NovelToon NovelToon
Antara Benci & Cinta

Antara Benci & Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:25.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eflin Manopo

Liana Mikha Smith

Ibarat jatuh tertimpa tangga lagi, mengalami buta dan harus menerima pernikahan yang tak berdasar pada cinta.

Arsen Christoper Miller

Dengan dalil menjaga nama baik keluarga harus bersedia menikah tapi dengan mengajukan satu syarat. cerai setelah pulih kembali.


Ikuti kisahnya AB&C...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eflin Manopo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

Arsen memang sungguh sangat kejam pada Liana. Sehari sebelum pernikahan mereka, Arsen sempat bicara dengan Rebecca, yang akhirnya membuat pria itu semakin marah dan membenci Liana.

Bukan hanya hinaan dan caci maki lagi yang Liana terima namun dirinya hampir saja dilecehkan Arsen.

Liana tak pernah mengadu. Dia hanya bisa pasrah karena keadaannya yang tak berdaya. Hingga kini pun Liana tetap diam menerima takdirnya yang buruk.

"Anda seharusnya bersyukur..karena takdir buruk lebih memilihku.."

Kata-kata Liana terngiang lagi ditelinga Arsen. Tanpa sadar air matanya keluar begitu saja. Hatinya teriris. Karena terlalu banyak memberi rasa sakit pada istrinya itu.

Tak tahan, Arsen langsung keluar ruangannya berniat ingin pulang. Entah apa yang akan dia katakan pada Liana nanti, yang penting sekarang dia ingin melihat istrinya.

Selama perjalanan hatinya tak tenang. Apakah nanti Liana bisa percaya kata-kata nya dan memaafkan dirinya.

Saat pikiran dan batinnya berperang, dari kejauhan dia melihat seorang gadis dengan postur tubuh dan model rambutnya mirip Liana. Gadis itu akan menyebrang. Ternyata dia juga menggunakan tongkat. Arsen mengurangi kecepatan mobilnya.

"Liana..!?" Gumam Arsen. Dia melihat Liana istrinya.

"Sedang apa dia disini..?" Gumamnya lagi. Dia bingung Lana keluar sendiri tanpa ditemani Rosa.

Namun tiba-tiba dari arah berlawanan, sebuah mobil dengan sangat kencang sedang menuju arah gadis itu.

Jantung Arsen berdegup kencang melihat itu. Dia cepat-cepat menepi. Tapi belum sempat mobilnya berhenti, terdengar suara rem mobil tadi berdecit panjang. Dan..

Ckiit...Bruk.. Suara mobil yang tak bisa menghindari tabrakan.

"LIANA..!" Arsen berteriak, langsung mematikan mobilnya, dengan secepatnya dia keluar dari mobilnya.

Orang-orang disekitar kejadian juga mulai berkerumun melihat keadaan gadis tadi yang sempat terlempar ke sisi jalan.

Arsen mendekati kerumunan itu. Pikirannya kalut dan panik. Dia tak ingin terjadi lagi hal buruk pada Liana istrinya.

"Permisi..."Ujar Arsen membentak kasar menahan gemuruh dadanya. Dia menerobos kerumunan.

"Hei..anda siapa..tunggu polisi datang..jangan sembarangan tuan..anda bisa terlibat kalau gadis ini kenapa-napa.." Ujar seorang wanita paruh baya.

"Dia istriku..!" Bentak Arsen lagi. Padahal dia belum melihat siapa gadis yang tertabrak itu.

"Liana..!?" Ucap Arsen dengan suara serak menahan tangis. Dia perlahan mengangkat kepala gadis itu, menopang dengan tangannya perlahan. Matanya mulai berkaca-kaca. Ingin rasanya dia berteriak, saat melihat kondisi gadis itu. Wajah yang dipenuhi darah dan tertutup rambut, sedang tak sadar kan diri. Darah berceceran dimana-mana.

Apalagi yang takdir gariskan untuk Liana kali ini. Pikir Arsen sedih bercampur sesal. Dia belum sempat minta maaf. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Liana.

"Liana..bangun..Liana...oh tidak..maafkan aku.." Ucap Arsen serak menahan tangis. Tapi kemudian dia berpikir untuk tidak boleh berlama-lama lagi. Dia harus segera membawa Liana kerumah sakit. Itu satu-satunya yang harus dia lakukan.

