NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia Sang Model

Bayi Rahasia Sang Model

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Anak Kembar / Model
Popularitas:674.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Neoreul

Rebecca Alveansa adalah seorang model cantik yang lagi naik daun. Karir yang bagus harus terhenti sejenak karena kejadian yang tak terduga.

Ia terjebak cinta satu malam bersama seorang pria yang tak dikenalnya, sehingga membuatnya hamil dan melahirkan dua bayi kembar yang terpaksa ia rahasiakan keberadaannya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Siapakah pria itu? Apakah sang bayi dapat bertemu dengan sang Ayah? Baca kisahnya hanya di sini ya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BRSM 23

Reigner dan kedua anak kembar itu telah sampai di sebuah ruangan. Excel dan Evelyn juga sudah duduk manis di sofa. Reigner sudah menghubungi Edward untuk segera datang. Dia ingin memastikan sesuatu yang mengganjal dihatinya.

"Oke sekarang ceritakan, bagaimana kamu bisa sampai sini? Tidak mungkin kan kalian ke sini tanpa orang tua?" tanya Reigner pada Evelyn.

Evelyn melirik Kakaknya yang cuek, kemudian Evelyn menjawab sesukanya."Aku datang ke Italia bersama dengan Mommy Uncle."

"Mommy? Sekarang dimana Mommy mu? Jangan bilang kalau kalian sedang kabur!" sahut Reigner penasaran.

Evelyn tertawa geli, karena tebakan Reigner benar sekali. "Yup, Uncle benar. Aku dan Kakak sengaja kabur untuk menemui Uncle."

Reigner dibuat heran dengan kedua anak kembar itu. Pandangan Reigner terhadap Excel tidak pernah lepas.

"Bagaimana kalian bisa tahu alamat kantor Uncle? Berapa usiamu Evelyn?" Reigner bertanya pada gadis kecil itu.

"Aku dan Kakak berusia 7 tahun Uncle. Bulan depan adalah ulang tahun kami," jawab Evelyn dengan riang gembira.

Reigner berpikir sejenak. Dia menggabungkan pecahan puzzle yang ada di kepalanya. Tak lama kemudian, Edward datang dengan membawa seorang medis ke dalam ruangan.

"Tuan, petugas medis sudah datang," ucap Edward pada bosnya. Mata Edward langsung tertuju pada Excel yang sedang duduk tanpa ekspresi sejak tadi.

"Apa? Siapa kedua anak itu? Kenapa Tuan peduli sekali dengan mereka? Terus anak laki-laki itu kenapa mirip sekali dengan Tuan? Apa jangan-jangan dia anak Tuan yang misterius?" ucap Edward dalam hati. Dia sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya.

"Manis, lukamu diobati dulu ya biar tidak infeksi," ucap Reigner pada Evelyn.

Evelyn melihat suster yang ada didepan itu. Sorot matanya terus memandang Reigner yang masih berdiri. Hal itu membuat Evelyn tidak suka.

"No, aku tidak mau dengan dia, Uncle! Aku mau diobati sama Uncle saja. Biar dia mengobati Kakak," seru Evelyn dengan sikap tengilnya.

Reigner tersenyum melihat sifat Evelyn yang sangat pemilih. Dia jadi teringat pada dirinya sendiri, "Baiklah sini kamu duduk di sini bersama Uncle."

Reigner mengangkat tubuh Evelyn dan mendudukkannya di kursi lain. Reigner mengambil obat merah dan cutton bud untuk mengobati lutut Evelyn.

Sambil menahan sakit, Evelyn terus tersenyum melihat wajah Reigner. Hingga pria itu merasa aneh. Reigner berbicara sembari mengobati lutut gadis kecil itu, "Kenapa kamu terus memandangi Uncle, Evelyn?"

"Karena kamu Daddy ...." Evelyn menutup mulutnya dengan cepat sekali.

Reigner langsung mendongakkan kepalanya. Dia mendengar ucapan Evelyn yang terhenti. "Daddy? Siapa Daddy mu? Dan dimana dia?"

Evelyn tersenyum malu. "Apa Uncle tidak merasa ada yang aneh?"

