NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:22.2k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34. MAKSUD TERSEMBUNYI

Nathan sejenak mengulas balik apa yang sudah terjadi di masa lalu. Apa lagi kasus yang menimpa ayah kandungnya.

“Itu saat aku masih belum mengenal dunia ini dengan sangat baik” batin Nathan.

“Dulu waktu kuliah, kenapa kakak tidka mau mengambil jurusan di bidang bisnis? Padahal aku dengar ayah ingin sekali memasukkan kakak bekerja di perusahaan Adimerta. Apa paman dulu tidka bilang sama kakak?” kata Thasya memberitahukan yang pernah dia dengar.

“Sudah, karena ayah yang selalu minta dulu harus kuliah di bidang bisnis kami jadi sering berdebat” ujar Nathan.

“Kenapa waktu itu kakak bersi keras menolaknya?” tanya Thasya penasaran. karena setahunya dulu ayahnya sangat ingin Nathan ikut bergabung di Ponyx Company.

Nathan terdiam sejenak. Kemudian dia menatap Thasya.

“Karena ayah juga. Aku tidak mau hidup seperti ayahku” ujar Nathan dengan penuh arti.

Nathan masih ingat bentul bagaimana ekspresi kecewa sang ayah ketika menolak tawarannya dulu.

“Thasya, aku mau ingatkan. Dunia ini tidak ada yang gratis. Jika aku mengikuti tawaran dari ayahmu dulu dan beliau yang membiayai pendidikan ku, itu sama saja aku akan terikat dan tidak punya kebebasan untuk memilih di hidupku.”

“Hanya itu alasan kakak, tidak ada yang lain?”

“Iya” jawab Nathan yang sebenar tidka mengatakan yang sebenarnya.

“Sekarang kita lanjut makan lagi. Sepertinya kebanyakan ngobrol membuat makanan kita jadi dingin. Belakangan ini juga aku melihat aku agak kurusan. Kamu harus banyak makan walaupun sesibuk apa pun pekerjaanmu.”

Selesai acara makan bersama mereka, Thasya dan Nathan pun kembali pulang. Saat di perjalanan Nathan kembali teringat saat di sebenarnya dari kecil sudah menyukai Thasya. Tetapi dengan posisinya dulu dan juga setelah tahu tujuan keluarga Adimerta membawa Thasya tinggal di dalam keluarga itu, Nathan semakin mundur alon-alon.

Minggu pertama bulan ketiga penglihatan tatapan Thasya tidak bisa lepas dari laporan harian penjualan mereka yang terpampang sangat bersih di depan matanya.

“Bagaimana ini? Bersih sekali, satu coretan pun tidak ada. Pengunjung kita sepertinya semakin berkurang. Ini lebih gawat dari kehilangan stok barang di gudang” ujar Thasya kepada kedua rekannya yang saat itu mereka baru selesai istirahat.

Saat mereka bertiga lagi sibuk membahas kondisi penjualan mereka yang menurun, seorang wanita yang berpenampilan modis memasuki store mereka.

“Wah, sepertinya dia seorang artis bukan?” bisik sinta kepada Dimas membuat laki-laki itu secepat kilat melihat ke arah pintu masuk. Tidak ketinggalan juga dengan Thasya.

“Selamat datang di Beauty Fashion Store kami” tanpa komando mereka bertiga serempak menyapa.

Dimas si karyawan gesit itu langsung menghampiri dan melayani wanita itu. Apalagi yang dia lihat itu wanita cantik dan artis pula. Dan kebetulan dia juga orangnya cepat bersosialisasi. Jadi, cocok lah dia sebagai juru bicara perwakilan dari store mereka untuk menawarkan atau melayani costumer mereka.

“Artis…?” Apa benar dia artis?” tanya Thasya pelan kepada Thasya yang masih berdiri di sampingnya.

“Sekali lihat saja sudah ketahuan kalau dia artis bu bos” jawab Sinta.

“Waaah, jika dilihat secara langsung begini lebih cantikan aslinya. Ukuran wajahnya yang kecil imut, tinggi dan berat badannya yang ideal. Sulit bagi seseorang untuk mengikuti body ideal seperti itu. dan apa pun yang dia pakai pasti cocok-cocok saja” lanjut Sinta.

Saat mereka lagi sibuk diam-dia berbicara, gadis itu menoleh ke arah mereka. Thasya melihat jika costumer mereka itu melambaikan tangan ke arah mereka berdua.

“Loh…! Bukannya dia…” gumam Thasya ketika dia lebih jelas melihat siapa wanita yang tersenyum ramah ke arah mereka itu.

“Bu bos kenal dengan dia?” tanya Sinta yang penasaran. Karena dia tidak yakin jika si artis itu melambaikan tangan kepadanya.

“Tidak. Mana aku kenal dengan artis itu” jawab Thasya. Tapi dia pernah bertemu dengan saat dia pergi menemui Damar waktu di hotel beberapa waktu yang lalu.

Dia adalah Lily Dawson, wanita yang selama ini Thasya kira adalah wanita yang disukai mantannya itu. Sang artis tidka memakai nama yang diberikan keluarga sebagai nama panggung setelah dia terjun ke dunia intertein karena larang dari orangtuanya sendiri. Sehingga kebanyakan orang tidka tahu kalau dia bagian dari keluarga Dawson.

“Lama sudah tidak jumpa. Anda masih ingat saya, kan?” ujar Luna yang lebih di kenal dengan nama itu ketimbang nama Lily.

“Luna. Saya Luna dan kita pernah ketemu waktu di hotel kak Damar dulu. Masih ingat kan?” ujarnya ketika melihat Thasya yang terdiam. Dan sepertinya dia berpikir jika Thasya sudah melupakannya.

“Luna…!!! Waaah, saya fans setian anda loh. Saya selalu menonton semua film dan drama anda sampai selesai. Apalagi yang booming belakangan ini” sahut Dimas yang merasa punya kesempatan berinteraksi dengan idolanya.

Dia tidak bisa menyembunyikan rasa senang nya hingga terlihat dari binar-binar matanya lihat sang artis pujaannya ada di depan matanya sendiri.

“Bukannya akhir-akhir ini anda sibuk syuting?” lanjut Dimas lagi. Sebagai fans fanatik dia pati tahu dong apa saja kegiatan sang idolanya itu.

Sebelum menjawab, Luna menaikkan kaca matanya menjadikannya bando di kepala. Dimas yang melihat itu semakin senang bisa mengagumi kecantikan artis dukungannya. Sepertinya matanya melotot hampir copot dari rongga bola matanya.

“Untuk sementara syutingnya di tunda dulu karena ada beberapa bagian naskah yang harus direvisi. Sebenarnya saya tidak mau membeli apa-apa. Tapi, karena sudah kesini lebih sopan kalau saya membeli sesuatu, kan?

Thasya sendiri tidak bisa menyangkal kecantikan wanita yang berdiri di hadapannya itu. Dia masih sempat memikirkan jika mantan suaminya itu tidak sia-sia mengalami cinta bertepuk sebelah tangan melihat kecantikan wanita itu.

“Ngomong-ngomong, apa anda bisa memberi saya rekomendasi apa yang cocok aku beli dari brand kalian?” kata Luna membuyarkan lamunan Thasya.

“Ah, iya. Ibu mau membeli sesuatu untuk dipakai sendiri atau mau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah?” tanya Thasya bertanya supaya bisa memberikan rekomendasi produk apa yang tepat.

“Aku mau beli hadiah untuk pria usia kisaran tiga puluh tahunan. Dia gila kerja, dan biasanya dia selalu pakai barang mahal. Apa cocoknya kemeja saja atau cukup hanya dasi saja?” tanya Luna.

“Kalau tidak dua-duanya saja aku beli. Tapi aku minta tolong anda yang memilihkannya, karena saya tidak terlalu paham dengan selera orang” lanjutnya lagi untuk mempercayakan pilihannya kepada Thasya.

Akhirnya Thasya pun mengikuti permintaan costumer barunya itu. “Sepertinya itu buat Damar. Bagaimana perasaannya meminta mantan istri memilihkan pakaian buat mantan suaminya” batin Thasya setelah dia mencari yang cocok dan membawanya untuk dilihat Luna.

“Bagiamana dengan pilihan yang ini?” tanya Thasya meminta pendapat Luna. Dia juga harus menyesuaikan pilihannya dengan si pemesan mungkin saja ada koreksi lain.

“Warnanya sangat soft dan ringan, motifnya juga tidak banyak. Jadi, bisa digunakan untuk di macth dengan jas warna apa saja” lanjut Thasya menjelaskan keunggulan produk di tangannya itu.

“Baiklah, saya ambil semuanya” ujar Luna tanpa memberikan komentar apa pun.

“Ah, tolong pisahkan satu kemeja yang berwarna biru dongker itu.”

“Anda ingin memberikan kepada orang yang berbeda juga?” tanya Thasya untuk memastikan agar dia juga bisa memisahkan boxnya.

“Iya. Saya mau memberikan kepada seseorang yang sangat penting bagi saya” jawab Luna dengan wajah penuh senyuman. Dan senyuman beserta tatapannya yang penuh arti ketika dia melihat Thasya.

Dan arti dari tatapan itu pun terjawab sudah ketika keesokan harinya.

1
Amidah Adjach
Luar biasa
Uthie
kadang masih mencerna alur cerita.. terutama siapa yg bicara dan dimaksud yg sedang terjadi kah.. atau sesaat sebelumnya
Uthie
Thor maaf... sekedar saran sedikit dalam penulisan ceritanya 🙏

*baiknya jika ada cerita yg sebelumnya, dan yg terjadi saat itu, diberikan tanda/notif "flash back" atau jeda spasi paragraf gtu..
Jadi biar gak bingung bacanya kecampur-campur mencerna mana yg kisah yg lalu.. dan mana kisah yg terjadi saat itu juga 🙏🙏🙏
Butterfly93_: Terima kasih sarannya kak 🙏
total 1 replies
Uthie
lanjut 💪
Uthie
masih mencerna alur ceritanya..
Uthie
seru niii 😁
Uthie
coba mampir 👍♥️
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!