"Tolong..bantu aku mengangkatnya ke mobilku..siapapun tolong aku..!" Ujar Arsen berteriak tak sabar.

Seseorang datang membawa beberapa benda yang berserakan dijalan, milik gadis itu.

"Ini kartu identitasnya..namanya..Kania Ayu.." Ujar seorang pria yang menemukan kartu identitas diantara benda-benda tadi.

Arsen terhenyak. Dia menatap gadis yang sedang tak berdaya itu. Perlahan dia meletakkan kembali kepala gadis itu. dan mendekat pada pria yang menemukan kartu identitas korban. Dia penasaran.

"Bisa aku melihatnya..?" Tanya Arsen dia ingin memastikan. Sungguh ada rasa lega mendengar suara pria itu mengatakan nama korban. Tapi Arsen harus melihatnya biar pasti.

Dia membaca kartu identitas itu. Sesaat kemudian dia menengadah dan tersenyum. Dia tersenyum konyol sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa aku sebodoh ini ya..!!" Gumam Arsen. Dia merasa dirinya jadi orang bodoh sekarang. Semestinya dia cari tau dulu bukan langsung emosional begitu.

Ini gara-gara pikirannya yang terus-terusan memikirkan istrinya.

"Tuan..apa gadis ini memang istri anda?" Tanya pria yang memberikannya kartu tadi.

Arsen tersenyum.

"Maaf..ternyata..dia bukan istri saya..mereka hanya mirip saja..istri saya juga memakai tongkat..jadi saya pikir dia ini istri saya..Maaf yah..tapi kita harus menolongnya dan membawa dia kerumah sakit.." Ujar Arsen menjelaskan salah pahamnya.

"Oh..anda pasti sangat mencintai istri anda tuan...ayo..aku akan membantu anda.." Balas pria itu. Secara Arsen yang tampak emosional saat datang tadi.

Mereka pun bergegas mendekati gadis yang jadi korban tabrakan itu.

Beberapa orang juga ikut mendekat untuk membantu. Namun bertepatan saat itu polisi datang, juga sirene ambulance terdengar. Akhirnya mereka tak jadi membawa gadis itu.

Polisi langsung sigap mengatur semuanya agar kondusif dan terkendali. Begitu juga tim medis.

Arsen lebih dulu membersihkan noda darah ditangannya, kemudian berjalan kembali ke tempat mobilnya terparkir, ia ingin segera pulang.

Tapi perempuan paruh baya tadi, datang mendekatinya.

"Jadi dia itu bukan istri tuan..?" Tanya wanita paruh baya itu.

Arsen tersenyum. "Ternyata mereka hanya mirip saja nyonya..istri saya juga biasa menggunakan tongkat...karena dia tak bisa melihat..jadi saya pikir tadi itu..istri saya.." Ucap Arsen.

Wanita paruh baya itu tersenyum dan menepuk lengan Arsen.

"Wah..istri tuan beruntung sekali mendapatkan cinta tulus dari tuan..semoga pernikahan kalian..diberkati selamanya.." Ujar wanita tua itu.

Mendengar itu, Arsen tersentuh. Secara dia tidak pernah memberikan seperti apa yang diucapkan wanita paruh baya itu.

"Terimakasih nyonya.." Ujar Arsen tulus.

"Anaknya berapa..?" Tanya wanita itu lagi seperti menginterogasi saja.

Arsen tersentak. "Belum punya...kami juga belum lama menikah.." Ucap Arsen salah tingkah karena sempat terbersit wajah Liana.

"Oh...semoga kalian bisa cepat punya bayi.." Ujar perempuan paruh baya itu.

Kata-kata itu membuat Arsen seperti kesetrum. Tapi dia bisa tersenyum juga.

"Terimakasih sekali.." Ucap arsen. Dia kemudian minta diri untuk pulang. "baiklah nyonya..saya..pergi dulu..istri saya pasti sedang menunggu dirumah.." Tambahnya mohon pamit.

"Iyah...hati-hati tuan..salam buat istri tuan juga.." Ucap perempuan paruh baya itu.

