NovelToon NovelToon
MY UNLUCKY HUSBAND

MY UNLUCKY HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Si Mujur
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

#SiMujur
Bejo Fajar Santoso, atau Jo, adalah pria berumur 25 tahun yang selama hidupnya selalu diliputi kesialan. Namun, hidup Jo berubah drastis setelah dirinya bertemu dengan Athena Dewi Sarayu, wanita yang disebut-sebut sebagai wanita paling beruntung abad ini. Cantik, kaya, sukses, dan memiliki pacar seorang pengusaha tampan, Tina punya segalanya. Tapi, keberuntungannya lenyap saat nasib sial Jo berpindah kepadanya!

Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Dapatkah Tina mengembalikan keberuntungannya, atau akankah Jo akhirnya bisa merasakan keberuntungan seumur hidup? Ikuti kisah mereka disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Mas-Adek

Tina mengerjapkan matanya beberapa kali untuk melihat plang besi itu dengan seksama. Setelah memastikan bahwa yang dilihatnya benar, ia menoleh ke arah Jo dengan heran.

"Jo, kenapa kita di sini? Bukannya Lo bilang kita mau ke rumah orang tua Lo?"

Jo tersenyum sambil memandang gedung tua di depannya. "Betul Bu. Ya ini dia rumah saya. Semenjak saya sadar saya hidup, saya udah ada di sini,"

"Oh..." Tina tiba-tiba jadi merasa tak enak hati. Kenapa dia tidak kepikiran untuk mengecek latar belakang Jo dulu, ya? Ia pikir, meskipun lelaki ini miskin, setidaknya masih memiliki orang tua. Tina sama sekali tak menyangka kalau Jo ternyata tinggal di panti asuhan.

"Makanya tadi kan saya sudah bilang takut Bu Tina nggak akan suka," Jo menatap Tina yang masih terperangah di sampingnya. "Apa Bu Tina mau pulang saja sama pak supir?"

"Nggak usah," Tina menggeleng cepat. "Gue waktu kecil juga sering kok pergi ke panti buat ngasih santunan,"

"Jadi, masih tetap mau ikut nih?" Jo bertanya memastikan. Tina menjawab dengan anggukan mantap.

Mereka berdua pun melangkah masuk ke dalam panti. Di sana, Jo langsung menghampiri seorang pria yang sedang sibuk memimpin anak-anak panti bersih-bersih. Tina agak merapatkan tubuhnya pada Jo karena takut tertabrak anak-anak kecil yang sedang berlarian sambil membawa sapu.

"Anggi! Dion! Astaga! Jangan lari-lari!" Pria paruh baya yang semula memunggungi mereka berbalik sambil berseru. Namun, saat pandangannya tertuju pada Jo dan Tina, pria itu tampak terkejut.

"Jo?"

"Assalamu'alaikum Pak Santoso," Jo tersenyum dan menghampiri pria itu, lalu memeluknya erat-erat.

"Waalaikumsalam. Astaga, ini beneran Jo?" Pria itu masih tampak tak percaya, ia bahkan menepuk-nepuk pipi Jo beberapa kali. "Kenapa kamu jadi ganteng banget? Ya Allah, apa kabar? Kamu sehat kan? Sejak di Jakarta kamu sudah jarang ke sini lagi," Pak Santoso memeluk Jo seperti seorang bapak yang rindu dengan putranya.

"Maafkan aku Pak," Jo tersenyum lebar. Ia kemudian menoleh ke belakang dimana Tina berdiri di sana. "Kenalkan Pak, ini calon istriku,"

Pak Santoso menatap Tina dengan mata berbinar. "Subhanallah, calon istri? Selamat datang, Nak," katanya sambil menjabat tangan Tina dengan hangat. Tina merasa sedikit gugup, tapi senyuman tulus Pak Santoso membuatnya merasa lebih tenang.

"Terima kasih, Pak," Tina balas tersenyum.

"Eh, ayo, jangan berdiri di sini. Sebaiknya kita segera masuk. Siti! Tolong buatkan minuman untuk tamu kita!" teriak Pak Santoso sambil menggandeng Tina dan Jo masuk ke rumahnya.

Tina dan Jo lalu duduk di kursi kayu yang ada di ruang tamu rumah Pak Santoso. Tina memandang sekeliling ruangan itu dengan seksama. Ruangan itu cukup sederhana, namun memancarkan kehangatan yang begitu tulus. Dindingnya terbuat dari kayu yang sudah mulai menghitam akibat usia, dengan beberapa plesteran tembok yang terlihat mulai mengelupas. Di sudut ruangan terdapat sebuah rak buku yang penuh dengan buku-buku tua dan beberapa foto berbingkai, menambah nuansa nostalgia pada ruangan tersebut.

