NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Malam ini adalah malam resepsi pernikahan Dian dan Irul.

Sepasang pengantin sudah duduk manis di pelaminan.

tiba tiba dari arah depan sebuah kue besar datang, bersamaan dengan para sahabat mereka. Dian dan Irul di buat terkejut dan bingung, di antara mereka berdua tidak ada satupun yang di beri tau oleh sahabat sahabat mereka bahwa akan ada kejutan seperti ini.

"kejutan untuk kedua sahabat kita". Ucap Umar.

"kesayangan akuu". Ucap Dian dengan haru sambil menatap kedua sahabatnya.

Risa dan Aini berlari kecil memeluk Dian, mereka bertiga saling berpelukan hingga intrupsi dari Khalil menghentikan ke haruan ketiga wanita itu.

"udah, biarkan Irul dan Dian memotong kuenya". Ucap Khalil.

Irul menggenggam tangan Dian mendekati kue pernikahan mereka. Dengan kedua tangan yang saling menggenggam pisau, mereka berdua memulai memotong kue dengan mengucapkan bismillah.

Suara riuh dan tepuk tangan memenuhi ruangan, setelah memotong kuenya, Irul mengecup kening Dian sedikit lama, lalu mereka saling menatap dalam dan saling melempar senyum.

"I love you istriku". Bisik Irul di telinga Dian.

"love u too suamiku". Ucap Dian ikut berbisik.

Setelah acara potong kue, lagi dan lagi kedua pengantin di buat terkejut dengan suara musik dansa yang di awali oleh Farel dan Aini yang berdansa, dan di susul oleh pasangan Umar dan Risa, di lanjut oleh Khalil dan Lisa. Melihat para sahabatnya berdansa dengan pasangan masing masing, Irul pun menyodorkan tangannya di depan Dian, Dian yang mengerti maksud dari sang suami pun langsung menerima uluran tangan suaminya dan ikut berdansa dengan para sahabat mereka, begitu juga para tamu yang bersama dengan pasangan mereka.

"terimakasih semuanya, ini benar benar kejutan yang membahagiakan buat kami, terimakasih telah memeriahkan acara pernikahan kami". Ucap Irul.

"santai aja bro, ini semua ide dari para wanita ini, kita yang cowok pada ngikut aja, tapi ternyata seru juga yah". ucap Umar lalu tertawa.

"iya bener banget". Tambah Khalil.

"ya udah yuk Rul.. Di.. Kita makan disana, kita juga udah nyiapain meja bundar untuk kita semua supaya bisa makan bersama". Ucap Farel menunjuk meja kosong yang agak jauh dari kursi tamu.

Mereka semua pun berjalan menuju meja mereka, disana sudah tersedia juga beberapa makanan dan minuman.

"Dian bener bener ucapkan banyak terimakasih untuk abang semua dan para sahabatku, terimakasih banyak, Dian jadi terharu". Ucap Dian dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"sama sama Di, kamu kan adik kami, jadi kami pasti memberikan yang terbaik di hari pernikahan kamu". Ucap Farel sambil tersenyum tulus.

setelah ucapan terimakasih dari pengantin, mereka pun memulai makan mereka dengan di selingi obrolan ringan dan tawa bahagia dari wajah mereka.

Setelah selesai makan, pasangan pengantin baru itu harus kembali duduk di pelaminan, dan para sahabat mereka pun membiarkan mereka pergi, karna malam ini memang bukan waktunya untuk mereka berkumpul lebih lama, karna masih banyak tamu yang ingin berfoto dengan sang pengantin.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.40 malam, tapi ballroom hotel masih di penuhi oleh tamu, Irul yang tak tega melihat wajah lelah sang istri pun berinisiatif mendekati sang paman dan ibunya untuk pamit ke kamar pengantin mereka yang ada di hotel.

"bu, paman, maaf Irul izin bawa Dian ke kamar yah, kasian Dian sudah terlihat sangat lelah". Ucap Irul.

"iya nak, ngga papa, kasian istri kamu, soal tamu tamu biar paman yang urus". Ucap paman Irul.

"kamu juga kalo mau istirahat, istirahat saja Da, biar kakak yang menemani para tamu". Tambah paman Irul.

"ngga papa kak, bentar lagi, kalo aku udah ngantuk aku akan ke kamar". Ucap bu Ida.

"kalo gitu Irul istirahat duluan ya bu, paman". Ucap Irul.

setelah berpamitan Irul pun kembali ke pelaminan, tapi sebelum mengajak Dian untuk ke kamar, Irul melambaikan tangan memanggil Umar yang kebetulan menatap ke arahnya.

"bro, gue sama Dian istirahat duluan yah, kasian Dian udah keliatan capek banget, tolong sampein ke semuanya ya bro". Ucap Irul kepada Umar.

"oke bro, gue sama yang masih betah, kalian istirahat duluan aja". Ucap Umar.

