Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Merasa Ragu
Akhirnya malam itu Dallie dan Ayanna memutuskan untuk menginap di hotel, karena cuaca pun sedang tidak bagus, apalagi untuk bayi yang masih sangat kecil seperti Nael. Keduanya kembali bersepakat untuk tidak saling meninggalkan sampai Nael bertemu dengan kedua orang tuanya.
"Badan Nael agak hangat, kayaknya dia demam deh," ucap Ayanna saat baru meletakkan Nael ke atas ranjang. Dia terlihat cemas, karena dia yang sok-sokan mau mengurus Nael sendiri, dan ternyata belum ada satu hari dia sudah frustasi.
"Aku coba googling dulu, biasanya kan ada penanganan pertama yang bisa dilakukan tanpa harus ke dokter," balas Dallie dan Ayanna langsung menganggukkan kepala.
Gadis itu duduk di tepian sambil mengusap-usap kepala Nael, sementara matanya tertuju pada wajah Nael yang sedang terlelap. Mungkin jika panasnya semakin naik, Nael pasti akan rewel.
Setelah beberapa menit berlalu, Dallie mendekat sambil berkata. "Aku sudah tahu caranya. Aku akan coba, tapi aku ke kamar mandi dulu."
"Cepat ya, badan Nael makin hangat," balas Ayanna dengan gerakan mengusir.
Sementara Dallie bergegas, dia mengganti celananya yang cukup basah, lalu kembali ke sisi Ayanna dengan bertelanjang dada. Ayanna melirik Dallie dengan ekor mata, dia terperanjat karena pemuda itu malah tidak pakai baju.
"Kamu mau apa? Pakai bajumu dulu!" sentak Ayanna ketar-ketir, apalagi saat Dallie mencoba duduk di sebelahnya. Ayanna segera menggeser sampai dia hampir terjatuh karena terlalu menepi, beruntung Dallie segera menangkap tangannya.
Plak!
Ayanna menepis setelah berhasil menyeimbangkan tubuhnya.
"Jangan macam-macam ya, Dallie," tukas Ayanna dengan tatapan waspada. Sementara Dallie menautkan kedua alis tebalnya.
"Kan aku sudah bilang mau mencoba metode yang aku baca, memangnya kamu pikir aku mau apa?!" balas Dallie bersungut, karena sudah dia duga pikirannya Ayanna ini pasti kemana-mana.
"Ya kamu nggak bilang kalo metodenya nggak pake baju, aneh! Lagian metode apa sih, ada-ada aja," cerocos Ayanna segera bangkit dari sana, dia terlanjur malu dengan pikirannya sendiri.
"Yeh sendirinya yang aneh, malah nyalahin orang. Bersihin otak kamu tuh, ngeres!" timpal Dallie yang langsung mendapat pelototan dari Ayanna. Namun, Dallie hanya geleng-geleng kepala, lalu melanjutkan aktivitasnya untuk melepas satu persatu pakaian Nael, dia berbaring kemudian menempelkan bayi itu di dadanya supaya mendapatkan kehangatan, skin to skin.
Melihat itu, Ayanna yang tadi memutuskan untuk pergi ke toilet, tampak mengulum senyum. Dia mengakui bahwa Dallie memang benar-benar sangat telaten dalam mengurus Nael, jauh dari dirinya.
*
*
*
Suasana pagi di kota lain, Thomas tampak sudah berkemas, karena dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Dia sudah meminta sang kakek untuk menempatkannya di kantor pusat, supaya dia bisa memperbaiki kembali hubungannya dengan Ayanna.
"Aku sudah memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Untuk keperluan kalian biar nanti aku transfer, dan aku akan membiarkan Bi Ina tetap di sini untuk menemanimu," ucap Thomas sebelum pergi dia berpamitan terlebih dahulu pada Clara. Ya, ternyata dia memang masih punya hati dengan tidak menelantarkan Clara dan bayinya.
"Kembali ke Jakarta? Berapa hari, Thom?" tanya Clara dengan kening yang berkerut. Sementara di pangkuannya ada Marsha—sang anak yang sedang menyusu.
Thomas mengangkat pandangan dan menatap Clara dengan lekat. "Mungkin selamanya, karena aku akan memperbaiki hubunganku dengan Ayanna. Untuk itu kamu jangan mengganggu kami, apalagi dengan alasan dia. Kamu kan yang memilih untuk mempertahankannya." jawab Thomas yang membuat dada Clara tiba-tiba terasa sesak.
