NovelToon NovelToon
Istri Kedua Suamiku

Istri Kedua Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:298.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Tya

Betapa hancurnya perasaanku, saat aku tau suamiku menikah diam diam di belakangku dengan temanku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Setelah pemeriksaan selesai, aku dan Mama segera berpamitan dengan dokter muda yang tampan itu.

Namun, sebelum kami benar-benar pergi, dokter itu memanggilku dengan lembut, "Rea."

"Iya, Dok," jawabku, menatap wajah dokter yang menarik perhatian itu.

"Hati-hati, ya," ucapnya dengan sedikit gugup.

"Pasti, Dok," sahutku dengan senyuman.

Aku dan Mama pun meninggalkan ruangan dokter tersebut dan berjalan menuju area parkir mobil.

Begitu sampai di sana, aku segera mengantar Mama pulang, lalu kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Di sepanjang perjalanan pulang, aku tak bisa mengusir bayangan wajah dokter muda itu dari pikiranku.

Ada rasa aneh yang mulai tumbuh di hatiku, tapi aku tak yakin apa itu. Apakah ini awal dari perasaan yang lebih dalam? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini.

ah tidak mungkin ini hanya perrasaan faku saja yang berlebihan, mungkin karena aku terlalu terpesona dengan dokter arka.

Setibanya di kantor, aku berpapasan dengan Rena yang baru saja keluar dari perusahaanku. Beberapa karyawan berbicara keras, mengejek dan menghina Rena sambil tertawa sinis.

"Pergi sana, pelakor!" seru salah satu dari mereka.

"Dasar pelakor, gak tau malu!" timpal yang lain.

"Cantik enggak, kecentilan pulak," lanjut seorang karyawan perempuan dengan nada sinis.

"Bener, entah apa yang dipandang Pak Hans," ujar karyawan lainnya sambil bergumam.

Aku tersenyum sinis ke arah Rena yang tampak kesal dan marah. Matanya menatap tajam para karyawan yang mengejeknya.

"Apa maksud kalian, hah? Aku ini bukan pelakor, tapi istri sahnya Pak Hans!" bentak Rena dengan lantang, berusaha membela diri.

Namun, tanggapan yang didapatnya justru tawa terbahak-bahak dari para karyawan yang semakin mengejek dan menghina Rena.

mereka terlihat menikmati penderitaan Rena, tanpa menyadari betapa perasaan wanita itu terluka oleh kata-kata mereka.

Aku berjalan dengan penuh amarah, melupakan segala rasa iba pada Rena yang telah mengambil suamiku tanpa perasaan. Langkah kaki terasa semakin cepat, tak ingin menoleh pada wajah perempuan itu.

"Tunggu, Rea!" teriak Rena, berusaha menghentikanku dengan menggenggam tanganku erat.

"Lepaskan!" bentakku, "Aku tidak punya waktu untuk mengurusi perempuan seperti kamu!" Aku mencabut tanganku dari genggamannya dan melanjutkan langkah dengan penuh kebencian.

Rena masih belum menyerah, "Apa maksud kamu bilang anak ini bukan anak Hans?" tanyanya dengan suara parau, mencoba mencari kebenaran dari perkataanku sebelumnya.

Namun, aku tidak berniat menjawab omongannya. Aku tetap berjalan, meninggalkan Rena yang terdiam di belakangku.

Entah apa yang terjadi setelah itu, apakah dia benar-benar diusir oleh karyawan atau tidak, aku tak peduli sama sekali.

Hatiku sudah terluka parah, dan saat ini aku hanya ingin menjauh dari wanita yang telah menghancurkan hidupku itu.

Begitu pintu lift terbuka, aku segera melangkah keluar dan berjalan menuju ruanganku. Tepat di saat itu, Titin keluar dari ruangannya dan langsung berjalan ke arahku. Wajahnya terlihat kesal dan geram.

"bu bos, tau tidak, Rena datang kemari tadi?" ujar Titin dengan nada tinggi. "Dia diolok-olok oleh karyawan, tapi tetap saja kekeh ingin menemui anda bu bos. Sungguh, perempuan itu benar-benar tidak tau malu."

Aku menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan kelakuan Rena yang datang ke kantor tanpa diundang. "Mau apa dia? Dasar perempuan yang tidak tahu malu," gumamku kesal.

Titin menceritakan panjang lebar tentang kejadian tadi, membuatku semakin geram mendengarnya.

Setelah selesai mendengarkan cerita Titin, aku masuk ke dalam ruanganku untuk mengambil beberapa berkas yang diperlukan.

Tanpa menunggu lebih lama, aku segera menuju ruang meeting di perusahaan milik CEO yang kemarin menolakku kaena hasutan hans.

Di dalam ruang meeting, aku mencoba untuk melupakan kejadian tadi dan fokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Namun, bayangan Rena yang datang ke kantor kekeh ingin menemui aku,  dan sudah diolok-olok oleh karyawan tetap saja menghantuiku, membuatku merasa jengkel dan kesal.

Hans menatapku dengan tatapan tajam, seolah mengevaluasi setiap gerak-gerikku. Aku mencoba untuk tetap tenang dan memasang wajah jutekku, meskipun rasanya ingin menjerit di dalam hati.

Di ruangan ini, aku merasa seperti tidak dianggap oleh para CEO yang duduk di sekelilingku. Entah apa yang dikatakan Hans kepada mereka sehingga membuat mereka mengabaikanku.

Setelah Hans selesai mempresentasikan, kini giliran aku untuk maju ke depan. Aku mengambil nafas dalam-dalam dan mengucapkan Bismillah dalam hati.