Setelah mengatakan itu, Umar kembali bergabung bersama yang lain, dia menyampaikan ucapan Irul tadi. Yang lain mengangguk mengerti, para wanita melambaikan tangan kepada Dian yang di balas lambaian tangan juga oleh Dian.

sesampainya Irul di depan kamar pengantinnya, Irul langsung membukakan pintu. Dian di buat terkejut oleh Irul yang tiba tiba menggendongnya masuk ke kamar pengantin mereka ala bridal style. Lalu Irul menutup pintu dengan kakinya, setelah itu berjalan menuju tempat tidur dan mendudukkan Dian di tepi kasur.

"tunggu sini sebentar ya sayang, mas mau kunci pintu dulu". Ucap Irul lalu mengecup kepala sang istri.

Setelah mengunci pintu, Irul duduk di samping Dian, dia menatap Dian sambil menggenggam kedua tangan Dian.

"mas benar benar bahagia sayang, terimakasih karna mau menjadi istri mas, mas benar benar bingung mau ngungkapin perasaan bahagia mas dengan cara apa". Ucap Irul sambil menatap mata Dian dalam.

"aku juga sama mas, ini adalah hari yang paling membahagiakan untuk aku". Ucap Dian sambil mengelus rahang Irul.

Irul memejamkan matanya saat tangan lembut Dian mengelus rahangnya. Setelah tangan Dian terlepas, dia pun membuka matanya.

"ya udah kita mandi yuk sayang, abis itu kita istirahat, mas tau kamu pasti sudah sangat lelah". Ucap Irul.

"aku mandi duluan aja ya mas". Ucap Dian malu malu.

Irul terkekeh melihat tingkah malu malu sang istri. Dia tau bahwa sang istri pasti gugup.

"iya sayang kamu mandi dulu gih, abis itu baru mas mandi, kita mandi barengnya kapan kapan aja". Ucap Irul menggoda Dian.

Dian yang semakin malu karna ucapan suaminya langsung berlari menuju kamar mandi, Irul yang tak dapat menahan tawanya pun langsung menertawakan tingkah sang istri.

"menggemaskan sekali". Gumam Irul.

Setelah beberapa saat di kamar mandi, Dian pun keluar. Irul yang melihat sang istri sudah keluar pun langsung masuk ke kamar mandi setelah mengecup kepala sang istri.

"itu bajunya udah aku siapin mas". Ucap Dian setelah melihat sang suami keluar dari kamar mandi.

"terimakasih sayang". Ucap Irul.

Dian hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sambil menunggu Irul memakai pakaian, Dian duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponselnya. Setelah memakai baju yang sudah Dian siapkan, Irul pun mendekati Dian dan duduk di samping sang istri.

"kok belum tidur sayang". Tanya Irul sambil mengelus rambut sang istri.

"entar mas, ada yang mau aku omongin sama mas Irul". Jawab Dian.

Irul langsung memutar tubuhnya menghadap Dian dan menggenggam kedua tangan Dian.

"katakan sayang, mas akan dengarkan". Ucap Irul sambil tersenyum.

Dian menghela napas pelan sebelum memulai ceritanya, dia melempar senyum terlebih dulu kepada sang suami.

"maaf mas, aku baru ceritakan ini sekarang sama mas, jauh sebelum aku bertemu dengan mas, aku beberapa kali selalu bermimpi di lamar oleh lelaki yang sama di setiap mimpiku, itu juga alasan kenapa aku menolak beberapa pria, aku jatuh cinta kepada pria yang pernah ku lihat hanya di dalam mimpi, saat itu aku hanya berharap agar aku bisa menikah dengan lelaki itu, dan sekarang aku semakin jatuh cinta kepada lelaki yang ada dalam mimpiku itu mas".

Ucapan Dian seperti pisau yang di tancapkan ke dadanya, apa ini, di malam pertama mereka sang istri malah mengungkapkan hal yang begitu menyakitkan hatinya. Irul memejamkan matanya erat guna menahan emosi dan amarahnya yang sudah mendesak ingin keluar.

Perlahan Irul melepaskan genggamannya di tangan Dian dan bangkit dari duduknya.

Dian ikut berdiri melihat sang suami yang tiba tiba berdiri.

"mas". Ucap Dian pelan sambil mengelus pundak Irul.

"kenapa Di". Tanya Irul sambil melepas tangan Dian yang berada di pundaknya.

Irul memejamkan matanya dengan tangan yang terkepal kuat. Irul membuang napasnya kasar sebelum melanjutkan ucapannya.

"kenapa kamu tega sama mas Di, malam ini adalah malam pertama kita, tapi kamu dengan tega melukai perasaan mas, kamu dengan tanpa perasaan mengatakan hal yang sangat menyakitkan untuk mas, apa salah mas Di, kenapa kamu sangat tega menghancurkan kebahagiaan mas, kenapa kamu mau menerima mas menjadi suami kamu jika ternyata kamu sangat mengharapkan pria lain untuk jadi suami kamu, kenapa Di, kenapa kamu begitu tega sama mas. Maaf untuk malam ini biarkan mas sendiri dulu". Ucap Irul penuh luka.