"Apa aku tidak salah dengar? Kamu berjanji untuk tidak meninggalkanku, Thom. Tapi kenapa malah seperti ini? Marsha butuh kamu, meskipun kamu nggak nganggep dia," ujar Clara dengan tampang memelas. Bagaimana tidak? Setelah terkena bujuk rayuan Thomas, kini dia malah dicampakkan begitu saja. Ya, meskipun Thomas tetap tanggung jawab, tapi bagaimana dengan perasaannya? Juga kasih sayang yang harusnya Marsha dapatkan dari sosok seorang ayah?
"Janji? Benarkah aku pernah berjanji begitu? Aku hanya bilang bahwa hubungan kita akan bertahan selama aku di sini, sekarang aku akan pergi berarti semuanya berakhir kan? Seharusnya kamu bersyukur, aku masih mau menghidupi kalian, itu juga bentuk kasih sayang seorang ayah kan?"
Thomas menganggap semuanya enteng hingga wajahnya pun terlihat sangat santai, berbeda dengan Clara yang sudah meluncurkan air matanya.
Setelah berkata seperti itu Thomas segera bangkit, karena dia harus segera pergi ke bandara. Namun, saat dia berbalik dia mendengar Marsha yang menangis, seakan menahan langkahnya agar tetap di sana.
"Seenggaknya kamu gendong dia sebentar,' ucap Clara kembali memohon, tapi hati Thomas sama sekali tak tergerak, hingga dia melanjutkan langkah.
Clara tergugu, tetapi dia belum menyerah begitu saja, saat Thomas sudah ada di ambang pintu. Clara berteriak. "Jika Ayanna tidak menerimamu lagi, apa mungkin kamu akan kembali padaku dan Marsha?"
Deg!
Jantung Thomas tersentak, dia tak bisa menjawab pertanyaan itu. Sebab hatinya pun terasa ragu.
*
*
*
Anak buah Aneeq yang terbagi dua telah melakukan tugasnya masing-masing. Yang satu mengikuti Refal beserta keluarganya, dan yang lain masih mencari keberadaan Ayanna. Dari lokasi yang didapat terakhir kali, akhirnya orang-orang itu tiba di daerah kostan Dallie.
Mereka bertanya pada warga sekitar untuk mendapatkan informasi. Dan tepat mereka bertemu dengan ibu kost yang hendak belanja ke pasar. Awalnya wanita paruh baya itu berpikir bahwa orang-orang itu adalah preman, tapi setelah mereka menunjukkan sebuah foto, dia pun langsung berusaha untuk tenang.
"Apakah ibu pernah melihat gadis ini?" tanya salah seorang pria.
Ibu kost masih terlihat waspada, tapi karena jalanan cukup ramai dia memberanikan diri untuk meladeni dengan mengambil foto tersebut. Dia mencoba mengingat-ingat, hingga wajah Ayanna terlintas di otaknya.
"Oh gadis ini? Kemarin dia ada kostanku," jawab ibu kost.
"Lalu dimana kostan Anda, apakah dia masih di sana?"
"Nggak, nggak, dia udah saya usir, soalnya kumpul kebo sama pacarnya sampai punya anak," jelas wanita itu yang membuat anak buah Aneeq saling pandang dengan tatapan terkejut. "Eh tapi ngomong-ngomong kalian siapa, kenapa cari gadis ini?"
"Ibu nggak salah kan? Gadis ini punya anak?" Mereka tak menjawab, tapi malah mengajukan pertanyaan lagi dengan terbata-bata.
Ibu kost mengangguk polos.
"Bener, anaknya aja masih bayi, mungkin baru lahir. Saya tahu karena dapat laporan, makanya cepet-cepet saya usir, takut jadi masalah," jelasnya salah kaprah.
"Tapi ibu masih punya nomor salah satu dari mereka nggak yang masih aktif?"
"Ada, tapi jawab dulu tujuan kalian apa?" si ibu masih penasaran.
"Dia anak dari bos kami, sepertinya dia dibawa kabur oleh pria itu," jelas mereka, kini giliran ibu kost yang menganga. Ternyata keputusannya mengusir Dallie dan Ayanna itu tepat, kalau tidak pasti kostannya sekarang jadi ramai.
tuh anthea panik,dallie sdh gedor2 pintu.
sapa tau Kamu kenal...
klo trnyata gak kenal...
ya kenalan lah..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Main" kok sama keluarga Tan....
Salah nyari lawan kamu...😏😏😏😏
Dallie pulang noh...bukain pintu...
Masa Athea yg bukain pintu,,runyam urusannya nanti....🙄🙄🙄🙄🙄
Refal Refall...kepercayaan itu seperti kertas, sekali di Rematt dia tak akan kembali sempurna lagi. Kamu di butakan sama Uang 100 jeti , sampai kamu menghianati sebuah kepercayaan yang selama ini keluarga Tan berikan padamu...kebaikan kamu balas dengan penghianatan...Sadissss