MENIKAHI LELAKI TUA

Hari semakin larut malam. Hampir tengah malam, namun Nisha masih berjalan tak tentu arah tujuan. Ia tak tahu harus kemana lagi. Tubuh nya kian lelah dan letih. Wajah nya pun mulai tampak pucat karna belum makan sedari siang.

Sejenak Nisha berhenti di pinggir jalan pedesaan yang mulai tampak sunyi dan tak ada orang yang berlalu lalang. Di ujung jalan, hanya ada satu warung yang masih ramai dengan pemuda yang duduk berkumpul bermain gaple.

Nisha tampak enggan untuk ke sana. Ia takut menjadi sasaran empuk para pemuda nakal yang bisa saja berbuat jahat pada diri nya. Nisha makin gelisah, bingung tak tahu tujuan perjalanannya. Ia pun berbalik memutar tubuh nya untuk menjauhi keramaian yang bisa saja mengundang bahaya.

Tiba-tiba saja, kedua mata Nisha terasa perih oleh silau nya cahaya lampu mobil yang mendadak datang di hadapan nya.

Ciitt !!!

Bruk !!!!

Bunyi rem mendadak disertai bunyi benda yang tertabrak membuat tubuh mungil nya kehilangan keseimbangan. Ia pun terguling ke atas rerumputan di pinggir jalan dengan koper yang remuk menghimpit tubuh nya.

Sesaat ia melihat seorang pria tampak berlari menghampiri seraya menepuk-nepuk pipinya sebelum akhirnya Nisha shock dan pingsan tak sadar kan diri.

Wanita malang itu seperti nya sudah terlalu lemah dan kehabisan tenaga. Ia sudah tak sadar, saat tubuh nya di angkat oleh seorang pria asing yang membawa nya pergi dengan mobil sedan nya yang mewah.

Pagi itu mentari bersinar cerah saat Nisha terbangun dari tidur nya yang lelap. Mata nya terbuka pelan dan menatap suasana tempat tidur nya yang terasa nyaman dengan senyuman yang menghias bibir nya.

"Mimpi yang indah !"

Gumam nya dalam hati seraya memicingkan mata nya kembali. Ia merasa saat ini tengah bermimpi bisa tidur nyenyak di sebuah kamar besar layak nya hotel bintang lima. Dingin kamar yang ber AC dengan ranjang besar yang empuk membuat Nisha tak mau bangun. Ia takut mimpi nya akan menghilang seketika saat ia membuka mata.

Kriuk !!!

Mendadak suara bunyi perut nya yang kelaparan membuat mata nya kembali terbuka. Ia menyentuh bagian perut nya yang terasa perih karena semalaman belum di isi.

"Astaga, aku kesiangan !"

Ingatan nya untuk pergi berdagang sayuran di setiap pagi membuat Nisha melonjak bangun.

Dia segera duduk dan menatap ke sekeliling ruangan kamar dengan pandangan takjub. Wajah nya tampak terkejut mendapat kan diri nya tidur di atas sebuah ranjang besar yang empuk dan berada dalam sebuah ruangan kamar yang luas dengan perabot yang tampak mahal dan mewah.

Nisha memegangi kening nya mencoba berpikir, Ia merasa mimpi nya belum berakhir. Pikiran nya pun sontak teringat kejadian semalam. Jiwa nya yang semula hilang mulai kembali ke tubuh nya. Nisha pun sadar jika saat ini ia berada di suatu tempat yang tak di kenal.

Ceklek !!!

Bunyi pintu di buka seseorang membuat mata Nisha bergerak menatap lurus ke arah pintu kamar yang terbuka perlahan.

Mata indah nya tampak tak berkedip menatap seorang pria muda tampan yang berjalan tegap ke arah nya sambil mengembangkan senyuman manis yang sangat memikat hati.

Pria tampan berpenampilan keren yang memakai kemeja garis putih biru dipadu jeans dark blue itu tampak membawa sebuah nampan berisi segelas susu coklat dan dua buah roti yang kemudian di taruh perlahan oleh nya di atas meja kecil yang terletak di pinggir ranjang.

Mata Nisha terus menerus memperhatikan pria tampan yang tak ia kenal itu dengan penuh tanda tanya.

Sadar diri jika Nisha terus memperhatikan nya, pria itu lalu berdiri di pinggir ranjang sambil menatap Nisha dengan senyuman manis terukir di bibir nya.

"Jangan kaget, semalam kamu pingsan karna nyaris tertabrak mobil ku. Untung mobil ku cuma menabrak koper mu. Aku sempat panik kalau kamu luka-luka. Syukurlah kamu cuma pingsan. Mungkin kamu kelelahan di jalan. Aku bingung harus bawa kamu kemana karna aku tak mengenal mu. Akhirnya, terpaksa aku membawa mu ke rumah ku saja."

Jelas pria itu dengan suara nya yang lembut dan terdengar berwibawa.

