LovLio (Bucin Posesif)
Jerman, pukul 7 pagi.
"Chiara Lovisha Jonson, bangun kamu, ini sudah siang",
Suara lantang begitu memekakkan telinga keluar dari mulut seorang wanita paruh baya yang sedang membangunkan anak gadisnya,
"iya mom", jawab si anak dengan suara parau, posisinya sudah duduk, tapi matanya masih tetap terpejam,
"bangun, ini sudah siang, mandi lalu turun, Daddy udah nunggu dimeja makan", titah nyonya Selena, mommy dari gadis bernama Chiara itu,
"iya", jawab Chiara lagi,
"bangun Chiara, jangan iya iya saja", sang mommy rasanya ingin memasukkan kembali sang anak kedalam perut karena begitu bandelnya si anak,
dengan langkah malas Chiara masuk kedalam kamar mandi, matanya masih belum melek sempurna, hingga
Dugh,
"awshh...", ringisnya saat jidat mulusnya kepentok tembok,
"nah kan, makanya jalan itu melek jangan merem, kejedot kan", omel mommynya lagi,
"ish mommy mah ngomel Mulu", dumelnya sambil menutup pintu kamar mandi.
"dasar anak itu, ada saja yang bikin darah tinggi", sang mommy ikut mengomel sambil berjalan keluar dari kamar sang putri.
Ya, dialah Chiara Lovisha Jonson, anak bungsu keluarga Jonson, mempunyai kakak laki laki yang sekarang sedang melanjutkan kuliah di negara kangguru. Kalau kakaknya anteng dan kalem si bungsu ini tingkahnya kelewat bar bar tapi manja, jutek kalau sama orang baru, bahkan dia tidak pernah menunjukkan senyum cantiknya pada orang yang dia tidak kenal.
terbiasa tinggal di negara yang mayoritas hidupnya individual membuatnya tidak banyak memiliki teman dekat, hanya satu saja yang berteman dekat dengannya itupun mereka berteman sejak SD, namanya Beverly, soal sikap, jangan ditanya keduanya sama sama bar bar dan sering membuat ulah kalau ada yang menyenggol mereka.
Kalau Chiara memiliki darah perpaduan Jerman dan Indonesia, maka Beverly dia perpaduan Belanda dan Indonesia, jadi mungkin itulah yang membuat mereka betah bersahabat karena sama sama memiliki darah Indonesia dan sama sama bisa berbahasa Indonesia.
"pagi mommy Daddy", sapanya ceria sambil mencium pipi kedua orang tuanya,
"pagi sayang, oh ya bisa jelaskan ini surat apa sayang?", tanya sang Daddy dengan nada datar, mata Chiara membulat sempurna,
"surat, surat apa dad?", tanya Chiara mencoba tenang tak lupa senyum tanpa dosanya,
"jangan senyum senyum kamu, itu surat DO dari sekolah kamu kan, kami sudah baca, ya tuhan chia, apalagi kali ini, ini sudah ke 4 kali kamu di DO dari sekolah selama hampir 3 tahun ini", keluh sang mommy memijit pelipisnya lelah,
"jelasin", ucap sang Daddy menatap Chiara,
"chia gak ngapa ngapain Daddy, chia hanya membela kebenaran, masa iya chia gak ngapa ngapain dituduh yang enggak enggak, ya udah chia tonjok aja gurunya", jawab polos chia, mama Selena menepuk jidatnya tak bisa berkata apa apa lagi,
"kenapa harus ditonjok, kan bisa di bicarain baik baik chia?", tanya Daddy Gilbert Jonson, Daddy Chiara,
"telinga chia pengeng dad dia ngomongnya nyolot, keras, dan bentak bentak terus gak mau dengerin penjelasan chia, kan jadi kesel", Chiara tak mau kalah, sang Daddy hanya bisa menghembuskan nafas kasar,
Anak gadisnya ini emang agak lain, paling tidak suka diatur, bar bar, dan selalu ada saja tingkahnya baik dirumah, disekolah maupun diluar rumah, benar benar definisi bad gril sesungguhnya.
"terus kamu mau pindah kemana lagi chia, ini sudah yang ke empat, pertama ngerjain guru gara gara ulangan dadakan, yang kedua membakar laboratorium, yang ketiga menghajar teman sekelas kamu dan sekarang malah nonjok guru kamu, ya tuhan apa dosa hamba hingga punya anak kelewat Badung seperti ini", ucap mommy Selena frustasi,
"mommy, semua yang chia lakuin ada alasannya, chia gak asal melakukan itu semua", chia membela diri.
