NovelToon NovelToon
MAFIA VS PETARUNG JALANAN

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: SAKSI PENA

Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.

Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.

Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Setelah Bram pergi dari pos tongkrongan Boleng yang hanya menyimak tidak bicara apa apa langsung menoleh ke Saga.

"Badannya besar kekar sekali itu orang, apa teman Bang Saga bakal berani melawannya?" tanya Boleng.

"Haha haha, gua sih yakin Reksa bakal berani melawannya, namun jika menang tidaknya gua tidak tahu, tapi yang penting duitnya besar, kapan lagi ada kesempatan seperti ini," jawab Saga dengan tawa lepasnya.

"Kenapa Bang Saga sendiri tidak daptar di rekrut?" tanya kembali Boleng.

"Buset, si Bram badannya sudah tinggi besar kekar petarung lagi, gimana kalau gua tumbang? bisa bisa harga diri gua jatuh di bikin malu, nanti seandainya Reksa bisa melawan si Bram, baru gua nebeng mencari para pelaku perampok itu, secara kan gua yang sudah menolong Bossnya si Bram," jawab Saga mengusik jasanya.

"Iya Bang, ngeri juga jika berhadapan satu lawan satu sama si Bram, tapi soal Marko gimana Bang? gua ngeri juga jika berurusan sama dia, mending mending kalau yang lainnya berani, kalau tidak bisa bisa gua yang di cecar?" tanya Boleng meminta pendapat.

Saga terdiam sejenak karena yang Boleng hadapi bukan masalah kecil.

"Begini saja, nanti malam, lu coba bersembunyi dulu, karena ini bukan masalah nyali keberanian, tapi ini masalah taktik cara mengetahui seberapa banyak komplotan si Marko yang akan ke sini,"

"Kalau misal lu kalah banyak jumlah orang, bisa bisa lu yang di buat tumbang, bukan cuma itu doang, nyawa lu juga bisa bisa melayang, jadi mendingan nanti malam tempat ini kosongkan dulu,"

"Lu tempatkan beberapa orang untuk mengintai dari kejauhan, dari arah jalan pertama masuk sampai semua arah jalan yang keluar dari terminal ini,"

"Jika memang lu tidak kalah jumlah orang, setidaknya lu masih bisa melakukan perlawanan, karena setahu gua si Marko itu gangster yang di takuti," papar Saga memberikan idenya.

"Baik Bang, nanti sore akan gua kumpulkan dulu semuanya, gua akan sampaikan seperti apa yang Abang rencanakan," tegas Boleng sedikit merasa lega.

"Ya sudah, gua mau telpon Reksa dulu, gua mau bahas soal si Bram tadi!" Saga langsung berdiri melangkah sedikit menjauh dari pos itu.

Reksa dan Gendis keduanya berdiri di depan rumah pemilik beberapa kontrakan tiga petak yang berjejer, keduanya tidak ada pilihan lain selain mencari kontrakan terlebih dahulu untuk sementara waktu, Reksa dan Gendis keduanya menatap ke arah dalam rumah pemilik kontrakan yang di tutup gerbang besi.

"Ko lama sih keluarnya," ucap Gendis menunggu pemilik kontrakan keluar.

"Sabar, mungkin lagi ada di dapur," bujuk Reksa.

"Dari tadi tidak keluar keluar," kesal Gendis sudah pegal berdiri.

Reksa mengeluarkan dompet melihat isi dompetnya ada terselip uang tiga lembar , dua lembar ratusan ribu satu lembar lima puluhan ribu, Gendis langsung senyum melihat Reksa mengeluarkan dompetnya.

"Kamu mau bayarin kontrakannya kan?" tanya Gendis sambil senyum.

"Lu bawa uang?" tanya balik Reksa.

"Enggak," Gendis menggelengkan kepalanya.

Reksa sedikit membuang muka di buat menahan senyum melihat wajah polos Gendis, lalu terdengar suara dering panggilan ponselnya berbunyi, Reksa langsung merogok di saku depan celananya, terlihat Saga yang melakukan panggilan telpon.

"Iya Bang, ada apa?" tanya Reksa mengangkat telponnya.

"Di mana posisi?" tanya balik Saga.

Reksa melihat sekitaran tidak ada tulisan apapun karena hanya ada kontrakan yang berjejer, lalu menoleh ke arah warung kelontongan sisi jalan yang mengarah jalan besar keluar area kontrakan.

"Tidak tahu Bang ini dimana," jawab Reksa.

"Ok tidak apa apa nanti lu kirim saja alamatnya, gua ada bisnis yang lumayan duitnya besar," terang Saga.

"Bisnis apa?" Reksa merasa penasaran.

"Biasa pertarungan, tapi kali ini duitnya cukup besar, bagaimana ambil apa tidak?" tanya Saga.

Reksa menoleh ke Gendis yang pasti butuh uang untuk keperluan selama di kontrakan.

"Gua ambil Bang, gua lagi butuh uang," jawab Reksa.

"Bagus mantap, gua senang mendengarnya, lu kirim posisi lu sekarang, gua akan langsung meluncur," pinta Saga kalau soal uang paling gerak cepat.

"Ok Bang gua kirim sekarang!" Reksa mematikan sambungan ponselnya langsung mengirim lokasi lewat website.

Setelah Reksa mematikan panggilan telponnya Gendis langsung menoleh.

"Kamu mau berkelahi lagi?" tanya Gendis dengan sorot tidak setuju.

"Kan pekerjaan gua," jawab Reksa.

"Mau sampai kapan bekerja seperti itu?" tanya kembali Gendis.

