Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Doorrr!
Doorrr!
Doorrr!
Terlihat Tian yang sangat kewalahan harus menahan pintu dari serangan zombie. Padahal ada lemari yang berukuran besar menahan pintu tersebut. Tapi rupanya jumlah zombie di luar sana semakin bertambah banyak.
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Aarrggkkhh!
Zombie-zombie yang ada di luar sana terus saja meraung-raung dengan keras saling berdesakan menyerang pintu.
"Mmmhhhh.... mmmhhhh!" Tian mengerahkan seluruh kekuatan yang dia miliki untuk terus bisa menahan pintu. Jangan sampai zombie-zombie tersebut berhasil membobol pintu.
Sebenarnya Tian ingin sekali pergi ke lantai 2 untuk menolong Alex dan Liondra, tapi dia tidak mungkin membiarkan pintu tersebut berhasil dijebol oleh zombie-zombie yang ada di luar sana. Sangat membahayakan nyawa mereka semua.
Sementara di lantai 2, terlihat Alex yang nampak dilanda kebimbangan ketika Raka menyuruhnya untuk menentukan pilihan. Raka meminta Alex untuk membawa senapannya di jalan raya sana jika Alex memang ingin Raka melepaskan Liondra. Tapi jika Alex menolak perintah dari Raka, maka tak segan-segan Raka akan membunuh Liondra.
"Ayo cepat tentukan pilihan kamu. Jika kamu ingin aku melepaskan Liondra, kamu harus menemukan senjataku. Tapi jika kamu tidak bisa melakukannya, aku akan membunuh wanita ini." Raka mengulangi perkataannya sambil meletakkan pisau menempel pada leher Liondra.
Terlihat leher Liondra sedikit tergores oleh pisau tersebut, membuat Alex tidak tega melihatnya. Bahkan wajah Liondra nampak pucat seakan sedang menahan rasa sakit.
Liondra tidak rela jika sampai Alex menuruti perintah dari Raka. Dia lebih baik memilih mati dari pada nyawa Alex berada dalam bahaya demi menyelamatkannya. Liondra berkata dengan nafas tersengal-sengal, "Ja-jangan, Alex! Ja-jangan hiraukan permintaan dia. Aku..."
Raka memotong perkataan Liondra dengan nada membentak. "Diamlah, Liondra. Aku tak segan-segan akan membunuh kamu jika kamu berani berbicara lagi!"
Alex semakin dibuat marah dengan perlakuan Raka kepada Liondra. Dia pun tidak bodoh, dia sangat tahu Raka adalah seorang pria yang sangat egois. Jika seandainya dia mengikuti perintah dari Raka, Raka pasti tetap akan bertekad untuk membunuh Liondra, sehingga dia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.
Dengan gerakan cepat, Alex segera menodongkan pistol ke arah Raka. "Aku tidak akan pernah tertipu olehmu, brengsek! Cepat lepaskan Liondra!"
"Shittt!" Raka mengumpat, rupanya Alex berani sekali membantah perintahnya.
Raka ingin melukai leher Liondra dengan pisau. Tapi Raka kalah cepat, karena tiba-tiba saja terdengar suara tembakan sangat keras memekakkan telinga.
Zdor!
Sebuah peluru telah melesat dengan cepat menembus kulit kaki Raka. Membuat Raka merintih kesakitan, sehingga pisau yang ada di dalam genggamannya jatuh ke lantai.
"Aarrkhh..."
Alex segera menendang tubuh Raka, menjauhkan jaraknya dari Liondra.
Bugh!
Raka tak bisa berbuat apa-apa, pria itu masih merintih kesakitan. Darah segar terus bercucuran di kaki bagian kanannya.
Alex segera mendekap Liondra ke dalam pelukannya. "Maafkan aku, aku terlambat menyelamatkan kamu. Tapi kamu gak apa..."
Alex tidak meneruskan perkataannya ketika melihat tangannya yang sedang memeluk punggung Liondra berdarah. Membuat dia tersentak kaget.
Nafas Alex terengah-engah memandangi darah ditangannya. "Lio-Liondra, punggung... punggung kamu terluka."
Rupanya sebelum Alex dan Tian tiba di toko pakaian, Raka dan Liondra terlibat perkelahian yang mengakibatkan punggung Liondra terkena luka tusukan pisau oleh Raka. Mungkin karena Raka merasa bahwa seharusnya Liondra mati kalau seandainya dia tidak menyelamatkannya waktu itu.
walaupun aturan mainnya hanya satu orang yg menang dan dipastikan bisa selamat, tapi msh berharap Alex, Liondra dan Tian bisa selamat dan keluar dari situ
Kira2 Liondra bisa selamat enggak ya? dengan darah yang terus merembesss, sedang zombie jika memciumm bau darah seperti manusia yang menciumm bau duitt warna merahh 🤭
Alex dan Tian...bagaimanapun caranya kalian bertiga harus selamat, meski harus melawan syistem...kalian harus bisa keluar dari dunia portal yang menyesatkan..
Memang Raka sungguh terlalu, ambisi dan keserakahan sudah menutup akal sehatnya 😱. Bahkan wanita yang "katanya" sempat disayang akhirnya dijadikan lawan 😉😞.
Apa iya hanya sampai di sini kisah Alex dan Liondra? Akankah Liondra masih bisa untuk bertahan ....