NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

"Al, baru kali ini Abi lihat kamu sampai memukul santriwati. Istighfar, sabar. Kenapa Abi menerima dia di pesantren ini? Harusnya kamu tahu sendiri bagaimana dia. Karena itulah dia harus di ajarkan pelan-pelan." Kata kyai Ilham.

"Pelan-pelan bagaimana, Abi. Dia itu liar, sangat liar. Mengajari dia dengan pelan-pelan itu bukan cara yang benar, justru yang ada dia akan makin menjadi dan menginjak-injak nilai-nilai moral yang sudah di buat di pesantren ini." Jawab Gus Altair.

"Astaghfirullah istighfar, Al. Nanti di bicarakan lagi bagaimana baiknya." Kata kyai Ilham dengan menepuk punggungnya Gus Altair.

Nyai Harsyi yang melihat ustadzah Marwah datang bersama seorang santriwati pun nampak heran tapi juga menyambutnya dengan ramah. Ia mempersilahkan mereka masuk setelah ustadzah Marwah mengatakan jika yang menyuruhnya adalah kyai Ilham. Kini di Ndalem, Hayi duduk dengan terus menghela nafasnya. Hal itu di sadari oleh nyai Harsyi sehingga membuat wanita paruh baya itu ikut duduk di depannya.

"Kamu santri baru, ya?" Tanya nyai Harsyi yang di angguki oleh Hayi sambil tersenyum.

"Siapa nama kamu?" Tanya nyai Harsyi.

"Hayi, Bu nyai." Jawab Hayi.

"Loh, nama kita hampir mirip hahaha. Hayi, Harsyi." Kata nyai Harsyi dengan tersenyum kecil.

"Iya." Ujar Hayi dengan canggungnya.

"Sebenernya ada masalah apa lagi?" Tanya nyai Harsyi.

"Hufft menurut nyai, apakah membela diri itu sebuah kesalahan?" Tanya Hayi.

"Membela diri itu hal yang di benarkan, tapi dalam kondisi seperti apa dulu." Jawab nyai Harsyi.

"Kerudung saya di tarik dengan sengaja oleh bocah itu, lalu saya reflek tendang dia, ya itu semacam bentuk dari membela diri, nyai. Tapi Gus Altair tetap saja akan menganggap saya salah. Seperti rasa bencinya pada saya itu sudah mendarah daging, nyai hehe." Kata Hayi dengan terkekeh membuat nyai Harsyi heran.

"Saya tahu betul anak saya, nak. Dia akan sangat tegas jika memang di butuhkan. Dan kamu,...."

"Saya kenapa?"

" Tidak ada. " Jawab nyai Harsyi dengan tersenyum kecil.

Setelah beberapa saat menunggu, kini kyai Ilham, Gus Altair dan Gema, serta ustadz Ali datang. Mereka duduk dengan menatap Hayi yang masih bersikap tengil. Gus Altair ingin sekali rasanya mencolok mata Hayi yang menatapnya dengan tatapan sinis itu, tapi ia hanya bisa mengucapkan istighfar saja dalam hatinya.

"Apa Lo lihat-lihat" kata Hayi pada Gema.

"Saya sudah mendengar penjelasan dari Gema. dan Gema, kamu minta maaf pada Hayi karena sikap kamu tidak di benarkan. Menarik kerudung santriwati dengan sengaja itu adalah satu pelanggaran yang tidak boleh langgar. Kamu tentunya paham dengan aturan itu, jadi sekarang minta maaf pada Hayi." Kata kyai Ilham.

"Saya minta maaf, sebenarnya itu bukan di sengaja. " Kata Gema dengan menunduk malu.

"Hayi, saya mengerti dengan apa yang kamu lakukan itu adalah salah satu bentuk dari pertahanan diri, jadi kamu juga harus minta maaf pada Gema, supaya masalah ini bisa segera terselesaikan." Kata kyai Ilham.

"Jadi, saya tidak jadi di hukum, kyai?" Tanya Hayi.

"Tentu saja di hukum. Hukuman yang saya kasih ke kamu belum selesai." Kata Gus Altair.

"Aku tanya sama kyai, bukan sama anda, Gus." Kata Hayi dengan melirik sinis.