Belum sempat Reksa menjawab terdengar suara kunci pintu rumah pemilik kontrakan di buka, Gendis dan Reksa langsung menoleh terlihat seorang perempuan berusia sekitar 39 tahunan berbadan agak semok mengenakan daster menghampiri, membuka gerbang besi lalu menatap wajah dan perawakan Gendis lalu ke Reksa dengan cukup lama.

"Kalian mau ngontrak?" tanya pemilik kontrakn.

"Iya," jawab Gendis mengangguk.

"Sudah menikah belum?" tanyanya kembali.

"Sudah,"

"Belum," Gendis dan Reksa menjawab berbeda.

Pemilik kontrakan menatap dengan sorot menyelidiki mendengar jawaban berbeda, Reksa dan Gendis saling pandang karena tidak kompak.

"Saya tanya sekali lagi, kalian sudah menikah apa belum?" tanya kembali pemilik kontrakan.

"Belum,"

"Sudah," jawab Gendis dan Reksa kembali berbeda tidak kompak.

"Ah sudah sudah, di tanya jawabnya beda beda terus, mana surat nikah kalian?" pinta pemilik kontrakan.

"Tas kita di rampok, surat surat nikah dan pakaian kita semuanya hilang, berikut dompet saya juga hilang di bawa perampok," sabet Gendis berbohong membuat Reksa langsung menoleh.

Pemilik kontrakan terdiam mengerutkan dahi antara percaya tidak percaya mendengarnya.

"Kalian tidak sedang membohongi saya?" tanyanya kembali.

"Tidak tante, kita tidak berbohong, kita menikah tidak di restui kedua orang tua kita, jadi kita memilih kabur ingin mencari kontrakan, ingin hidup berdua," jawab Gendis mengarang membuat Reksa kembali menoleh mendengarnya.

Pemilik kontrakan menghela nafasnya mendengar ke terangan Gendis dan tiba tiba percaya terhadap Gendis.

"Sabar ya, kadang cinta sejati itu suka datang tanpa restu kedua orang tua, karena saya pernah mengalaminya dan itu sangat menyakitkan dan menyedihkan,"

"Nanti bayar kontrakan perbulan di sini delapan ratus lima puluh ribu jika untuk dua orang," jelas pemilik kontrakan mencampur adukan.

Reksa merasa kaget mendengar harga bayar kontrakan ternyata mahal, sementara di dompetnya hanya ada uang dua ratus lima puluh ribu, Reksa langsung mengeluarkan uang dalam dompetnya.

"Maaf tante, saya bayar dua ratus lima puluh ribu dulu, sisanya mungkin nanti malam akan saya usahakan," terang Reksa sambil menyodorkan.

Pemilik kontrakan seketika merasa ragu melihat uang di tangan Reksa yang bahkan tidak ada setengahnya pun, namum perlahan menerima uang yang Reksa sodorkan sambil kembali menatap Gendis dan Reksa.

"Kalau malam nanti tidak kalian lunasi sisanya, dengan terpaksa kalian pagi pagi harus meninggalkan kontrakan saya, kalian mengerti?" tanyanya.

"Baik tante, nanti malam akan saya usahakan sisanya," jawab Reksa.

"Ya sudah, saya ambil dulu kuncinya!" pemilik kontrakan melangkah masuk kerumah.

Gendis langsung senyum lebar menoleh ke Reksa.

"Kita sudah menikah," goda Gendis.

"Tukang ngarang," sindir Reksa.

"Biarin yang penting dapet kontrakan," tempas Gendis dengan raut wajah bahagianya.

Pemilik kontrakan dari dalam rumah membawa dua kunci mengajak Gendis dan Reksa menuju kontrakan yang masih kosong, kontrakan tiga petak paling ujung yang dekat ke jalan besar menuju jalan keluar area kontrakan.

"Ini kontrakannya, tapi ingat, kalian harus bisa menjaga kebersihan, dan ingat uang sisanya harus di lunasi nanti malam, paham?" pemilik kontrakan kembali mengingatkan sambil menyodorkan kuncinya ke Gendis.

"Iya tante pahan," Gendis langsung menerima kunci yang di sodorkan.

Pemilik kontrakan setelah menyodorkan kunci langsung melangkah pergi, Gendis langsung mengayun ayunkan kunci di depan Reksa, lalu menuju pintu dan langsung membukanya.

"Hah, kenapa tidak ada tempat tidurnya," Gendis yang baru pertama kalinya mau ngontrak merasa heran.

"Kalau ngontrak, semua barang barang kita sendiri yang harus membelinya," jelas Reksa.

"Terus bagaimana? Kan kita sudah tidak ada uang?" tanya Gendis langsung murung.

"Coba lihat isi dompet di saku jaket," suru Reksa.

"Oh iya," Gendis langsung sumringah ingat dompet Palin dan kedua bawahannya yang di rampas oleh Reksa.

Gendis langsung menggabungkan dan menghitung uang dari ke tiga dompet di tangannya, Reksa kembali di buat menahan senyum melihatnya.

"Ada copet perempuan ternyata disini!" goda Reksa melihat Gendis begitu semangat menghitung uang.

"Bodo!" tempas Gendis terus fokus menghitungnya.

Setelah selesai menghitungnya Gendis mengangkat uang di tangannya sebesar satu juta delapan ratus, Reksa pun langsung membawa Gendis ke toko elektronik untuk membeli keperluan kontrakan, dan membeli dua buah kasur lantai untuk tidur terpisah di ruangan tengah dan ruangan depan.

1
SAKSI PENA
siapp kak 🙏
Dzuan 017
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!