NovelToon NovelToon
Emergency Daddy

Emergency Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Ayah Darurat
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Tak ingin lagi diremehkan oleh teman-temannya, seorang bocah berusia enam tahun nekad mencari 'Ayah Darurat' sempurna; tampan, cerdas, dan penyayang.

Ia menargetkan pria dewasa yang memenuhi kriteria untuk menjadi ayah daruratnya. Menggunakan kecerdasan serta keluguannya untuk memanipulisi sang pria.

Misi pun berjalan lancar. Sang bocah merasa bangga, tetapi ia ternyata tidak siap dengan perasaan yang tumbuh di hatinya. Terlebih setelah tabir di masa lalu yang terbuka dan membawa luka. Keduanya harus menghadapi kenyataan pahit.

Bagaimana kisah mereka? Akankah kebahagiaan dan cinta bisa datang dari tempat yang tidak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Emergency Daddy 9.

"Dia daddyku, kan Mom?"

Anggita tercekat. Ia menatap Elvano yang kini juga menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

Putranya itu saat ini mempertanyakan tentang pria yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka di sekolah Elvano tadi. Dan berhasil membuat Anggita seketika bersikap aneh, berteriak mengecam seseorang yang sebelumnya Elvano tidak pernah melihat ibunya bertindak demikian.

"Mommy berteriak padanya mengatakan bahwa aku bukanlah anaknya. Tapi, wajah kami begitu mirip, Mom."

Elvano seakan ingin memberi tahu pada Anggita bahwa teriakan ibunya itu lebih terdengar memiliki makna tersirat -sesuatu yang nyatanya malah menggambarkan keadaan sebaliknya.

Anggita masih terdiam. Belum mampu menjawab pertanyaan Elvano yang diutarakan dengan begitu tenang. Ia masih sibuk menetralisir degub jantung akibat keterkejutan yang sempat Anggita rasakan. Tangannya bahkan masih sedikit bergetar.

Pria yang begitu ingin ia hindari selama ini tiba-tiba saja muncul dan telah berdiri di hadapan sang putra. Anggita panik, ia bahkan sulit bernapas, hingga hanya ada kecemasan dan pikiran untuk segera cepat-cepat membawa Elvano pergi menjauh dari sana.

"Beristirahat lah, Mom. Kau tampak lelah. Aku akan mengganti seragamku." Elvano memutuskan berbalik, meninggalkan Anggita yang mematung untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Anggi?" panggil Sekar saat tiba di lantai dua. Ia bisa melihat putrinya itu yang berdiri diam di depan pintu kamar cucunya. "Di mana cucu tampan Mama?"

Anggita membalikkan tubuhnya dengan raut wajah lemah. Rasanya cukup lelah dikejar-kejar sesuatu yang samar, tapi mampu memberi tekanan yang begitu besar.

Namun, saat berbalik seketika matanya kembali membelalak kaget, menatap pada sosok yang kini sudah berdiri di belakang tubuh ibunya.

Pria itu?

Kenapa bisa ada di sini?

"Emmm... Dia bilang ingin bicara denganmu, Sayang. Katanya ada sesuatu yang penting, mungkin tentang El." Sekar menoleh pada Nathan sesaat dan juga Anggita secara bergantian. "Bicaralah baik-baik. Mama akan ada di bawah." Sekar turun dari lantai atas. Memberikan ruang pada Anggita dan pria yang masih Sekar percaya sebagai ayah dari cucu tampannya.

Hening.

Tak ada yang membuka suara. Keduanya sama-sama saling mengunci pandangan.

Kali ini Anggita menyipitkan matanya, memperhatikan pria yang memiliki warna rambut yang sama dengan putranya itu secara intens. Netranya bahkan berulang kali turun naik. Menyusuri raga Nathan dari ujung rambut sampai kaki, lalu kembali ke rambut lagi. Seakan ingin meyakinkan apa dan siapa yang saat ini ada di hadapannya.

Ada yang berbeda, benak Anggita tersadar.

Begitu juga Nathan. Ia menghujam Anggita dengan sorot mata yang tak terbaca. Bedanya pria itu hanya terus terfokus pada wajah dan ekspresi Anggita.

"Siapa kamu...?" tanya Anggita akhirnya setelah cukup puas memperhatikan Nathan berulang kali. Sepertinya ia telah salah mengenali orang.

Mendengar pertanyaan itu membuat alis Nathan menanjak. Ia menatap datar wanita yang lumayan cantik di hadapannya ini.

"Bukankah aku Daddy dari putramu?"

Gleg!

Anggita langsung mendelik tajam.

"Kamu bukan daddynya."

Memutar bola mata malas, Nathan menanggapi perkataan Anggita. Ia menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana seraya melangkah mendekat pada Anggita.