Arsen bergegas kemobil dan menjalankan kendaraannya itu menuju arah mansionnya. Semakin dia merindukan Liana.

Beberapa saat kemudian, Arsen sudah sampai. Dia keluar dari mobilnya dan melangkah memasuki teras mansionnya. Ekor matanya menangkap siluet mirip Liana.

Saat dia memandang kearah untuk memastikan, ternyata memang benar itu istrinya. Dia tak jadi masuk, tapi langsung menuju dimana Liana berada.

Biasanya Liana duduk di belakang mansion dimana ada taman. Atau Liana akan duduk di ruang santai karena disana juga udara sejuk, karena beberapa jendela besar yang bisa menjadi akses oksigen banyak-banyak untuk masuk.

Namun karena taman belakang sudah digusur Arsen, dan ruang santai punya kenangan buruk, Liana menghindari semuanya itu. Dia sekarang suka duduk-duduk disamping kiri mansion.

Disana juga tak kalah sejuk, halamannya luas. dan ada beberapa pohon yang ditanam pemiliknya disitu. Hanya saja takutnya ada dahan yang mengering bisa jatuh terbawa angin. Itu menurut ucapan Rosa.

Arsen memandang Liana dari jarak tujuh meter. Dia tak berani buka suara. Tapi hatinya kini berdebar. Ditambah desir angin berhembus, memberi sensasi menenangkan. Sungguh lebih tenang jika dia dan Liana tak berjarak. Pikir Arsen.

Tiba-tiba Rosa datang.

"Tuan..ada apa tuan disini..!?" Tanya Rosa. Secara Arsen tak pernah dia lihat peduli dengan nyonya mudanya.

Arsen kelabakan.

"Hmm..tadi saya lihat ada kucing..kearah sana..dia membawa sesuatu..jadi saya mengikutinya kemari.." Bohong Arsen. Entah apa diotaknya.

"Hah..? kucing membawa sesuatu..? Ooh..pasti kucing itu hanya membawa tikus saja tuan....jangan kuatir....dia tidak akan membawa barang berharga dari dalam rumah tuan muda..!?" Ucap Rosa tersenyum sungguh-sungguh. Dia selalu bisa mempercayai apapun kata orang.

Dipikirannya, Arsen takut kucing itu mencuri sesuatu. Karena selama ini dia belum pernah melihat tuan mudanya ini peduli pada aktifitas kucing setiap harinya.

Arsen bengong oleh penuturan Rosa.

Liana yang mendengar percakapan Rosa dan pemilik mansion, hanya diam mencerna. Dia geli sendiri dengan penuturan Rosa. Ada-ada saja Rosa ini.

Liana jadi lupa kalau biasanya Arsen akan marah-marah saat dia seenaknya keluyuran di seputaran mansion. Gadis itu duduk tenang saja menikmati hembusan angin.

Rosa mendekati Liana. "Nyonya ini teh dan cemilannya.." Ujar Rosa. Kemudian maid itu pergi menjauh karena melihat tuan muda Arsen berjalan mendekati Liana.

Liana tersenyum. "Hmm..terimakasih Rosa.." Ujar Liana. Dia tak tau ada Arsen di jarak hampir dua meter dengannya.

"Rosa..apa tuan muda sudah pergi.." Bisik Liana, dia pikir kalaupun Arsen masih disitu, suaranya tidak akan bisa terdengar arsen. Karena tadi juga suara pemilik mansion itu tak terlalu jelas. Pasti jarak mereka jauh.

Padahal Arsen lah yang mendengar bisikannya.

"Ehem.." Arsen berdehem. Liana terkejut. Tangannya dia letakkan dimeja yang ada cemilan bersama teh yang dibawa Rosa.

"Ouw..aduh.." Liana mengaduh. Tangannya tertumpah teh dari teko yang masih panas. Karena dikejutkan suara Arsen.

Arsen reflek mendekat dan mengambil tissue untuk mengelap tangan istrinya. Liana merasa enggan hingga menarik kembali tangannya.

"Maaf.." Ujar Arsen mengubah tubuhnya tegak kembali dari membungkuk kearah Liana tadi.

"Untuk apa..?" Tanya Liana memandang lurus.

