Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 30
"Omaaaaaa .... Opaaaaaa ...,"panggil Gisel bahagia saat melihat kedatangan kedua orang tua Angkasa yang baru saja tiba.
mereka berdua tidak menanggapi panggilan dari Gisel. Bahkan mengabaikan keberadaan Gisel disana. Karena keduanya juga merasa ragu dengan kebenaran jika Gisel anak dari Angkasa. Bahkan dari wajah tak ada mirip-mirip. Hanya saja saat akan melakukan tes DNA, ibu dari Gisel selalu menghindar jika di ajak untuk melakukan tes dan selalu bersikeras jika dia memegang hasil tes sendiri dan menyatakan jika Angkasa adalah anaknya.
Gisel terlihat kesal karena di abaikan. Tapi dia mencoba untuk kembali mendekati mereka. Hal yang sama, dia kembali di abaikan.
"Papa, mama," panggil Angkasa turun dari tangga.
Terlihat sangat tampan di usianya yang tak lagi muda. Auranya malah semakin kuat, makanya Gisel selalu mencoba untuk dekat kepada Angkasa dan berusaha untuk menarik perhatian papanya. Jika saja dia bukan ayahnya, sudah barang tentu dia akan mendekati Angkasa.
"Kenapa kamu masih membiarkan wanita ini tinggal disini? Bukannya kamu berikan lagi kepada ibunya!"kesal Mama Novia.
"Ma ... kita sarapan dulu, kalian pasti sangat lelah,"ajak Angkasa lembut kepada wanita yang sudah melahirkannya ke dunia.
"Oma, aku seneng banget akhirnya bisa bertemu lagi dengan kalian. Oh iya, Oma, opa aku akan segera menikah dengan pacarku. Nanti aku akan kenalkan kepada kalian. dia adalah pria yang sangat baik loh Oma,"celoteh Gisel seolah tak peduli jika dia di abaikan.
"Calon suami hasil merebut dari orang lain yang akan menikah beberapa hari lagi? Apa kamu begitu bangga berhasil merebut milik orang lain Gisel?"jawab Mama Novita ketus.
Wajah Gisel seketika gugup dan melihat ke arah Angkasa yang sudah mulai menyendokkan makanan setelah Papa Teddy lebih dulu mendapatkan makanannya. Seolah meminta ayahnya untuk membantu dia berbicara kepada Oma dan opa nya.
"Apa maksud Oma?"tanya Gisel gugup.
"Kita sedang berada di depan makanan. jangan bicara dan makan yang benar!",tegur Papa Teddy membuat Gisel menunduk dan mulai mengambil makanan. Tangannya bahkan terasa lemas sekali.
"Dari mana Oma dan Opa tau kalau Arga adalah calon suami orang? Sedangkan Papa saja tidak tahu kalau Arga memiliki calon istri? Apa mungkin mereka memata-matai aku? Ah sial-an, benar kata Mami aku harus berhati-hati dengan dua orang tua ini! Karena dia tak seperti Papa. Mereka lebih cerdik. Padahal selama ini mereka lebih memilih tinggal di luar negri saat aku datang! Apa sekarang mereka juga akan tinggal di sini lagi? Semakin malesin aja harus selalu bersikap manis kepada mereka!"batin Gisel.
"Kita akan berangkat sekarang, nak?"tanya Ayah Teddy kepada Angkasa.
"Kalau papa dan mama tidak lelah kita berangkat sekarang. Lebih secepat lebih baik, karena takut dia mengamuk dan berubah fikiran,"jawab Angkasa sambil tersenyum tipis kala mengingat teriakan Naima saat dia memilih segera pergi dari rumahnya kemarin.
"Baiklah, lebih baik kita pergi sekarang. Biar selesai dari sana kami istirahat,"jawab Mama Novita.
"Kalian mau kemana? Apa aku boleh ikut?"tanya Gisel yang sedari tadi diam mendengarnya.
"Kami ada urusan keluarga. Kamu tidak bisa ikut,"jawab Mama Novita ketus.
"Paaaa ...,"rengek Gisel manja membuat Mama Novita mendelik melihatnya.
Apalagi tangan Gisel mencoba menyen-tuh Angkasa. Dan dengan cepat Angkasa menghindar dengan berjalan.