"Anggap saja kamu masih di kasih kesempatan kedua. Lain kali, usahakan jangan memakai kekerasan. Dan kamu Gema, jangan pernah ulangi lagi hal seperti itu."

"Hmm maaf." Kata Hayi.

"Bisakah kamu serius dalam hal ini, Hayi, jangan bermain-main dan kurang ajar seperti itu." Kata Gus Altair dengan geramnya

"Dia yang salah kok, sudah bener saya juga bilang maaf. Biasanya saya tidak akan minta maaf kalau saya memang benar." Ujar Hayi.

"Sudah, sudah. Jadi, sekarang masalahnya sudah selesai. Dan ini peringatan pertama buat kamu, Gema." Kata kyai Ilham.

"Afwan kyai, terimakasih. Saya permisi dulu, assalamualaikum." Kata Gema.

"Saya juga kyai, assalamualaikum." Kata ustadz Ali

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Untuk hafalan yang saya kasih, waktunya di percepat. Saya mau satu Minggu lagi, kamu harus hafal semua surah." Kata Gus Altair.

"Iya, iya. Kyai, apa udah nggak ada lagi yang mau di bicarakan?" Tanya Hayi.

"Sudah selesai, Alhamdulillah. Tapi kamu ingat, ini adalah peringatan pertama kamu." Kata kyai Ilham.

" Oke, terimakasih kyai. Saya permisi...." Kata Hayi dengan menyelonong keluar tapi sesaat kemudian kembali masuk lagi yang membuat mereka heran.

"Maaf lupa, kyai. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Kata Hayi kemudian berlalu pergi.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

🌙

Pagi ini, seperti biasanya, Hayi dan teman-temannya berangkat bersama ke sekolah. Hayi berjalan di paling belakang dengan tas gendong yang ia letakkan di sebelah lengannya. Cara berjalannya pun tidak mencerminkan seorang santriwati sama sekali, karena aura ketengilannya sangat jelas terlihat.

Mereka pun berpapasan dengan beberapa ustadz dan ustadzah, juga dengan Gus Altair. Tak lupa mereka memberikan salam dengan ramahnya begitupun juga di balas hal serupa. Tapi, Hayi merasa ada yang aneh dengan sikap Gus Altair saat ini, apalagi tatapan matanya yang begitu terlihat jika sedang menghindari kontak mata dengan Hayi.

"Gus, aku mau setor hafalan nanti." Kata Hayi

"Kamu bisa ke ruanga ustadzah Ayu." Jawab Gus Altair yang langsung berlalu pergi sehingga membuat Hayi terheran-heran.

"Hafalan yang surah Yasin ya, ay? Oh iya katanya kamu suruh aku buat koreksi hafalan kamu, gimana jadi tidak?" Tanya Hilya

"Bukan, kalau yang ini surah pendek, 1 juz. Surah Yasin, emm sudah sih kemarin." Jawab Hayi

"Kamu sudah hafal semuanya? Dalam waktu sesingkat ini?" Tanya Hilya terkejut.

"Iya, kenapa? Kaget ya hahaha, nggak nyangka kan gue bisa cepet hafal." Kata Hayi dengan tertawa

"Iya ay, tapi saya percaya kamu itu sebenarnya pinter, cuma yaaa..."

"Gue tau apa yang ada di dalam pikiran Lo kok." Ujar Hayi yang paham.

Bel masuk pun berbunyi, kini pelajaran pertama adalah pelajaran ustadzah Ayu, yaitu aqidah akhlak. Pelajaran berjalan dengan lancarnya hingga selesai. Saat semua orang sudah keluar dan hanya ada Hayi serta ustadzah Ayu, Hayi pun mengatakan maksudnya pada ustadzah Ayu tentang perkataan Gus Altair. Karena memang belum di beritahu oleh Gus Altair soal Hayi yang akan menyetorkan hafalan, ustadzah Ayu pun nampak bingung, tapi ia pun hanya mengiyakan saja.

jam istirahat itu Hayi isi dengan setoran hafalan. Ustadzah Ayu nampak tercengang mendengar hafalan Hayi yang nampak lancar. Pasalnya semenjak Hayi masuk pesantren, ustadzah Ayu selalu mendengar jika gadis itu selalu membuat masalah dan berakhir di hukum. Tapi, sekarang ia seperti melihat sosok yang berbeda dalam diri Hayi.

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!