Reigner mengerutkan dahinya. "Aneh? Apa kita sedang dalam satu pemikiran sekarang?"

"Kalau aku bilang iya, Uncle! Bagaimana?" ucap Evelyn penuh dengan teka-teki.

"Kalau kita dalam satu pemikiran, Uncle perlu pembuktian dulu sebelum memutuskan. Apa kamu sudah siap untuk meyakinkan Uncle, Evelyn?"

Evelyn mengangguk-anggukan kepala. Dia sudah siap dengan apa yang terjadi.

"Boleh Uncle meminta satu helai rambutmu? Lewat ini kita bisa tahu identitas mu sebenarnya," jelas Reigner pada Evelyn.

"Boleh Uncle! Sebenarnya melihat wajah Kak Excel saja sudah menjadi bukti kok," celetuk Evelyn.

Reigner terkekeh melihat kepintaran gadis kecil yang ada di depannya itu."Uncle jadi penasaran dengan Mommy mu. Kenapa dia bisa melahirkan kedua malaikat yang cantik dan juga tampan. Bahkan sangat cerdas."

"Uncle boleh bertemu dengan Mommy. Tapi ada satu syarat," sahut Evelyn membuat Reigner penasaran.

"Apa syaratnya?"

"Lindungi aku dari amarah Mommy, Uncle. Soalnya, Mommy kalau sedang marah sangat menakutkan. Bagaimana Uncle mau kan melindungiku?"

Syarat Evelyn membuat Reigner tertawa. Dia pikir akan ada syarat yang sulit. "Evelyn kamu benar-benar membuat hati Uncle senang. Baiklah karena kamu sangat manis, Uncle akan setuju dengan syarat mu. Tapi izinkan Uncle mengambil rambut indah ini."

Reigner memotong ujung rambut Evelyn dan diberikan pada Edward. "Aku ingin hasilnya besok pagi."

"Baik Tuan," jawab Edward.

Reigner duduk disamping Evelyn, kemudian gadis kecil itu berdiri dan memilih duduk di pangkuan Reigner. Senyum terus mengembang di bibir pria itu. Dia sudah membayangkan sebuah gambaran tentang sebuah keluarga.

"Manis, apa Kakakmu selalu bersikap diam tanpa ekspresi seperti itu?" tanya Reigner pada Evelyn.

Evelyn pun menjawab pertanyaan itu dengan berbisik pelan. "Ya Uncle, Kakak itu bagaikan kulkas 8 pintu. Sedingin es di kutub utara, Uncle."

Reigner memandang kembali Excel yang sedang tiduran di sofa. Sejak tadi anak itu selalu diam dan menunduk. "Bukankah itu sikap yang aku miliki selama ini! Kenapa bisa menurun seperti itu, dan sepertinya akan melebihi sifat ku. Ingin sekali aku bertemu dengan gadis 8 tahun yang lalu. Seperti apakah wajahnya?" gumam Reigner dalam hati.

"Evelyn sebaiknya kamu telepon Mommy mu. Uncle yakin dia pasti sangat khawatir," ucap Reigner tidak sabar.

"Okey, mana handphone Uncle! Aku akan mengetikkan nomornya dan Uncle bicara sendiri dengan Mommy," jawab Evelyn dengan menerima handphone Reigner.

Setelah itu, Evelyn mengetikkan nomor telepon Ibunya. Lalu, dia menyerahkan kembali telepon tersebut. Reigner menerima handphone itu dan segera menghubungi Rebecca.

"Halo, dengan Mommy Evelyn?"

[Iya halo, saya Mommy Evelyn. Anda siapa? Bagaimana anda bisa tahu anak saya?]

"Begini, kedua anak anda sedang berada di kantor saya. Jadi bisakah anda ke sini untuk menjemput mereka?"

[Baik Tuan, saya akan segera ke sana. Tolong share lokasinya.]

Reigner mengirim lokasi ke handphone Rebecca. Setelah itu dia menunggu kedatangan wanita yang dicarinya selama ini.