Dengan keyakinan dan tekad yang kuat, aku mulai mempresentasikan materi yang telah aku persiapkan.

Awalnya, para CEO tampak tidak tertarik dengan presentasiku. Namun, aku tidak patah semangat dan terus melanjutkan presentasi hingga pertengahan materi.

Tiba-tiba, satu per satu, mereka mulai menatapku dengan penuh perhatian. Ekspresi wajah mereka berubah menjadi terkesan dan puas dengan presentasiku.

Aku merasa lega dan semakin percaya diri untuk melanjutkan presentasi hingga selesai. Ketika aku menutup presentasi dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengajukan pertanyaan, banyak tangan yang terangkat, menunjukkan minat mereka terhadap apa yang baru saja aku sampaikan.

Di saat itulah, aku menyadari bahwa aku telah berhasil menarik perhatian mereka dan membuktikan diri sebagai seorang presenter yang kompeten di hadapan para CEO yang awalnya meremehkanku.

Wajah Hans terlihat sangat tidak menyukai aku. Aku merasa cukup puas dengan presentasi yang baru saja aku lakukan.

Detak jantungku semakin kencang, menunggu pengumuman siapa yang akan memenangkan tender ini.

Aku mengambil gelas air putih yang ada di depanku, berusaha menenangkan diri. Beberapa menit kemudian, pengumuman pun dibacakan.

Ternyata, aku yang berhasil memenangkan tender ini dan akan bekerja sama dengan perusahaan besar!

Rasa syukur dan lega bercampur menjadi satu. Semua usahaku selama ini tidak sia-sia. Beberapa rekan kerja yang hadir pun mengucapkan selamat kepadaku.

"Selamat, Bu Rea! Presentasi Anda memang sangat bagus. Ternyata Anda tidak sejelek yang kami kira," ucap salah seorang rekan kerja dengan senyum kemenangan.

"jelek gimana pak?" tanyaku penasaran

"itu kata pak hans, kinerja perusahaan kamu jelek dan suka membuat perusahaan lain rugi"

"astagfirullah pak, jadi pak hans berkata seperti itu"

"iya, makanya pak hans tidak lagi bekerja sama dengan perusahaan anda, katamya bergitu"

"tidak perlu aku jelaskan ke bapak sebenarnya perusahaan aku seperti apa?"

Aku tersenyum, menahan kebahagiaan yang memenuhi hati. Kini, aku telah membuktikan bahwa aku mampu bersaing dan meraih kesuksesan bersama perusahaan besar. Tak ada lagi yang bisa meremehkan kemampuanku.

"rea"  hans menghampiriku

aku balik badan menatap hans yang tega menceritakan yang enggak enggak sama rekan bisnis kami.

"kau tau hans, mau kamu mencoba untuk menjatuhkanku tapi aku tidak akan pernah terjatuh oleh kelicikan kamu" sinisku

"jangan sombong dulu kamu rea ! aku tidak suka kamu berada di atasku !"

"kenapa kamu sejahat ini sama aku hans !"

"karena aku sakit hati, kamu menggugat cerai aku ! dan dekat dengan dokter muda"

hahahahaha, aku ketawa mendengar pengakuan hans yang tidak masuk akal.

***

1
Retno Harningsih
lanjut
Neti Herawati
bagus
Sunaryati
Segera launching Delvin Yunior Thoor untuk mematahkan kekhawatiran ibunya Delvin, Semoga menjadi menantu tersayang Rea
Hanisah Nisa
benar rea... terima tantangan.... yg penting... hatinya Delvin.... dan ayahnya... Delvin... setuju....
Retno Harningsih
lanjut
Irma
jadi sii hans biang keroknya awas kau hans
Hanisah Nisa
lanjut
Dewi Nurani
deuh si rea jadi istri gak dihargai , sekarang punya pacar gak diterima , ngapain juga terus bertahan
Retno Harningsih
lanjut
sarinah najwa
kasian rhea... jangan sampai hanya menjaga jodoh orang...😔
Hanisah Nisa
lanjut
Boma
udah 3 taun aja itu pacaran,kalo di dunia nyatamah mana ada pacaran sama janda selama itu,ko betah ya,apa lgi gak di setujin sama ortunya
Lee Mba Young
Kok mau sih rea pacaran smp 3th kl kredit motor dah lunas itu, kl aku mah ogah bnget di tenteng sana sini pa lagi mamanya gk setuju.
kcuali Delfin teges tinggal kan rumah trus nikah hidup berjuang berdua dan buktikan kl mampu tnp ortu. baru keren kan gk durhaka cm gk di restui krn janda, kcuali gk di restui krn perempuannya bkn wanita baik baik itu baru aku di pihak mamanya.
Irma: iya betul harusnya rea ama dafa aja kan mamanya dafa jga dah suka ama rea bahkan pengenya rea yg jd istrinya dafa apa lagi dafa jg suka ama rea andai rea pacaranya ama dafa pasti dah di nikahin tuh si reanya
total 1 replies
Retno Harningsih
lanjut
Sunaryati
Benar Rea sudah terus sama Raka jika kamu jadian sama Selain, jadi Raka tidak menaruh harapan padamu
Nora♡~
Tetap💪💪💪thor lanjut..
Raufaya Raisa Putri
si rea ngg ad wibawany a... mau lanjut bc tp ngg sk karakter pu ny
Umi kalsum
iya suami Rena adalah nb hans
Soraya
lanjut
Soraya
knp Kirana di tinggal kn mereka pergi bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!