"Tadi mengagetkan.." Ucap Arsen. Tangannya dia masukkan ke saku celana.

" Tidak apa-apa.." Balas Liana datar. Arsen menoleh sejenak pada Liana.

Duduk manis di sore hari seperti ini, Liana tampak bercahaya. Walau tanpa makeup, tapi wajah istrinya ini memang manis dan cantik alami. Caranya menatap sekitar, polos tanpa beban. Sayang sekali, Liana bertemu dengan dirinya disaat yang tidak tepat. Pria itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan menetralkan degup jantungnya yang mulai menyesak.

Hari ini perasaannya di permainkan. Siang tadi dia marah besar, dan berganti rasa sesal teramat dalam pada Liana. Menjelang sore dia melihat insiden yang membuatnya hampir kehilangan akal. Tapi kini semua terobati dengan wajah polos istrinya.

Arsen ingin minta maaf, tapi tak tau harus mulai dari mana. Saat dia hendak mengatakan sesuatu pada Liana, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan nama kontak Papa.

Arsen menjauh beberapa langkah dari Liana. Dan mengangkat panggilan itu.

"Halo pa..ada apa..!?" Tanya Arsen.

"Kamu harus ke Spain hari ini juga..papa sudah atur keberangkatan kamu..penerbangannya nanti malam.." Suara Leonardo terdengar.

"Bukannya tiga hari lagi..pa..?" Tanya Arsen bingung.

"Tidak bisa..perusahaan disana sedang ada masalah..masalah keuangan yang tiba-tiba kolaps..papa tidak bisa pergi..Mama juga ini tiba-tiba kurang enak badan.." Ujar papa Arsen diseberang.

Lama Arsen belum membalas setuju. Leonardo menambahkan.

"Jangan bawa istrimu kesana...karena mungkin kamu akan sibuk ke beberapa tempat.." Ucap Leonardo mengingatkan Arsen.

Arsen belum juga membalas. Sebenarnya dia sempat berubah pikiran, untuk membawa serta Liana saja kesana, karena nanti bisa menebus semua kesalahannya pada istrinya itu. Tapi papanya justru menyetujui rencana awalnya tanpa sengaja.

"Baik..Pa.." Jawab Arsen tak bersemangat.

"Hmm.." Balas Leonardo. Dan panggilan diputus.

Arsen berbalik dan memandang kearah istrinya. Liana juga sedang duduk membelakanginya. Pria itu mendekati istrinya yang sedang duduk manis.

"Sebentar malam..aku akan berangkat ke Spanyol.." Ucap Arsen tanpa ditanya.

Liana menarik napas dalam-dalam. Dia pikir saatnya dia akan ke apartemen Arsen.

"Baiklah..minta tolong panggilkan Rosa biar saya bisa bersiap-siap.." Ujar Liana. Dia sudah tau kalau ada Arsen, pasti tidak ada Rosa. Karena beberapa kali kejadian seperti itu.

"Memangnya kamu mau kemana..!?" Tanya Arsen mengernyit.

"Anda bilang waktu itu..saya harus ke apartemen..kalau anda pergi ke Spanyol.." Balas Liana.

"Tidak perlu.." Ucap Arsen singkat. Dia paham maksud Liana. Memang itu yang pernah dia katakan.

"Tapi..bagaimana kalau ada yang melihat saya disini tuan.." Ujar Liana.

"Berhenti memanggilku tuan..dan berhenti menyebutku Anda..mengerti..!" Ucap Arsen kasar. Entah mengapa dia tak suka bicara formalitas seperti itu.

Liana menoleh ke sumber suara Arsen. Keningnya mengkerut tetapi wajahnya datar, lalu menggumam.

"Hmm.?" Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Wajahnya sarat dengan pertanyaan. Jadi seperti bayi lucu sekali tingkahnya dimata Arsen.

Pria itu tersenyum, tapi menahan gemas. Ingin rasanya....

Tapi diurungkannya.

Dia mulai berpikir apakah nanti dia akan bisa pergi tanpa memikirkan istrinya ini? Benarkah dia menjauh lagi dari Liana?

(Tidak..aku harus menyelesaikan masalah kami..aku tidak ingin rasa menyesal ini nanti mengganggu.) Batinnya.