"Aku ingin melihat ekspresnya ketika melihat ku nanti. Kalau dia terkejut, berarti memang benar kedua anak ini adalah benih yang ku tinggalkan dulu," gumam Reigner dalam hati.

Setengah jam berlalu, Edward sudah kembali ke kantor. Dia telah mengantarkan sampel rambut Evelyn ke laboratorium untuk di tes DNA. Edward duduk di samping Excel yang tertidur. Sedangkan Evelyn sedang bercanda ria dengan Reigner.

Di lantai bawah, Rebecca sedang izin untuk masuk. Petugas memberitahukan kalau dia harus naik ke lantai 15. Tanpa menunggu lama, Rebecca segera lari dan naik ke atas. Dia ingin memastikan kalau kedua anaknya itu baik-baik saja.

Sesampainya di lantai 15, Rebecca langsung menuju ke ruang utama. Dia mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam. "Excel, Evelyn, Mommy datang," seru Rebecca dengan nafas terengah.

Semua orang menoleh ke arah Rebecca. Edward terkejut dan berkata. "Nona Rebecca, jadi mereka adalah anak Nona?"

"Tuan Edward. Emm, iya mereka adalah anak saya. Maaf saya sudah merahasiakan identitas mereka karena suatu hal," jawab Rebecca gugup.

"Suatu hal apa?" Reigner menyahut omongan Rebecca dengan jelas.

Rebecca menoleh ke arah suara itu dan menjawab."Iya Tuan, saya melakukan itu karena ...."

Mata Rebecca melotot dengan apa yang dilihatnya. Kakinya seakan lemas untuk berdiri. Dia mengingat wajah itu, wajah pria yang merenggut kehormatannya 8 tahun yang lalu. Rebecca berdiri gemetar dengan kedua tangan menutup mulutnya.

"Mommy, are you okay?" seru Excel memanggil Ibunya.

"Oh, Sayang kamu sudah bangun! Mom-Mommy tidak apa-apa. Iya Mommy tidak apa-apa," jawab Rebecca dengan menundukkan kepala.

Reigner tersenyum smirk, dia sudah tahu jawabannya, dengan hanya melihat ekspresi terkejut Rebecca.

Rebecca memutuskan untuk duduk di sofa karena kakinya sangat gemetar. Dia memeluk Excel dengan tatapan bingung.

"Mommy, maafkan Excel membuat Mommy khawatir."

Rebecca hanya diam tak menjawab, dia masih shock dengan apa yang terjadi kali ini.

1
Omah Tien
bego2 sih
Omah Tien
lm2 jd malas
Omah Tien
cepat2 aja kawin biar g ada lg yg gangu cewe nya berlalu
Edeth Aja
lanjutannya mana tanggung bgt
雅婷郭
feeling Evelyn bener juga semoga beca msh hdp
雅婷郭
yah emg salamu Rei Dimna2na yg nmnya orgkya bnyk bodyguard udah tau Mario lwn yg berat KNPA gpke bodyguard kma2na
雅婷郭
hahhhh...Rei bener2 lemah kalah sama mario
雅婷郭
Alhamdulillah g sia2 perjuangan Evelyn ma excel
雅婷郭
Rebecca kalah akting SMA Evelyn KNPA g pura2 nurut supaya ngulur waktu
雅婷郭
pinter nya evelyn
雅婷郭
payah Rei .Rei bisa kalah sama Mario ckkk
雅婷郭
akhirnya suratu drama ternyata bukan penakut hhhh...
雅婷郭
huh...mana kekuasanmu Rei ko bisa kalah sama Mario hadeuh gereget
雅婷郭
hadeuh ini keamanan kantor Rei ko tulalit kabeh
雅婷郭
aduh Evelyn hati2 takutnya kena jebakan mario ckkk
雅婷郭
hadeuh..hrsnya rei g usah basi2 lgsg aja sergap tuh siamrio wkk
雅婷郭
semoga Edward dan kwn2 g terlmbat nyelamatin beca
雅婷郭
bikin tegang aka
雅婷郭
yaampun terne sifat Evelyn itu dari granma
雅婷郭
hhh...suratu dr6beraksi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!