"besok pagi kamu berangkat ke Indonesia, kamu akan tinggal di Indonesia bersama opa dan Oma kamu", ucap Daddy Gilbert membuat Chiara seketika mendelik kaget,
"apa, Daddy chia gak mau tinggal di indonesia Daddy, chia mau disini aja sama Daddy dan mommy", rengek chia, tentunya dia menolak karena dia tahu betul bagaimana sikap tegas opanya, kalau daddy-nya marah chia masih bisa membujuk, tapi kalau opanya yang marah tak ada satupun yang bisa membujuknya bahkan Omanya sekalipun.
"ini demi kebaikan kamu nak", ucap mommy Selena,
"demi kebaikan apaan mommy, Yang ada chia jadi tekanan batin, opa galak mommy lagian kan sekolah chia hanya tinggal beberapa bulan dad", ucap chia masih Dengan nada merengek,
"semua sudah menjadi keputusan Daddy, kamu akan tinggal sementara dengan opa dan Oma kamu di indonesia, semua sudah kami bicarakan termasuk Dengan kakak kamu dan kami semua setuju, besok kamu berangkat ke Indonesia, urusan sekolah kamu sudah diurus oleh opa", putus Daddy Gilbert,
Chiara menghela nafas dalam, dia sudah tidak bisa menolak atau protes lagi kalau sang Daddy sudah dalam mode serius seperti ini, yang dia bisa lakukan saat ini hanya menerima dengan lapang dada, ya meskipun sesek juga sih dadanya, membayangkan akan tinggal Dengan opanya yang galak, keras dan begitu disiplin, membuat Chia ingin berteriak Dengan kencang, ingin protes dan menolak.
mereka sarapan Dengan hening, rasa lapar diperut chia seketika hilang, dia jadi tidak nafsu makan, setelah selesai daddy-nya pergi kekantor diantar sang mommy sampai depan rumah dan chia kembali kekamarnya.
"kakaaaaakkkk", rengeknya pada sang kakak, kali ini dia melakukan video call, tak peduli sedang apa kakaknya saat ini yang penting dia ingin mengadu,
"kenapa dek?", tanya cello William Janson kakak Chiara,
"kakak jahat, huaaaaaa", Chiara menangis,
"heh, kenapa, kamu kenapa dek kok nangis, kakak jahat kenapa?", tanya cello bingung,
"kenapa kakak setuju aku dipindahin Daddy sama mommy ke Indonesia dan tinggal sama opa dan Oma, opa tuh galak dan kejam kak, aku bisa mati muda kalau tinggal disana", adunya, cello yang awalnya panik karena Chiara menangis dia sekarang jadi terkekeh,
"kanapa malah tertawa?", tanya chia galak,
"adekku sayang, semua demi kebaikan kamu, dan opa tidak galak dan kejam adek, beliau cuma tegas, dan kakak yakin kalau kamu gak nakal dan tidak aneh aneh opa juga pasti Tidak akan marahin kamu, percaya sama kakak", cello menjelaskan pada sang adik Dengan lembut jangan lupakan senyum yang semanis permen kapas itu, kalau saja Chiara bukan adiknya pasti chia juga pasti sudah meleleh melihat senyum kakaknya,
"tapi kak,,,", rengek Chiara lagi,
"dengerin kakak, apapun yang dilakukan mommy sama Daddy saat ini karena mereka berdua sayang sama kamu dek, bagi kamu mungkin ini tidak adil dan terkesan mereka Tidak mau lagi mengurus kamu, tapi percayalah yang mereka lakukan sekarang juga pasti berat buat mereka karena harus tinggal terpisah Dengan anak gadis kesayangan mereka, tapi semua ini agar kamu bisa bersikap dewasa dan lebih baik lagi", sang kakak menasehati Chiara, dan Chiara hanya menyimak,
"gak Sampai setahun kan sayang, setelah lulus kamu bisa nyusul kakak kesini dan kuliah bareng kakak disini", bujuk cello lagi,
"hemmmmm", hanya kata itu yang keluar dari bibir mungil Chiara,
"ya sudah jangan sedih dan ngambek lagi, kamu anak yang baik, adik kakak yang terbaik".
panggilan selesai Chiara menatap langit langit kamarnya, merenungkan apa yang dikatakan sang kakak tadi,
"ya, sepertinya tidak ada salahnya gue ikutin mommy dan Daddy, ya semoga saja gue bisa betah disana dan gue bisa menjalani hari dengan tenang", monolog Chiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments