Dengki

PRAAAANG!

Lina melemparkan gelas ke arah Nayyara. Tapi, gelas itu mengenai lengan Vian. Vian melindungi Nayyara. Gelas itu jatuh ke lantai berserakan. Vian dengan emosi berjalan ke arah Lina.

"Lu sudah keterlaluan! Ingat, jika terjadi sesuatu kepada Nayyara, gue akan kasih lu pelajaran! Ingat! Lu hanyalah anak haram dari Om. Jangan sampai gue sebar silsilah lu!" Vian memberikan ancaman setengah berbisik kepada Lina.

Lina dengan kesalnya meninggalkan pesta ulang tahun Widia. Vian dan Nayyara juga izin pamit kepada Pak Billy dan Bu Fanny. Sebagai tuan rumah, Pak Billy dan Bu Fanny menahan Vian dan Nayyara. Mereka meminta maaf atas sikap Widia yang tidak dewasa.

"Nayyara, saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini," ucap Bu Fanny.

"Iya, maafkan juga atas kelancangan saya," Nayyara mengatupkan kedua tangannya.

Vian dan Nayyara meninggalkan pesta. Kejadian tadi terlihat oleh Laudya. Dhika kebetulan sedang berbincang dengan teman bisnisnya dan tidak melihat kehadiran Nayyara. Laudya pergi mencari Lina.

Laudya terus mengitari ruang pesta. Laudya mengambil beberapa makanan dan mencari tempat duduk yang agak sepi karena Laudya merasa risih. Orang-orang terlanjur mengenalinya sebagai pencuri cincin berlian. Laudya juga sempat mendengar, tamu undangan mengejeknya.

Tak disangka-sangka, akhirnya Laudya menemukan Lina yang menyendiri di sudut ballroom. Lina sedih dan terlihat kesal. Lina meremas-remas tisu dan membuangnya asal ke lantai.

"Hallo," Laudya mendaratkan bokongnya di atas kursi tepat di sebelah Lina.

Lina tidak menjawab sapaan Laudya. Lina masih asik menghambur-hamburkan tisu yang tidak berdosa ke lantai.

Laudya tersenyum sambil menikmati hidangan hotel bintang lima. Lina memperhatikan Laudya yang begitu rakus melahap hidangan yang dia ambil.

Laudya begitu ramping tapi nafsu makannya begitu besar. Laudya sebelumnya membawa satu piring penuh makanan dan satu piring penuh desert. Semuanya habis tidak tersisa.

"Laper Ka?" tanya Lina.

"Gak, kamu tau gak, aku lagi kesel sama orang. Ini semua hanya pelampiasan," Laudya berdiri dan menaruh bekas makannya di sudut lantai.

"Sama Ka, aku juga lagi kesel. Coba liat, semua ini juga pelampiasan," Lina menunjuk tisu yang berserakan di lantai.

"Kamu kesel sama siapa?" Laudya mencoba memancing Lina.

"Sama wanita yang bernama Nayyara. Dia merebut tunanganku!"

"Nayyara! Aku juga difitnah mencuri gara-gara wanita yang bernama Nayyara!"

Laudya mengeluarkan ponselnya. Laudya membuka aplikasi Tokotok dan menunjukkan video dirinya yang banyak beredar dalam beberapa mnggu ini.

"Oh, iya. Kaka yang viral itu. Apa bener Kaka nyuri?"

"Suami gue orang kaya. Ngapain gue nyuri, kayak gak ada kerjaan aja. Apa ini Nayyara yang lu maksud?"

"Iya, dia, Nayyara yang merebut tunanganku!" Tunjuk Lina.

Laudya bertanya, apa Lina sudah lama bertunangan dengan Vian. Setahu Laudya, dulu Vian menjalin cinta dengan gadis yang bernama Cherika.

"Cherika, Cherika?" Lina menatap Laudya.

"Apa kamu mengenalnya?" Laudya kali ini menatap Lina.

Lina mencoba mengingat-ingat, terakhir kali Lina bertemu dengan Vian di kota Safir. Saat itu dia mengenalkannya dengan wanita yang bernama Cherika.

"Oh, iya, dia wanita monster yang sangat menjijikkan! Tubuhnya berbau busuk!" Lina menutup mulutnya menahan rasa muntah.

"Kapan kamu melihatnya?"

"Emang ada hubungan apa sama Kaka?"

"Dia orang jahat!"

"Mungkin setahun yang lalu," jawab Lina.

Laudya diam. Selama ini Laudya berusaha mendekati Vian tapi Vian selalu saja membuang muka. Begitu cepatnya Vian berpaling hati. Dalam kondisi Cherika seperti itu, Vian masih setia bersamanya.