Dengan susah payah Irul menahan amarahnya agar tidak meledak, dia tidak ingin menyakiti wanita yang di cintainya dengan ucapannya, meskipun dia sudah mendapatkan luka dari istrinya.

"mas mau kemana, jangan tinggalin aku sendiri mas". Ucap Dian.

"tolong Di, jangan menambah luka di hati mas, apa kamu pikir mas masih sanggup menatap wajah kamu setelah mendengar ucapan kamu, ngga Di, mas ngga bisa, mas butuh waktu sendiri, mas butuh nenangin diri mas". Ucap Irul.

Irul melangkah mendekati pintu, saat akan membuka kunci pintu, Dian memeluk Irul erat dari belakang.

"aku memang sangat berharap menikah dengan pria di mimpi aku mas, aku sangat mencintai pria itu". Ucap Dian sambil memeluk erat tubuh sang suami dari belakang.

Irul memejamkan matanya erat, tangannya sudah terkepal dengan kuat, dengan penuh sesak Irul pun mengatakan apa yang tidak pernah terpikir untuk dia ucapkan.

"maka dari itu, lepaskan pelukanmu, dan setelah itu menikahlah dengan pria itu". Ucap Irul dingin.

Dian tersenyum sambil mengeratkan pelukannya.

"aku sudah melakukannya mas". Ucap Dian sambil menahan tawa.

"apa maksud kamu Di". Bentak Irul sambil berbalik menghadap Dian.

Karna emosi yang sudah tak tertahan, Irul melepas tangan Dian yang masih memeluknya dengan kasar. Dia menatap mata Dian tajam.

Dian maju lebih dekat dengan Irul, dengan senyum manisnya, dian mengelus rahang Irul yang sudah mengeras.

"aku sudah menjadi istri dari pria yang selalu melamarku di dalam mimpiku, dan pria itu berada tepat di depanku saat ini". Ucap Dian tersenyum sambil mengelus lembut pipi Irul dengan kedua tangannya.

Irul di buat mematung dengan ucapan Dian, dia belum bisa mencerna ucapan sang istri. Dian yang melihat keterdiaman Irul pun kembali menjelaskannya.

"pria itu kamu mas, Irul Abdullah suamiku, lelaki yang membuat aku jatuh cinta sebelum bertemu dengannya". Ucap Dian.

Mendengar penjelasan Dian, Irul langsung menarik Dian masuk kedalam pelukannya, di peluknya tubuh sang istri dengan erat, Irul sampai menangis di pelukan istrinya.

Dian membiarkan sang suami menangis di pelukannya, dia mengelus punggung suaminya agar lebih tenang.

setelah tangis Irul reda, Dian melepaskan pelukan Irul, di menghapus airmata suaminya, lalu mengecup kedua mata Irul dengan berjinjit.

"maaf ya mas udah bikin mas nangis gini". Ucap Dian merasa bersalah.

"kamu tau sayang, kamu hampir membuat mas gila tau ngga, mas ngga akan bisa nerima kenyataan kalo sampai kamu mencintai pria lain selain mas sayang". ucap Irul kembali memeluk Dian.

"ngga akan ada pria lain selain mas". Ucap Dian sambil mengelus punggung Irul.

"kamu harus ceritain sama mas soal mimpi kamu, kok bisa sih kamu mimpiin mas". Ucap Irul.

"iya kapan kapan aku ceritain, kita tidur yuk mas, aku udah ngantuk banget, capek, apa, lagi setelah drama mas mau ninggalin aku". Ucap Dian sambil mengerucutkan bibirnya.

"itu salah kamu sendiri karna ngerjain mas, untung mas ngga nyakitin kamu". Ucap Irul lalu mengecup kepala sang istri.

"siapa bilang mas ngga nyakitin aku, nih liat pergelangan tanganku jadi sakit karna tadi mas lepasin tangan aku yang meluk mas dengan kasar". Ucap Dian sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang sedikit memerah.

Irul langsung mengambil kedua tangan Dian dan mengecup kedua pergelangan tangan Dian.

"maafin mas ya sayang, mas ngga sadar tadi". Ucap Irul dengan rasa bersalah.

"ngga papa suamiku, ya udah yuk mas, kita tidur sekarang yuk mas". Ucap Dian dengan manja.

Irul pun langsung menggendong Dian ala bridal style lalu merebahkan tubuh Dian di kasur dengan lembut.

Mereka saling berhadapan, Irul meletakkan kepala dian di lengannya dengan tangan satunya memeluk tubuh Dian. Sedangkan Dian sendiri meletakkan kedua tangan di dada suaminya.

"selamat malam sayang". Ucap Irul lalu mengecup kening Dian sedikit lama.

"selamat tidur suamiku". Ucap Dian memeluk Irul.

Dian menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami lalu memejamkan matanya.

Irul yang mendengar hembusan napas sang istri yakin bahwa istrinya sudah tidur.

"mimpi indah ya sayang". Ucap Irul lalu mengecup bibir sang istri sekilas.

Irul lalu ikut memejamkan mata untuk menyusul sang istri ke alam mimpi.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!