"Ayo..biar aku yang mengantar mu kedalam..ada yang ingin aku sampaikan..kita bicara di kamarku saja.." Arsen mendekat dan bersiap menggendong Liana. Tapi istrinya itu malah mendorongnya.

"Tidak usah..saya bisa jalan sendiri..dan kalau ada yang ingin anda sampaikan...disini saja..saya bisa mendengar jelas suara anda tuan.." Ujar Liana. Dia hanya mencegah hal-hal buruk terjadi dalam ruangan tertutup seperti, kamar tidur.

"Cerewet..sudah kubilang berhenti menyebutku Anda.." Ujar Arsen tak ingin menunggu lama lagi, langsung mengangkat tubuh istrinya dan membawanya masuk.

Liana kaget setengah mati. "Turunkan saya tuan.." Ucap Liana setengah suara. Dia tak mau ada orang yang melihat mereka. Bagaimana kalau Arsen tidak suka mereka ditonton dalam keadaan seperti itu.

"Keras kepala sekali..diam saja..atau kucium.." Ujar Arsen spontan. Pasti Liana akan diam kalau diancam dengan kata-kata itu. Pikirnya.

Liana akhirnya pasrah dalam gendongan Arsen.

Tapi saat dia merasakan Arsen melangkah seperti sedang memaksakan otot-otot nya, dia tau mereka sedang menapaki anak tangga.

"Turunkan saja tuan..saya bisa jalan.." Ujar Liana takut terjatuh, hingga suaranya saja tak ingin dia keraskan. Padahal Arsen pernah menggendongnya naik tangga di mansion utama saat dia mengantuk berat.

"Sudah diam..apa kau ingin kita terjatuh..hah..!?" Ucap Arsen menatap wajah Liana.

mendengar itu sontak Liana memeluk erat leher Arsen. Dia tak mau celaka lagi. Sudah cukup beberapa celaka menimpanya. Tak sadar wajahnya semakin menempel dileher Arsen.

Seketika itu juga, tanpa komando, bulu kuduk Arsen merinding dari atas sampai ke kaki.

Ya tuhan..cobaan apa lagi ini. Batin Arsen.

Pria itu mempercepat langkahnya. Kondisi seperti ini harus segera di hentikan. Hanya beberapa saat saja mereka sudah didepan pintu.

1
Ayu Nawangsih
Luar biasa
nita bonita
lanjut lanjut
Mia Syara
Kenapa lama sangat nk up thor?
Rania Rania
sangat bagus
Mia Syara
lanjut lagi thor..tak sabar ni😁
Maya Ellydarwina
lanjut yang banyak dong thor 🥰🥰🥰🥰🥰🙏
Eve❤️: 👍👍semoga suka 😁
total 1 replies
Mia Syara
lanjut thor👍
nita bonita
lanjutt thoooorrrrr
nita bonita: asyaaaapppp 🤣
Eve❤️: mohon dukungannya yah nona bos😁🙏👍
total 2 replies
Maya Ellydarwina
ceritanya sungguh bagus dan menarik,di tunggu kelanjutan nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: mohon dukungannya yah😁🙏
Eve❤️: makasih 🙏...semoga suka
total 2 replies
Maya Ellydarwina
cerita nya bagus,mampir ah 🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: kasih saran dan kritiknya yah😁🙏
total 1 replies
Pertama Satu
asyik..lanjut
Eve❤️: tq👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪👏👏👏👏
total 1 replies
Pertama Satu
lanjutttttt
Eve❤️: ok...mohon🙏dukungannya yah
total 1 replies
Pertama Satu
up
Pertama Satu
👏👏👏mantap
Pertama Satu
👍👍👍👏👏💪💪
Mia Syara
update lagi thor👍
Eve❤️: makasih udah mampir🙏
total 1 replies
Mia Syara
Cerita nya bagus..salam dari Malaysia thor👍
Eve❤️: makasih🙏
mohon saran dan kritiknya yah😁
total 1 replies
aimi Lyy
Lumayan
Anita Jenius
Salam kenal kak.
Ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rima R P
pusinh thor baca nya mending jangan di ganti nama liana nya biar tetep enak di baca nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!