"Bukannya kamu ada rencana pergi dengan teman-temanmu? Kami ada urusan dulu,"jawab Angkasa.
"Tapi aku juga ingin ikut pa ...,"kembali Gisel mencoba merengek dan bersikap manja kepada Angkasa.
Bruuuukkk
Mama Novita mendorong sedikit tubuh Gisel dengan tubuhnya sehingga membuat dia yang sedang merengek terjatuh ke sofa.
"Tak pantas, anak yang sudah dewasa bersikap seperti itu! Kamu di ajarkan berbicara dan sopan santun oleh ibumu kan? Walau cara berpakaianmu yang tidak sopan itu! Membuat mataku sakit saja. Sana sini kurang bahan!"omel Mama Novita sehingga bisa membuat Angkasa dan Papa Teddy pergi lebih dahulu dari sana.
"Oma! Ish, nyebelin sekali Oma! Aku mau ikut!"teriak Gisel.
Akan tetapi pembantu di rumah itu segera menutup pintu rumah karena di kode oleh Mama Novita. Setelahnya dia pergi kembali ke dapur. Tak lama terdengar teriakan dari dalam kamar milik Gisel. Sedangkan Angkasa dan kedua orang tuanya sudah berada di dalam mobil menuju rumah keluarga Ayah Hamdan. Seperti janji Angkasa yang akan melamar Naima dengan benar bersama dengan kedua orang tuanya.
"Ini kamu seriusan akan menikah dengan gadis itu?"kembali Mama Novita bertanya seolah meyakinkan anaknya.
"iya ma, aku sudah yakin. Walau awalnya spontan saja,"kekeh Angkasa.
"Yakin kalau kamu menikah dengannya bukan karena kasihan? Kasihan karena calon suaminya di ambil Gisel dan dia meratap atau mengancam akan bu-nuh di-ri?",kembali Mama Novita bertanya.
"Dia bukan gadis selemah itu Ma, bahkan dia sangat kuat dan tegar. Aku malah senang melihat keberaniannya, tapi dia suka sekali mengomel seperti mama,"jawab Angkasa sambil tertawa.
Senyum dan Tawa yang jarang sekali mereka lihat dari anaknya itu. Karena setelah kejadian itu, Angkasa menjadi orang yang lebih tertutup dan menjaga jarak. Semalam mereka di kagetkan dengan permintaan dari Angkasa untuk melamar seorang gadis. Dia juga menceritakan semua yang sudah terjadi. Tanpa fikir panjang mereka mengiya kan. Karana ini adalah pertama kalinya dia meminta menikah. Padahal mereka sudah sedikit khawatir, karena Angkasa tak mau dekat dengan wanita.
"Istri seorang Angkasa memang harus wanita yang kuat. Tidak boleh lemah. Karena menikah denganmu akan banyak rintangan nantinya. Apalagi ibunya si Gisel! Mama selalu risih melihat dia bersikap mesra padamu!"kesal Mama Novia.
"Segera selesaikan masalahmu dengan mereka! Apa Naima dan keluarganya sudah tahu? Papa tidak mau kalau kamu menikah di landaskan dengan kebohongan dan juga hanya karena rasa kasihan semata. Pernikahan seumur hidup, maka carilah pasangan yang benar-benar akan menjalani semuanya bersamamu,"ucapan Papa Teddy sama dengan ucapan Ayah Hamdan kemarin.
"Insyaallah, aku akan belajar mencintai dia. Aku sudah memutuskan, artinya aku akan bertanggung jawab atas keputusanku ayah. Mereka semua juga sudah tahu, aku yang mengatakannya kemarin. Aku tak mau jika suatu saat setelah menikah malah akan menyakiti hati istriku dengan kebohongan. Apalagi sesuatu yang aku ragukan. Karena aku tak pernah merasa melakukan apapun kepada dia,"jelas Angkasa.
Keduanya mengangguk, atas kedewasaan sikap anaknya. Sebagai orang tua, mereka hanya bisa berdoa yang terbaik untuk anaknya. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah keluarga Ayah Hamdan. Rumah sederhana namun begitu Asri di tinggali. Halaman yang luas dengan banyak tanaman dan juga ada bale-bale di depan sana.
"Rumahnya nyaman sekali,"puji Mama Novita saat turun dari mobil mewah mereka.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