Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Siapa yang mau ketemu sama kita, Mas?" tanya Becca di kediaman milik Hendro.
"Panji." jawab Hendro sambil mempersilakan mantan istrinya duduk di kursi tamu.
Hendro dan Becca belum lama sampai di kediaman milik orangtua Hendro. Semenjak Gentra meninggal dunia, perusahaan jatuh ke tangan keluarga besarnya. Ada ahli waris dari pihak keluarga besar. Kenapa bukan baik Panji maupun Hendro yang mewarisi.
Hendro hanya anak tiri. Sejak ayahnya meninggal dunia saat dia berada di kandungan, sang ibu meneruskan perusahaan milik ayahnya. Setelah dia berusia 10 tahun ibunya meminta izin untuk menikah lagi dengan Gentra. Menurut pengakuan sang ibu, Gentra adalah mantan pacar saat kuliah. Sebelum bertemu dengan ayah kandung Hendro.
Dari pernikahan dengan Gentra tidak ada memiliki keturunan. Hendro pun tak terlalu ambil pusing. Dia pun dapat kasih sayang penuh dari kedua orangtuanya. Setelah dia dewasa dia tidak tertarik dengan perusahaan milik Gentra. Dia ingin mengembangkan perusahaan milik kakeknya. Perusahaan yang pernah di pegang mendiang ibunya. Sebelum ibunya meninggal dunia, Hendro masih bekerja di perusahaan Gentra.
Gentra menunjuk dirinya sebagai pengganti. Itu karena Panji menolak jabatan dari Gentra. Lebih memilih mengembangkan perusahaan madu yang sudah di bina sejak masih bujangan. Penolakan Panji dan terpilih dirinya sebagai direktur utama menjadi kontroversi bagi keluarga besar ayah tirinya.
Hendro memilih mundur dan di gantikan sepupu yang lain. Dia juga maklum banyak yang tidak terima. Karena statusnya hanya anak tiri. Begitu pun Panji yang masih kesal karena Gentra terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah tangganya.
Kembali ke masa sekarang. Hendro membuat minuman untuk mantan istrinya. Setelah bercerai belasan tahun yang lalu. Dia dan Becca sepakat tetap mengasuh anak tunggal mereka, Ervan Prasetya.
"Panji itu kakak sepupu kamu kan, Mas?" tanya Becca.
"Dia anak dari kakaknya papa Gentra. Tapi karena usiaku lebih tua lima tahun dari dia. Terbiasa dia panggil aku sebutan Mas Hendro. Padahal ya harusnya dari urutan silsilah aku yang panggil dia sebutan kak." jelas Hendro.
"Tapi kan emang usia kamu lebih tua dari dia. Eh, Mas, aku pernah lihat photo Panji di rumah Dara. Kek nya anaknya Panji itu mantannya Dara. kalau tidak salah Ika pernah bilang kalau tunangan Dara meninggal dunia bertepatan dengan keberangkatannya pergi studi ke Paris. Bahkan kata Ika, Dara masih mengharapkan kalau tunangannya masih hidup." ucap Becca.
"Wah, kamu sepertinya sudah mencaritahu soal Dara. Apa jangan-jangan pemikiran kita sama?" tebak Hendro.
"Jujur, Mas. Saya suka kalau Dara jadi menantu kita. Akan tetapi aku juga punya hutang budi pada Veronica. Selama di Australia temanku hanya Vero, Mas. Bahkan saat aku minta menjaga Ervan saat dia bersedia. Hingga kami bertemu lagi saat Ervan kecelakaan. Mereka menawarkan donor jantung karena tunangan Kinara meninggal dunia juga karena kecelakaan."
"Kata Veronica tunangan Kinara itu yatim-piatu. Makanya mereka memakamkan pria itu seperti anak mereka sendiri. Bahkan aku datang tempat pemakamannya, Mas."
Hendro mengerutkan dahinya. "Emang di makamkan di mana?"
"Di ..."
Obrolan mereka terhenti suara bel pintu. Hendro pun beranjak dari tempat duduk menuju ke pintu. Tampak pria yang mereka tunggu sudah berdiri di depan pintu. Hendro mempersilakan tamunya duduk.
"Hai, Becca." Panji pada mantan istri sepupunya.
"Hai, juga Panji." sapa Becca duduk tidak jauh dari tamunya. Hendro beralasan mau membuatku minuman pada tamunya. Dia bisa saja minta Becca yang ke dapur. Akan tetapi sekarang Becca bukan lagi istrinya. Status wanita itu sama, sebagai tamu. Mereka tetap di rumah karena menantikan kedatangan Ervan.
"Rumah ini tidak berubah. Terakhir aku datang ke sini pas Panca usia tujuh tahun. itu juga dia belum kenalan sama Ervan dan kamu, Becca." kata Panji.
"Itu karena kami saat itu sudah punya rumah sendiri, Panji." sahut Becca.
Becca melihat wajah Panji sangat kusut. Sudah pasti ada beban pikiran. Dia ingin banyak bertanya soal Dara dan anaknya Panji. Tapi ada rasa sungkan takut membuka kesedihan pria itu.
