Apple Vaughn namanya. Gadis cantik, imut dan menjadi bunga kampus di universitasnya.
Satu yang menjadi ciri khas wanita cantik itu. Selalu bergonta ganti pacar dan hanya menerima pria kaya saja untuk menjadi pacarnya.
Bertemu dengan Knox Romanov yang merupakan pria matang tengil yang berasal dari keluarga konglomerat.
Knox yang tahu tentang reputasi buruk Apple bermaksud untuk mempermainkan wanita yang sering mempermainkan pria itu.
Siapa yang akan terjebak dan dijebak? Yuk kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Bab 9 (Apple Knox)
Twilla memandang tajam pada Knox dan Apple. Dia begitu tak suka pemandangan yang menurutnya sangat menyebalkan itu.
"Knox pasti sudah menjeratnya," ucap Reno yang duduk di sebelah Twilla.
"Ya, lalu Knox akam mencampakkannya dengan sangat mudah. Bisa jadi Knox pun sedang mempermainkan gadis matre itu sekarang," kata Twilla dengan senyum sinisnya.
"Who know's?" Sahut Reno.
"Tak ada yang tahu bagaimana akhirnya. Tapi benar apa yang kau katakan, Reno. Sangat mudah menjerat wanita bagi seorang Knox," kata Seven menimpali.
"Kita lihat saja, bertahan berapa lama para prlayer itu," ucap Reno.
"Dan yang paling penting, siapa yang menang," lanjut Seven.
Mereka berdua tertawa kecuali Twilla yang tetap tak suka dengan hal itu meskipun menurutnya Knox sedang mempermainkan Apple.
*
"Besok hari sabtu. Kau tak masalah jika kita berkencan?" tanya Knox yang masih asyik berdansa dengan Apple.
"Ya, tentu saja kita harus berkencan," jawab Apple.
"Nanti aku akan menjemputmu," ucap Knox.
"Aku tak suka dijemput atau pun diantar. Jadi kita akan langsung bertemu di tempat kita berkencan saja," jawab Apple.
"Sangat lucu. Biasanya para wanita sangat suka dijemput dan diantar," kata Knox.
"Aku bukan wanita biasa," sahut Apple tersenyum.
Knox tertawa kecil dan semakin lama wajah mereka semakin mendekat.
"Apa yang bisa kau berikan di kencan pertama kita?" tanya Apple to the point.
"Wohohoho ... Kau to the point sekali. Baiklah, apa yang kau minta," ucap Knox.
"Aku tak pernah meminta tapi mereka yang memberi," jawab Apple.
"Sebuah mobil?" tanya Knox.
"Apa yang kau minta?" tanya Apple balik.
Knox tersenyum miring.
'Dia sangat pintar,' batin Knox.
"A kiss?" sahut Knox.
Apple memandang tajam ke arah Knox dan masih terdiam tak menjawab.
"Sebuah permintaan yang cukup lumrah sebagai seorang kekasih, bukan?" ucap Knox.
"Jika kau benar-benar menyukaiku, kau tak akan meminta hal itu. Kau hanya mempermainkanku," sahut Apple tersenyum.
"Lalu?" tanya Knox.
"Tak perlu menjadi kekasihku," jawab Apple.
Knox tertawa kembali mendengar ucapan Apple.
"Jadi kita hanya menjadi kekasih beberapa menit saja?" tanya Knox.
"Hmm, itu sudah biasa dalam hidupku. Jika aku tak cocok maka aku akan putus. Mudah, kan? Aku tak pernah memperumit masalah," jawab Apple yang kini berhenti berdansa dan melepaskan tangannya dari leher Knox.
Apple mundur perlahan dan berbalik pergi.
'1 ... 2 ... 3 ...' Apple menghitung di dalam hatinya.
Knox memegang tangannya dan menahannya lalu membuat tubuh Apple berbalik kembali
"Aku hanya mengujimu saja. Aku tak sungguh-sungguh meminta hal itu," ucap Knox tersenyum dan merengkuh pinggang Apple lagi.
"Aku tak pernah memaksa seseorang untuk menyukaiku," kata Apple.
"Lalu?" tanya Knox lagi.
Apple mendekatkan bibirnya di telinga Knox.
"Aturanku yang bermain di sini," bisik Apple dan tersenyum penuh kemenangan.
'Baiklah, ayo kita bermain sesuai dengan aturanmu itu, Nona,' batin Knox.
"Baiklah, tak masalah," jawab Knox santai.
Lalu musik berganti dengan beat yang lebih cepat. Knox dan Apple pun menikmatinya dengan tarian cepat dan gembira.
Knox memutar tubuh Apple dan Apple tampak bergerak lihat sesuai irama dan gerakan Knox.
"Yuuuhu," sahut Knox.
Apple tertawa senang karena malam ini dengan mudah dia bisa menjerat seorang billionaire kelas hiu dan ini pencapaian tertingginya.
Apple tak pernah berpikir panjang sampai ke mana arah hubungannya. Tapi kali ini, dia ingin mengenal sosok Knox lebih dalam lagi.