"Tapi para orang tua di sekolah mengira akulah ayah dari anakmu. Anakmu itu sudah lancang memanggil ku dengan sebutan Daddy di depan semua orang. Membuat ibu-ibu itu salah paham padaku dan menyebut aku menyembunyikan putraku selama ini!"

"Apa maksudmu?" tanya Anggita tidak mengerti.

"Sebelum aku menjelaskan masalahnya lebih jauh, tidak adakah niatmu untuk membawa tamumu ini duduk?" Nathan mengangkat wajahnya.

Ekspresi yang cukup terlihat angkuh di mata Anggita.

Anggita baru tersadar jika saat ini mereka bicara dengan berdiri dan tepat di depan pintu kamar sang anak. Anggita akhirnya memilih membawa langkah menuju sofa yang ada di lantai dua. Dan lagi, Nathan langsung mengikuti langkah wanita itu tanpa diminta.

"Katakan apa yang El lakukan padamu...? Dan...siapa kamu...sebenarnya?" tanya Anggita. Wajahnya penuh dengan rasa penasaran seraya menelisik sosok pria yang duduk di hadapannya ini berulang kali.

Nathan tidak langsung menjawab. Ia semakin memperhatikan Anggita yang kini lebih tenang, tak ada lagi sorot mata takut ataupun cemas, namun tetap jelas terlihat waspada.

Bibir pria itu tersenyum sinis. Nathan merasa ia seperti penjahat yang harus dihindari. Ada perasaan kesal yang semakin mencuat saja dari dalam diri pria itu, tapi kali ini Nathan harus fokus dengan apa tujuannya datang ke sini, menemui wanita bar-bar di hadapannya ini.

"Putramu itu sudah memanggilku dengan sebutan Daddy," ulang Nathan memberi tahu Anggita.

Ia bisa melihat ekspresi Anggita yang berubah drastis, tapi bukan ekspresi itu yang Nathan harapkan.

Anggita menghela napas lega. Wanita itu sempat berpikir jika putranya sudah melakukan tindakan yang melanggar hukum atau kekerasan. Ternyata, Elvano hanya memanggil pria di hadapannya ini dengan sebutan Daddy. Dulu, ketika Elvano masih berusia tiga tahun, putranya itu juga sering melakukan hal yang sama saat mereka masih menetap di luar negeri.

"Maafkan putraku jika hal itu membuatmu tidak nyaman, Tuan," ucap Anggita sopan. Mungkin pria di hadapannya ini tidak terima saat Elvano memanggilnya dengan sebutan Daddy. Ia juga sepertinya telah salah mengenali. Lantas Anggita pun mengutarakan permohonan maafnya mewakili Elvano. "Dan juga sikap Saya tadi," lanjut Anggita lagi.

"Kamu pikir masalah ini sesederhana itu? Selesai dengan hanya meminta maaf?" Pandangan Nathan seketika menajam. "Karena lelucon putra nakal mu itu, nama baikku tercoreng. Aku disebut-sebut sebagai pria tidak bertanggungjawab dan tidak mau mengakui darah dagingku sendiri. Putra nakal mu itu sudah keterlaluan. Ia harus membersihkan nama baikku!!"

Mulai dari keterkejutannya yang secara tiba-tiba dianggap sebagai ayah dari seorang bocah. Berlanjut dengan penilaian relasi bisnisnya yang mengira ia memiliki hubungan asmara yang rumit, hingga memutuskan untuk menyembunyikan anak mereka.

Belum lagi selentingan ibu-ibu yang maha benar itu. Mereka menilai Nathan dengan berbagai macam spekulasi yang membuat kepala Nathan sakit. Dan kini akhirnya Nathan melampiaskan kekesalannya itu pada Anggita-ibu dari bocah nakal yang sudah mengganggu hidup Nathan beberapa hari ini.

"Hei!! Apa yang kau katakan barusan, hah? Putra nakal mu... putra nakal mu?!" Anggita mengulang kata-kata Nathan yang berhasil membuat panas telinganya.

Nathan mendongak demi menatap Anggita yang kini sudah berdiri dan melotot padanya. Terlihat garang sekali.

"Putraku tidak nakal! Dasar pria brandal!" Anggita melempar bantal sofa pada Nathan. Amarah wanita itu terpancing karena ucapan Nathan yang menyebut Elvano sebagai bocah nakal.

"Seenaknya saja kau mengatai putraku! Kau tidak memiliki hak untuk menilai buruk putraku! Dia anak yang baik!!" Anggita memukuli pria kurang ajar itu dengan bantal sofa. Tangannya bahkan begitu bar-bar meraih rambut perak Nathan dan menjambaknya saat Nathan yang ternyata tidak ingin mengalah, ia malah membela diri dengan masih saja mengatakan jika Elvano memang lah bocah nakal, buktinya dengan sembarangan bocah itu berani memanggil dirinya Daddy.