"Ji, kalau kamu mau istirahat menginap di sini saja. Kamu Juga Becca. Ada banyak kamar kosong di sini." kata Hendro.
"Ervan kok belum pulang, ya?" tanya Becca. "Ini sudah masuk isya. Mas, coba kamu telepon kantor atau yang berjaga di sana. Aku takut Ervan kumat."l ucap Becca.
Seperti instruksi Becca, Hendro akhirnya meminta pihak security-nya memeriksa kantor.
"Kata security mobil Ervan sudah tidak ada lagi. Artinya dia sudah pulang." ucap Hendro.
"Ya ampun dia kemana, ya? Besok pertunangan dia sama Nara." kata Becca cemas.
"Pertunangannya besok, Ya?" tanya Panji. Becca mengangguk.
"Tolong pikirkan lagi, Becca, Hendro. Kalau bisa batalkan saja semua urusan kalian sama mereka." tutur Panji.
"Tidak segampang itu,Ji. Butuh alasan kuat untuk membatalkan perjodohan itu. Kalau tidak mungkin Ervan tinggal nama." ucap Becca.
"Mereka itu licik. Tadi Dara menelepon kalau dia sudah ke kantor polisi untuk mengusut kematian Panca." kata Panji.
"Hubungannya apa dengan Dara?" Becca mulai merasa Panji terlalu ikut campur.
"Kan tadi Panji bilang kalau Dara mau mengusut tuntas kasus kematian Panca." Hendro menengahi pembicaraan Panji dan Becca. "Karena Panca adalah tunangan dia."
Panji menelepon seseorang yang di yakini sebagai sumber terpercaya. Suara seorang wanita terdengar dari seberang sana.
" Assalamualaikum, Mas Panji. Ada yang bisa saya bantu? Bukannya beberapa hari yang lalu saya sudah memberikan informasinya. Apa masih ada yang mau di tanyakan lagi?" ucap wanita di seberang sana.
"Mbak Dahlia, ini ada kerabat saya mau tahu tentang Kinara. Bisa di ceritakan kembali, soalnya kalau saya yang cerita rasanya mereka tidak percaya."
"Oke, setelah Mas Panca menolak perjodohan, mbak Kinara semakin menjadi, saya dengar dia pernah mengamuk di kantor Mas Panca dengan senjata tajam. Setelah itu dia sempat berobat ke luar negeri yaitu Australia. Beberapa bulan kemudian dia dekat dengan seorang pria bernama Giring. Setelah tahu dia hanya di manfaatkan oleh Veronica. Giring meminta pertanggung jawabannya untuk menikahi Kinara."
Becca mengerutkan dahinya. "Pertanggungjawaban apa? apa dia melakukan sesuatu pada Kinara?"
"Tidak, Bu. Giring terlanjur serius sama Kinara. Veronica menyetujui hubungan mereka hanya untuk menutupi kelemahan Kinara. Bahkan Veronica membuat perusahaan orangtua Giring gulung tikar. Supaya pria itu tidak punya nyali untuk mendekati Kinara. Dan itu setelah mereka punya calon baru yang katanya penerima jantung tunangan Kinara."
"Saya yakin tunangan Kinara yang mendonorkan jantung adalah mas Panca. Karena Giring masih hidup." lanjut Dahlia.
Becca merasa sesak setelah mendengar penjelasan dari Dahlia.
"A.. pa Hubungan kamu sama keluarga Vero?" tanya Becca terbata-bata.
"Saya asistennya pak Marcel, mantan suami Bu Veronica. Setelah pak Marcel masuk penjara, saya diajak tetap bekerja di sana sama Bu Lasya" jelas Dahlia. "Saya berhenti dari perusahaan tersebut setelah banyak mencium kejanggalan atas perbuatan mereka. Termasuk kematian Bu Lasya dan suaminya." tambah Dahlia.
"Jika memang jantung Panca, yang harus jadi tunangan Ervan bukan Kinara tapi .."
"Tapi Dara." sahut Hendro. "Kalau ini aku setuju." tambah Hendro.
"Tapi tidak untuk keluarga Dara. Dia sudah di siapkan calon. Mereka sudah punya tradisi keluarga yaitu Sayembara Jodoh" kata Panji kemudian.
"Apa yang harus kita lakukan, Mas?" Becca terlanjur ketakutan setelah mendengar cerita dari Dahlia. Dia tidak menyangka kalau Veronica seperti itu.
"Kita ikuti permainan mereka." kata Hendro. "Tapi kamu yakin, Ji. Kalau itu adalah Panca?"
"Semoga dugaan aku benar, Mas. Apalagi setelah Mbak Dahlia menjelaskan tadi." ucap Panji lirih.
"Apa Dara tahu soal ini?" tanya Hendro.
"Dara sudah tahu. Bahkan dia duluan yang mengatakan feeling nya kalau Kinara ada hubungan dengan kematian Panca." kata Panji.
"Apa dia tahu soal Ervan?" tanya Hendro lagi.
"Itu yang aku kurang tahu, Mas." jawab Panji.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