【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 #
Andre memelukku semakin erat. Aku tidak menghindar ataupun menolak hingga kami semakin tak terkendali.
Aku tahu perbuatan kami salah, aku tahu tidak seharusnya kami melakukannya. Namun sekuat apapun hati ini menolak, tubuhku terus mendamba.
Andre membuatku merasa sangat bahagia meski hanya sekejap mata. Tubuh kami seakan bereaksi sama, namun kami tak sampai melakukan lebih dari itu.
Tidak boleh! Ini tidak boleh terjadi. Aku harus mengontrol diri. Tidak seharusnya aku mencari kepuasan bersama adik dari suamiku sendiri.
"Maaf Andre. Mbak nggak bisa." Ucapku sambil mendorong tubuhnya pelan.
Andre tersenyum dan mengangguk. " Aku ngerti kok mbak." Ucapnya.
Langkah kaki bergerak cepat meninggalkan kamar Andre. Aku kembali ke kamarku dan menutup pintunya dengan rapat. Seketika, kakiku terasa lemas.
Sudah tiga hari tiga malam Mas Chris tak pulang. Andre dan Andra bertemu dengannya di perusahaan tempat mereka bekerja dan membujuk sang kakak agar lekas pulang ke rumah.
"Besok katanya, mbak." Ucap Andra padaku setelah menceritakan pertemuannya dengan Mas Chris.
Aku berusaha menghubunginya, namun Mas Chris memblokir nomorku. Kini satusatunya cara untuk mengetahu keadaannya hanyalah dengan meminta kedua adiknya mencari tahu serta membujuknya pulang.
"Mbak, mau belanja nggak?" tanya Andre.
"Kalian mau di masakin apa nanti malam?" tanyaku pada dua adik iparku yang tengah sibuk mencuci motor mereka.
"Apa aja, Mbak. Masakan Mbak Ketty kan enak semua." Jawab Andra.
Aku terdiam dan berpikir. Lalu Andre menghampiriku, mengeluarkan dompet dan memberiku beberapa lembar uang kertas berwarna merah.
"Nggak usah! Mbak masih punya. " Aku menolaknya.
"Udah pakai aja, Mbak. Ucap Andre.
"Mas Chris kan nggak pulang-pulang. Terima aja buat beli kebutuhan mbak Ketty." sela Andra. "Nggak baik nolak rejeki." Lanjutnya.
Andra meraih tanganku dan langsung menyerahkan uang itu padaku. Ia pun kembali membantu saudaranya mencuci motor.
Sejujurnya uang belanjaku memang sudah tak bersisa karena kupakai beli obat kuat untuk Mas Chris beberapa hari yang lalu.
Seharusnya Mas Chris sudah memberiku uang bulanan, karena hari gajian sudah lewat dua hari yang lalu. Namun karena pertengkaran kami, dia memilih untuk tidak pulang dan lagi-lagi mengabaikan tanggungjawabnya.
Setelah menerima uang pemberian Andre aku pun bergegas mengendarai sepeda motor matic milikku ke toko sayur bu Meta.
Di sana, aku bertema dengan ibu-ibu yang juga sedang berbelanja.
Aku mengambil dua ikat sawi beserta sayur lainnya. Aku juga mengambil sekantong plastik berisi daging ayam.
"Eh, Ketty. Semalam, suamimu kesini beli koyo. Katanya sakit pinggang, tapi wajahnya cerah sumringah. Pasti kalian habis bertempur kan?" goda Bu Meta. Aku terkejut.
"Tuh kan bener aku bilang, pasti mantep kan hasilnya," bisik u Sulis yang juga ada disana. Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan penjual obat kuat itu.
"Semalam Mas Chris beneran kesini, Bu?" tanyaku lagi untuk memastikan.
"Iya, pas toko udah mau tutup." jawabnya.
Itu artinya, Mas Chris pasti datang malam sekali. Karena setahuku, Bu Meta menutup tokonya hampir di tengah malam.
Sebenarnya, di mana Mas Chris beberapa hari terakhir ini? Jika dia datang kemari untuk membeli koyo, artinya dia berada tidak jauh dari tempat ini.
Dan dia sumringah? Bukankah kami punya masalah? Bukankah seharusnya dia bersedih karena berselisih dengan istrinya?
Setelah membeli bahan makanan yang aku perlukan, aku segera mengendarai motorku untuk kembali ke rumah. Namun perasaanku apa yang Mas Chris lakukan selama tiga hari ini sejak dia tidak pulang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