Semakin menyulut lah rasa amarah Anggita.

Keduanya bergelut di sofa. Nathan berusaha menghindari serangan Anggita yang ternyata semakin berutal. Wanita itu berani menendang pantatnya saat Nathan berusaha ingin bangkit menjauh dari sofa.

Nathan tersungkur.

Shit!

Nathan tak lagi menahan diri. Pria itu menggunakan kekuatan penuhnya sebagai laki-laki demi membalas Anggita dan membanting wanita itu ke sofa.

Bugh!

Anggita tersudutkan saat Nathan berhasil mencekal kedua tangannya di sofa. Pria itu menguncinya, saling menatap dengan tatapan yang tajam satu sama lain. Napas keduanya juga memburu. Penampilan mereka sudah acak-acakan, termasuk Nathan, dasi pria itu bahkan tak lagi terpasang dengan rapi setelah Anggita tadi berhasil menariknya.

Pandangan Nathan yang mengunci wajah Anggita kini bergerak turun perlahan. Ada sesuatu yang menggangu kefokusan pria itu.

Napas Anggita yang memburu, membuat dada wanita itu turun naik. Kedua tangannya dicekal oleh Nathan, sehingga blazer yang ia kenakan tersingkap, memperlihatkan blouse hitam dengan bagian dada yang hanya ditutupi oleh aksen brokat tipis. Menampakkan sebagian bongkahan mulus putih yang tersembunyi rapi di dalam sana.

Gleg!

Susah payah Nathan menelan saliva. Ia merasa hawa ruangan berubah seketika menjadi panas.

"Apa yang sudah terjadi di sini?!"

Suara tajam itu tiba-tiba saja terdengar di lantai dua. Membuat Nathan dan Anggita sama-sama menoleh ke sumber suara tanpa mengubah posisi mereka.

Galang berdiri dengan mata yang sudah memicing ke arah sofa dengan Sekar yang berdiri di sampingnya. Di sana putri mereka tengah dihimpit oleh seorang pria.

Dan netra tua itu beralih pada Elvano. Bocah tampan itu berdiri tak jauh di depan Galang. Sedari tadi Elvano sudah menonton pertempuran yang terjadi, hanya saja ia memilih diam menikmati pertengkaran konyol itu dengan tangan yang terlipat di dada. Mengamati tingkah sang ibu dan...calon ayahnya.

Bocah itu tersenyum sangat tipis. Begitu tipis, hingga tak ada yang mampu menyadarinya.

Melihat banyaknya pasang mata yang tertuju pada mereka, Anggita secepatnya mendorong dada Nathan untuk menyingkir dari atas tubuhnya. Pria itu hampir saja terjengkang kembali karena ulah Anggita, tapi untungnya Nathan memiliki keseimbangan yang baik.

Elvano segera berbalik menatap pada Galang dan Sekar. "Mommy dan Daddy bertengkar, Kek. Daddy ingin meminta maaf dengan..." Elvano mempertemukan kedua tangannya yang saling mengerucut. Wajah polos bocah itu terlihat datar, seakan apa yang kini tengah ia adukan pada Galang menggunakan jari jemarinya yang mungil itu bukan lah sesuatu yang aneh.

Berbeda dengan Galang dan Sekar. Mereka semakin melotot bersama dan langsung menatap tajam pada dua orang yang ada di sofa.

1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
sangsi sosial lebih kejam dari sekedar masuk penjara. itu resiko km siapa suruh dulu jahatnya kebangetan/Proud//Bye-Bye/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
tau, km balsem napi/Sneer/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dad jon udah tau duluan kali/Chuckle//Grin/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
paham lah Agam. cukup mengangguk dia gak nyerocos seperti km/Tongue/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
tengil bgt sumpah inget umur oyyy
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
asem bgt nathan
〈⎳ FT. Zira
nathan beda.. dia dah tau tapi teetep maju tuh.. padahal tau bakal di tendang juga tetep maju.. kurang apaa coba?? perlu cat rambut lagi atau gimana?

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
dad jon tetep yg paling dittakuti..tapi dad jon juga takutnya sama bini/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
tapi kalo ma Hena berubah jadi power ranger dia Nat/Joyful//Joyful/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
balsem sama ivan aja, nathan sama aku/Awkward/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
semoga gak direstui/Sly/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dih, dih kagak
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
habis ini Agam ngamok
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
ceriwis, aku ingat Zoya dengar kata ceriwis
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
si Balsem mewek gak lihat ini
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
luuu jadi pak tarno Nat/Speechless/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
udah terakhir aja, padahal aku nunggu Agam sama rania/Smug/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
dih kurang ajar nih orang/Facepalm/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
bau Ivan/CoolGuy/
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐰Aquͩeᷱeͥnͤɑ Кιкαη🐰
gak suka sumpah, luuu cari yg lain napa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!