Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 34
Dua orang di tempatkan di rumah ditambah satu asisten rumah tangga. Art yang biasanya hanya pulang dan datang, kini oleh Ravi diminta untuk menetap di rumah. Namun Ravi sudah meminta orang itu berjanji untuk tidak menyebarkan apapun yang ia lihat dikediaman ini. Orang tersebut pun berjanji dengan sungguh-sungguh sehingga membuat Ravi sedikit lega.
" Lei, kapan kamu mau berhenti bekerja, hmmm?"
" Sebulan lagi ya Mas, aku selesaikan pekerjaanku hingga akhir bulan ini. Setelah itu aku akan bilang ke Papa sekaligus ngasih tahu tentang kehamilan ini."
Ravi paham, meksipun itu adalah perusahaan keluarga, Leina tetap butuh waktu untuk resign. Apalagi yang Ravi tahu, Leina adalah orang yang sangat bertanggungjawab dengan pekerjaannya.
Ravi mengambilkan obat yang diresepkan oleh Dokter Lisa untuk Leina minum. Mereka pun bersiap untuk tidur.
Sambil memeluk erat Leina, Ravi berkali-kali menciumi pucuk kepala sang istri. Cinta dan sayang itu semakin hari semakin kuat ia rasakan. Maka dari itu berarti ia pun semakin takut akan kehilangan istrinya.
" Maaas," panggil Leina. Ia mendongakkan kepalanya sehingga matanya dan mata Ravi bertemu.
" Hmmm, ada apa?"
" Mas, jangan benci anak ini ya nantinya?"
Nyuuuut
Jantung Ravi rasanya amat sangat nyeri sekarang ini. Seperti ada yang menusuknya menggunakan bilah yang tajam.
" Sayang, kenapa ngomong gitu? Aku mana mungkin benci sama anak kita, anakku, darah dagingku yang udah susah payah kamu kandung."
" Aku takut aja, Mas Ravi jadi benci dia nanti kalau aku nggak ada."
Greeb
Ravi seketika memeluk Leina dengan erat. Ia tahu apa yang saat ini dipikirkan oleh istrinya itu.
Leina memiliki pemikiran bahwa nanti Ravi akan membenci anak mereka karena bisa jadi nanti Ravi akan menganggap anak mereka sebagai penyebab perginya Leina lebih cepat. Ya, itulah yang jadi ketakutan Leina.
Bukan sebuah omong kosong, karena orang tidak bisa ditebak isi hati mereka. Namun Ravi jelas tidak akan pernah seperti itu.
" Sayang, istriku yang kucintai. Aku nggak akan begitu, aku akan sangat bersyukur memilikinya. Itu adalah hadiah yang indah yang diberikan Allah untukku. Aku akan merawatnya dengan penuh kasih dan sayang, aku akan menjaganya untuku mu Lei. Aku janji itu, tapi aku lebih suka jika kita bisa merawatnya bersama-sama. Aku lebih suka jika kita bisa membesarkannya bersama-sama sayang."
Setiap kali berbicara dengan tema ini, Ravi sebenarnya tidak kuasa menahan tangis. Ia selalu berdoa semoga keajaiban itu ada, meskipun ia tahi bahwa itu hampir tidak akan pernah terjadi.
Air mata Ravi mau tidak mau kembali menetes. Leina mengusapnya dengan lembut dan mengecup mata Ravi pelan.
" Tahu gini aku nggak mau nikah sama kamu mas," ucap Leina tiba-tiba. " Tahu gini aku memilih langsung pergi aja. Kayaknya aku jahat banget Mas udah bikin kamu selalu nangis kayak gini."
Ravi menggeleng cepat, ia sungguh tidak ingin Leina begitu. Ia jadi membayangkan bagaimana Leina hidup sendirian di luar sana, menghindar dari semua orang.
" Nggak Lei, nggak. Aku sungguh bahagia menikah sama kamu."
" Tapi kamu sedih gini."
" Bukan itu sayang. Gini, yang namanya pernikahan kan pasti ada aja cobaannya. Nah sama nih kayak kita. Kita lagi dicoba sama Allah, dengan jalan seperti ini. Jadi jangan mikirin yang kayak gitu. Nggak boleh sayang, oke?"
Leina mengangguk, dan Ravi bernafas lega karena Leina tidak berkelanjutan dalam membahas hal tersebut.
Ravi sedikit menurutku dirinya sendiri. Ia sadar bahwa dirinya tidak boleh seperti itu di depan Leina karena mood Leina semakin mudah berubah-ubah karena hormon kehamilan.
" Ravi, kamu kudu bisa kontrol dirimu sendiri. Jangan gitu lagi di depan Leina. Haaah Ya Allah, beri hamba-Mu ini kemampuan dan kekuatan," ucap Ravi dalam hati.
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