butik untuk mengambilkan baju yang tadi diinginkan oleh Renata.Setelah selesai membayar semua barang belanjaannya,Mama mengajak Renata ke sebuah cafe yang masih berada di kawasan mall itu juga.
" Pilih apa saja yang kamu mau,jangan takut kehabisan uang.Delon tiap hari akan mengisi kartumu" kata Mama.
Mama memanggil pelayan lalu memesan makanan,begitu juga dengan Renata,dia memesan makanan yang diinginkannya.
" Hai sayang" tiba-tiba Delon datang dan langsung mengecup puncak kepala Renata.
" Mas,kok bisa ada di sini?" tanya Renata.
" Bisa dong.Dimana ada Renata disitu pasti ada Delon" jawab Delon.
Delon melihat kantung belanja yang diletakkan di atas kursi.
" Cuma segini doang Ma?" tanya Delon.
" Renata gak mau beli banyak-banyak,katanya takut uang kamu habis" jawab Mama.
" Sayang,kan sudah Mas bilang ambil saja semua apa yang kamu mau.Kalo uang Mas habis,kan ada uang Mama" ujar Delon sambil berseloroh.
" Betul tu yang Delon bilang,kita habiskan saja uang Sanjaya,itupun kalo sanggup" kata Mama.
Renata hanya memandang wajah ibu dan anak yang ada didekatnya secara bergantian lalu menggelengkan kepalanya.Dia tidak menyangka jika dibalik wajah dingin ibu mertuanya,menyimpan jiwa humor yang cukup tinggi.
Pelayan datang menyajikan makanan di atas meja,setelah semua tersaji Mama dan Renata langsung menyantapnya.
" Kamu gak makan Mas?" tanya Renata.
" Delon sudah kenyang,pasti dia menghabiskan lauk di rumah" jawab Mama.
" Aku makan rawon tadi di depan,bukan menghabiskan lauk Mama" kata Delon.
" Setelah ini,kalian mau kemana?" tanya Delon.
" Ke tempat Tante Zira" jawab Mama.
" Mau ngapain Ma?" tanya Delon.
" Mau konsultasi" jawab Mama singkat.
Sedang menikmati makannya,tiba-tiba ada yang datang menghampiri mereka.
" Hai Ma,hai Mas" sapa Gadis itu.
Mama dan Delon melihat sinis kearah gadis itu.
" Mau ngapain kamu?" tanya Mama.
" Kok Mama nanyanya ketus gitu sih,tentu saja aku mau makan sama suami dan mertuaku yang cantik ini" jawab Gadis itu.
Renata menatap Delon penuh dengan tanda tanya.
Mama menoleh ke kanan dan ke kiri lalu melambaikan tangannya.Dua orang laki-laki bertubuh tegap,berpakaian serba hitam masuk ke cafe itu.
" Kamu ingat apa pesan Tuan Besar?" tanya Mama pada kedua laki-laki itu.
" Ingat Nona" jawab Kedua orang yang ternyata body guard suruhan Papa Delon.
" Sikat!" perintah Mama Delon.
Kedua laki-laki tadi langsung memegang tangan gadis itu.
" Hei,kalian mau apa.Jangan kurang ajar,aku menantu Sanjaya" teriak gadis itu yang sama sekali tidak digubris oleh kedua orang tadi.
" Lepaskan!" perintah Delon.
Kedua body guard itu menuruti perintah Delon.
" Kamu lihat wanita yang sedang duduk di sampingku?" tanya Delon pada gadis itu.
" Iya,aku melihatnya,apa kamu pikir aku buta" jawab Gadis itu dengan ketus.
Mama menyeringai," Dialah menantu Sanjaya dan tidak ada satupun orang yang bisa menggesernya ataupun menggantikan posisinya" tegas Mama.
" Ma,aku istrinya Delon.Bukankah Mama ada saat Delon memperkenalkan aku sebagai istrinya pada Mama dan Papa waktu itu" tutur Gadis itu.
" Apa kamu punya bukti,jika kamu benar-benar istriku?" tanya Delon.
Gadis itu mendadak bungkam," Apa kebersamaan kita selama ini tidak cukup menjadi bukti.Kamu sering datang ke tempatku dan meluahkan isi hatimu atas kegalauan yang sedang kamu alami" jawab Gadis itu.
" Kapan terakhir aku melakukan itu?" tanya Delon lalu berdiri dan mencondongkan tubuhnya kearah gadis itu.
" Aku tidak suka ada orang yang datang ke tempatku dan membuat keributan,aku juga tidak suka ada yang mengganggu waktu makanku.Dan satu hal lagi,bukankah aku sudah mengingatkanmu tentang sesuatu.Aku harap kamu tidak melupakannya Dila" tegas Delon,membuat wajah gadis itu berubah pucat.
" Bawa dia" perintah Delon.
Kedua body guard itu pun langsung membawa gadis itu pergi dari sana.Semua mata menuju pada gadis itu yang memberontak dan terus berteriak.
" Siapa dia Mas?" tanya Delon.
" Belum lama kita membicarakan soal ini,dia sudah muncul.Lain kali berpikirlah dengan benar jika hendak bertindak,jangan sampai tindakanmu merugikan kita terutama Renata" oceh Mama tanpa menjawab pertanyaan Renata.
" Sekolah saja yang tinggi sampai keluar negeri,tapi otak dangkal" gerutu Mama lagi.
" Iya,Delon ngaku salah" ucap Delon.
" Besok siapa lagi yang datang dan membawa sandiwaranya.Mama tidak bisa membayangkan bagaimana Renata bisa menghadapi semua ini" kata Mama.
Delon memandang wajah Renata," Ayo kita pulang,lain kali saja kita ke tempat Tante Zira" ajak Delon.
" Mama masih ada keperluan,kamu bawa Renata pulang.Semua yang Renata butuhkan,sudah Mama beli.Semua ada di dalam paper bag itu" ujar Mama.
Delon merangkul pundak Renata lalu membawanya keluar dari cafe itu.
" Apa gadis tadi adalah orang yang kamu kenalkan pada Papa dan Mama?" tanya Renata.
" Iya" jawab Delon singkat.
" Delon" sapa Sita dari arah depan.
" Sita" kata Delon.
" Hai,kita ketemu lagi" sapa Sita pada Renata sambil tersenyum.
" Kenapa waktu itu kamu tidak bilang kalo ternyata kamu itu istrinya Delon?" tanya Sita.
" Kamu sudah tau jika Renata istriku?" tanya Delon.
" Tuan Sanjaya yang mengatakannya padaku,saat beliau datang berkunjung ke rumah" jawab Sita.
" Robi mana?" tanya Delon.
" Aku juga gak tau,setelah Tuan Sanjaya menelponnya,dia pun langsung pergi" jawab Sita.
" Oya Renata,selamat ya atas kehamilan kamu.Tuan Sanjaya sangat bahagia sekali saat menyampaikan pada kami kalau sebentar lagi dia akan punya cucu" tutur Sita.
" Terima kasih Mbak" ucap Renata.
" Oke,sampai ketemu lain waktu.Aku ada urusan di sekitar sini.Bye" pamit Sita lalu meninggalkan Delon dan Renata.
" Setelah ini kita akan bertemu dengan siapa lagi Mas?"
👏👏👏👏👏