Nisha jadi tertegun. Pesona pria tampan yang ada di hadapan nya membuat diri nya terhipnotis seperti orang yang sangat dungu.

"Oh ya, kamu pasti lapar. Dari semalam aku mendengar perut mu berbunyi kriuk, kriuk. Penghuni rumah ini tak ada orang lain selain aku sendiri. Aku sering makan di luar atau pesan makanan. Jadi maaf, aku cuma punya roti dan susu untuk sarapan mu."

Ucap nya lagi dengan sikapnya yang ramah sekaligus sopan.

Nisha yang tampak bengong dan oon saja membuat pria tampan itu jadi keheranan. Ia pun menjentikkan jarinya di depan wajah Nisha membuat perempuan itu kaget gelagapan.

"Hei, jangan bengong. Kamu udah sadar belum ?"

Tegur nya seraya tertawa renyah melihat ekspresi wajah Nisha yang kaget.

"A-aku, ada dimana ?"

Tanya Nisha yang masih tak percaya dengan apa yang ia rasakan sekarang.

Fenomena kamar mewah serta pria tampan bak dewa si depan mata nya serta makanan yang tak biasa ia santap membuat Nisha jadi linglung.

"Kan udah ku katakan, kamu ada di rumah ku !"

Sahut pria itu tergelak merasa lucu dengan pertanyaan Nisha.

"Maksud ku, rumah mu ini ada di mana ?"

Tanya Nisha lagi meralat pertanyaan nya kembali.

"Oo, rumah ku ini letak nya di kota B ! Lumayan jauh dari desa semalam kita bertemu."

Jawab pria itu di sela tawa nya yang mulai menghilang.

Wajah Nisha tampak sedikit berubah. Bayangan Ridwan, Vina dan Farel yang saat ini tinggal di kota yang sama dengan tempat ia berada membuat Nisha jadi murung. Ia tak menyangka takdir akan membawa nya kembali ke kota yang ia benci.

Kota yang menjadi kenangan buruk saat ia dan Ridwan tinggal serumah bersama adik nya Vina. Kota yang membuat batin nya tersiksa karna tinggal di sarang maksiat dan dosa. Kota yang saat ini menjadi tempat pelatihan mantan kekasih nya Farel.

Raut wajah murung Nisha yang terlihat jelas membuat pria tampan yang di hadapan nya jadi kebingungan. Ia tak mengerti apa yang ada dalam pikiran perempuan cantik yang kini ada di hadapan nya.

"Sst,, roti dan susu itu bisa dingin loh kalau tidak segera di makan."

Deg !

Bisikan pelan yang hinggap di telinga Nisha dari pemuda tampan itu serta merta membuat dirinya jadi kaget dengan jantung berdegup kencang.

Mata Nisha pun membelalak memandang pria tampan yang tampak kembali berdiri menjauh dari tubuh nya yang sengaja di dekati pria itu untuk berbisik ke telinga nya.

"Jangan lupa setelah sarapan kamu mandi dan berpakaian cantik. Aku mau mengajak mu berbelanja ke supermarket untuk makan siang kita nanti. Oh ya, koper berisi pakaian mu ada di lemari itu. Sekalian kita beli koper baru untuk mengganti koper mu yang rusak."

Ucap pemuda tampan itu lagi seraya menunjuk ke sebuah lemari besar yang terpajang di sudut ruangan kamar.

"Aku tunggu kamu di luar. Aku mau memanaskan mobil dulu. Oke !"

Pria tampan itu membulatkan jari jempol dan telunjuk nya sebelum berputar membalikan badan dan pergi keluar kamar meninggalkan Nisha sendirian.

Sepeninggal pria itu, Nisha duduk termenung di atas ranjang dengan berbagai macam tanda tanya yang hinggap di benak nya. Ia sangat penasaran tentang jati diri pria tampan yang telah menjadi penyelamat hidup nya itu.

Senyuman tipis terukir sesaat di wajah Nisha. Hati nya sangat bersyukur karna malam tadi diri nya terselamat kan dari nasib buruk diri nya yang nyaris terlantar dan tidur di jalanan.

Sedetik kemudian, wajah Nisha kembali muram. Pikiran buruk pun kembali melintas di benak nya mengusir rasa syukur yang baru saja ia ucapkan dalam hati. Bagaimana kalau setelah makan siang pria itu mengusir diri nya pergi. Kemana lagi ia akan tidur malam ini. Sampai kapan ia akan menjadi musafir yang terlunta-lunta tanpa arah dan tujuan pasti.

Keresahan dan kegundahan kembali menerpa hati Nisha yang rapuh dan telah terluka parah. Ia pun tampak tak bersemangat menggigit roti yang di bawakan pria tadi untuk nya.

.

.

.

BERSAMBUNG!!!!

Apakah Nisha akan kembali menjadi orang terlantar dan terlunta-lunta bagai musafir yang tak tahu mau kemana ?

Cuss baca kelanjutan kisah nya 💃