Lantainya terbuat dari ubin lama berwarna cokelat kemerahan yang sudah banyak retak. Sebuah karpet tenun tradisional berwarna cerah diletakkan di tengah ruangan, memberikan sedikit aksen warna yang menyenangkan mata. Di atas karpet itu terdapat meja kayu rendah yang dipenuhi dengan tanda-tanda pemakaian bertahun-tahun, di mana terlihat jelas goresan dan bekas cangkir.

Di sekeliling meja, terdapat beberapa kursi kayu dengan bantalan duduk sederhana yang agak tipis, namun cukup nyaman. Tirai jendela yang terbuat dari kain katun berwarna pastel menutupi sebagian sinar matahari yang masuk, menciptakan suasana yang lembut dan hangat. Sebuah kipas angin tua tergantung di langit-langit, berputar perlahan-lahan, membantu mengusir sedikit panas dari udara siang itu.

Mata Tina menjelajah pada salah satu sudut ruangan, dan terdapat lemari kaca kecil yang memajang beberapa piala dan penghargaan, mungkin itu milik anak-anak panti.

Seorang wanita muda masuk ke ruangan sambil membawa dua cangkir berisi teh. Sepertinya gadis itu adalah Siti, orang yang disuruh oleh Pak Santoso tadi. Penampilan gadis itu cukup sederhana seperti gadis desa pada umumnya. Wajahnya yang cantik terlihat alami tanpa polesan make up sama sekali. Tapi yang mencuri perhatian Tina bukan itu, melainkan saat ini gadis itu terus menerus melihat Jo dengan tatapan terpesona.

"Mas Jo, kan? Masih ingat Siti?" Wanita itu bertanya lembut. Suaranya sangat halus, sangat berbeda dengan suara Tina yang biasanya menggelegar memekakkan telinga.

"Loh, ini Siti? Kamu kok sudah besar?" Jo mengulurkan tangannya untuk memeluk gadis itu, membuat Tina langsung mendengus sebal.

Kenapa seenaknya saja dia peluk-peluk cewek lain di depan gue?

"Ehem! Ehem!" Tina pura-pura batuk untuk mengalihkan perhatian mereka.

"Eh," Siti buru-buru melepaskan pelukannya. "I-ini siapa Mas Jo?"

"Oh, ini Bu Tina, calon istriku," Jo menjawab sambil tetap tersenyum, tanpa ia tahu kalau di sebelahnya Tina sudah menahan kesal.

"Kok masih panggil Bu sih, Mas?" Tina tiba-tiba berkata dengan nada manja yang dibuat-buat. "Kan udah kubilang manggilnya Adek aja,"

"Hah?" Jo terbengong-bengong mendengar ucapan Tina.

"Kok bingung gitu sih, Mas? Adek kan jadi malu," Tina diam-diam mencubit pinggang Jo sambil berbisik. "Udah, nurut aja ngapa!"

Jo meringis menahan sakit, tapi ia tetap berusaha tersenyum meski terpaksa. "I-iya dek, maaf, Mas lupa,"

"Bapak benar-benar tidak menyangka kamu akan menikah Jo," Di sisi lain, Pak Santoso yang duduk di depan mereka melihat semua kejadian itu sangat romantis. "Rasanya bapak jadi terharu," Pak Santoso mengusap kedua matanya yang mulai berair.

"Oh iya," Pak Santoso tiba-tiba bangkit dari kursinya. "Ada sesuatu yang ingin bapak sampaikan padamu. Sini, ikut bapak!" Pak Santoso lantas menarik tangan Jo untuk mengikutinya pergi ke dalam rumah. Meskipun bingung, Jo mengikuti bapak asuhnya itu dan meninggalkan Tina bersama dengan Siti.

Ditinggalkan begitu saja oleh Jo, Tina mulai menampakkan tanduknya. Ia melipat tangannya di depan dada sambil menyilangkan kaki.

"Mbak ini, siapanya calon suami saya?" Tina bertanya dengan nada galak. Ekspresi dan nada bicaranya benar-benar mengintimidasi.

"Eh, anu, saya teman mainnya Mas Jo sejak masih kecil. Saya ini anaknya Pak Santoso, nama saya Siti," Siti menjawab dengan suara lembut.