Setelah Cherika pergi untuk selama-lamanya, Vian memilih Nayyara menjadi calon istrinya. Apakah Vian menyukai Nayyara hanya karena dia ada hubungan keluarga dengan Cherika. Apakah Vian menjadikan Nayyara sebagai pengganti Cherika, itu yang ada dipikiran Laudya.

Laudya mulai mengorek informasi dari Lina. Di mana Laudya bertemu Cherika terakhir kali, bagaimana kondisinya dan bersama siapa. Karena Laudya mendengar dari Nayyara, Cherika sudah pergi untuk selama-lamanya.

Laudya berjanji akan membuat Vian tergila-gila pada Lina asalkan Lina memberikan informasi tentang Cherika.

Lina memberikan informasi, saat terakhir kali dia bertemu Vian di rumah sakit di kota Safir. Saat itu Cherika menggunakan masker wajah. Karena Lina penasaran, Lina membuka paksa masker itu. Dari situlah Lina melihat wajah Cherika yang begitu menyeramkan.

Lina saat itu berada di dalam mobil. Cherika bersama Vian dan juga seorang pria tinggi, putih, mungkin umurnya seusia Vian. Saking takutnya Lina melihat Cherika, Lina sampai pingsan dan terbangun sudah berada di rumah sakit yang lain.

Laudya juga bertanya kepada Lina, apakah Vian suka gonta-ganti pasangan. Selama hidupnya, Lina tidak pernah melihat Vian pacaran. Vian hanya menjalin cinta dengan Cherika dan sekarang bertunangan dengan Nayyara.

"Lho, bukannya tadi kamu bilang tunangannya Vian? Kalian gak pacaran?" Laudya merasa dibodohi.

Lina hanya tersenyum sambil menyibak rambutnya yang panjang. Tunangan dalam mimpi. Sorry gue halu, jawab Lina dalam hati.

Laudya mengulang nama Cherika, Nayyara, Cherika, Nayyara. Mata Laudya melotot. Dalam hati dia bertanya, apakah mungkin Nayyara adalah Cherika. Karena nama lengkap Cheri adalah Cherika Nayyara. Laudya harus menyelidikinya. Tapi bagaimana caranya.

"Hmmm, tidak mungkin. Hanya kebetulan. Nama Cherika dan Nayyara di dunia ini bukan punya dia saja," gumam Laudya.

Sementara itu, di luar ballroom, Dhika bertemu dengan Vian dan Nayyara. Dhika sepertinya sengaja menjauhi mereka. Nayyara melihat Dhika dibayangi asap hitam di sekelilingnya.

Vian menerima telepon dari seseorang. Vian meninggalkan Nayyara sebentar dan masuk kembali ke dalam hotel.

Nayyara berinisiatif mendekati Dhika. Nayyara merasakan hawa panas saat di dekat Dhika.

"Halo Tuan Dhika," sapa Nayyara.

Dhika cuman menganggukkan kepala. Dhika tidak seperti kemarin yang ramah terhadapnya.

"Apakah Anda sudah menemukan pemilik anting berlian itu?" tanya Nayyara.

"Belum," jawab Dhika.

"Kak Satria pernah bilang, ada wanita yang tidak menginginkan Cheri bahagia. Dia sengaja memisahkan Cheri dengan suaminya. Alasannya hanya satu, dia ingin menyingkirkan Cheri, mengambil harta suaminya, setelah itu, suaminya akan disingkirkan seperti Cheri."

Dhika hanya diam tidak merespon apa yang dikatakan Nayyara. Dalam hati Dhika berkata, rasanya tidak mungkin kalo pelakunya adalah Laudya. Karena otak Dhika sudah dicuci Nyai.

"Oh iya. Ada satu rahasia yang ingin saya sampaikan. Cheri pernah cerita kepada Kak Satria, sebenarnya Laudya mempunyai kekasih. Laudya sangat mencintai kekasihnya. Tapi orang tua Laudya lebih memilih Anda karena Anda kaya."

Dhika mulai merespon. Dhika perlahan mendekat ke samping Nayyara karena suara Nayyara sangat pelan.

"Laudya masih mencintai kekasihnya. Saya pernah bertemu dengan mantannya Laudya. Oh iya, tadi saya lihat, mantan kekasihnya juga ada di dalam sedang merayakan pesta ulang tahun Widia."

Dhika sebenarnya tidak percaya dengan omongan Nayyara. Tapi demi menghilangkan rasa penasarannya, Dhika kembali masuk ke pesta ulang tahun Widia. Dan benar saja, Dhika melihat, Laudya sedang berdansa dengan seorang pria.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...