"Oh, ternyata cuma teman," Tina berkata seolah tak peduli. "Teman tapi kok peluk-pelukan," gerutunya kesal.

"Eng, Mbak sendiri, sudah kenal Mas Jo berapa lama?" Siti ganti bertanya.

"Belum lama sih," Tina menjawab ketus. "Tapi kami sudah lebih dari sekedar mengenal satu sama lain. Sederhananya, aku sudah mengenalnya luar dan dalam," Tina tersenyum licik.

"Maksudnya, mbak?" Siti yang polos tentu bertanya karena bingung.

Tina melancarkan aksinya dengan mengelus-elus perutnya sambil tersenyum lebar. "Di sini ada buah cinta kami,"

Siti tampak terdiam sejenak. Ia masih belum mencerna maksud ucapan Tina. Tapi setelah ia sadar, gadis polos itu berseru kecil.

"A-apa?! Jangan-jangan Mas Jo sudah—"

Tina tersenyum miring, merasa sangat puas melihat keterkejutan di wajah wanita itu. "Ya, kamu benar. Kami memang sudah melakukan sejauh itu,"

1
Nanik Arifin
haisshh.... bukannya berlaku lembut & manis, menyesuaikan dg Siti, malah ngeluarin tanduk & arogan. Tina... Tina... 😔🤦🏻‍♀️
Eva Karmita
astaghfirullah Tina jgn gitu dong kasihan Siti dia cuma kangen aja sama Jo karena Jo teman masa kecilnya ya mungkin Siti punya perasaan ke Jo tapi Jo nya kan belum tentu , jadi jgn gadi"dah kamu Tina 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
cemburu boleh tapi jgn gitu juga kali pakai ngaku hamidun segala 😩
Azzahra Asyilla: itu saking cemburunya si Tina Tun kak,jadi begitu deh,,tapi dia masih gak sadar juga kalau udah cinta sama jo
total 1 replies
mamah fitri
tina lupa klu keadaan bisa berbalik ... awas ntar malllluuuuuuuu wkwkkwkwwkwk
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...

wkwk, Tina manas-manasin siti🤭🤭
Hikmal Cici
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
VALLENDA: thankyou akak
total 1 replies
Eva Karmita
Jo kamu memang keren 👍🥰
VALLENDA: jo: aku gitu loh😚
total 1 replies
Azzahra Asyilla
Tina dah cinta tapi gengsi
VALLENDA: apa iya tin? 😉
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat membaca bab 29 gaes😘😘😘
Azzahra Asyilla
ujungnya selalu tak terduga ,,,,Jo emang top bgt
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...
Selamat membaca bab 28 gaes😘😘
mamah fitri
hampir pingsan itu tina ketemu si papa.. 🤣🤣🤣🤣
Azzahra Asyilla: padahal ketemu papanya sendiri ya ,,Jo yg mau ketemu camer biasa aja tuh,,,,emang ya si jo selalu di luar Nurul
VALLENDA: hihihi iya🤭
total 2 replies
Eva Karmita
keren Jo laki" bertanggung jawab tidak mau hidup dgn penghasilan istri 😍🤗 ,, semangat Jo 🔥💪🥰
Azzahra Asyilla: iya betul walaupun penghasilan tidak banyak setidaknya Jo ingin memberi nafkah sebagai tanggung jawab suami
VALLENDA: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat pagee semuanya 🥰🥰

Kasih semangat buat Jo mau ketemu Papa camer😚
mamah fitri
dah lah tak bisa berkata2 aku.. bejo yg polos apa tina yg bego 🤣🤣🤣🤣🤣
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
mamah fitri
😂😂😂😂
Azzahra Asyilla
ya ampun mama Tina hebat bgt loh aktingnya ,,Jo langsung percaya ,ini karena mama Tina yg hebat apa karena Jo yg terlalu b*g* ya🤔🤔
VALLENDA: wkwk, kayanya yang kedua deh kak😆
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, ramaikan bab ini dengan like dan komentar ya🥰🥰
Eva Karmita
ya ampun camer dikatain kakak Tina benar" Bejo ini bikin gemeeeeeessh 😂😂😂😂😂
VALLENDA: hihihi, tapi camernya malah kesenangan tuh 😆
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum bestie...

Sudahkah kalian ikutan stres seperti Mbak Tina Toon? 🤭🤭
pisces
meri iku jenenge anak bebek jo /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
VALLENDA: Jo: oh, gitu ya mbak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!