NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Berangkat Ke Desa Simo Kuning

Ibu memeluk ku , aku jadi merasa bersalah karena masih saja merepotkan kedua orang tua , seharusnya aku yang bisa memberangkatkan umroh untuk mereka berdua .

" Maafin ibu ya le jadi nangis gini malahan , oh ya le ini kan sudah masuk sholat dhuhur , kamu sholat jamaah dulu sama Viya biar ibu yang nyiapin makan siang nya " .

" Ndak pa pa bu , Galuh juga sering melihat ibu Galuh nangis tiap merasa haru " . Galuh tersenyum dan malah mengajak ku segera bersiap untuk sholat dhuhur berjamaah .

Gara - gara ibu nih , aku jadi malu setengah mati , kalaupun harus sholat berjamaah kenapa cuma berdua saja sudah persis pasangan suami istri saja .

Sementara Galuh menuju dapur , aku pun segera masuk ke dalam kamar untuk berwudhu di kamar mandi dalam kamar .

" Nduk " .

" Iya bu ? " .

" Sholat di ruang tengah saja ya nduk , Galuh sudah nunggu " .

" Iya , Viya masih pake mukenah dulu " .

Akhirnya aku pun sholat berjamaah dengan Galuh dengan tanpa gangguan apapun , maksud ku aku bisa sholat dengan khusuk meskipun ini pertama kali nya .

" Nduk , le , sini kalau sudah selesai sholat nya , kita makan dulu " . Ibu memanggil saat melihat aku melipat mukenah .

" Wah ,, sayur asem , sambel bajak teri , dadar jagung , jadi lapar bu " . Seru Galuh yang baru kali iki aku melihat nya tampak gokil , apalagi urusan makanan .

" Kita sehati le , hehehe , ya sudah ayo langsung makan aja " .

Kami bertiga makan dengan sesekali Galuh bercanda dengan guyonan yang receh , tampak cocok sekali ibu ku ini dengan Galuh , jangan - jangan kami tertukar nih , tapi kalau tertukar kok beda tiga tahun umur nya .

Ketawa sendiri aku dalam hati , bisa - bisanya otak ku memikirkan hal yang tak seharusnya ada di dalam otak ku .

Usai makan Galuh langsung pamit pulang karena dia juga harus bersiap - siap untuk keberangkatan kami besok ke desa Simo Kuning .

" Hati - hati ya le , salam buat ibu mu " .

" Galuh , sebentar ada yang ketinggalan " . Aku berlari masuk ke dalam rumah mengambil brownies buatan ku untuk di bawa pulang karena aku tahu kalau tante Wati sangat suka dengan brownies meskipun ini baru pertama kali nya aku memberikan brownies buatan ku sendiri .

Ibu yang aku lewati hanya melihat saja sambil tersenyum .

" Ada apa Vi ? " . Galuh bertanya tentang bingkisan yang aku bawa .

" Ini semalam aku bikin kue brownies , tante Wati kan suka brownies tapi biasanya aku beli , mudah - mudahan saja tante Wati suka rasa nya " .

" Oke makasih Vi " .

Galuh bergegas memacu motor nya , sepertinya dia juga ingin segera sampai di rumah .

Malam hari nya aku menceritakan semua yang terjadi hari ini dan keinginan ku untuk segera berangkat ke desa Simo Kuning . Aku tak mau menunda lagi , semakin aku menunda datang ke desa itu aku juga semakin takut akan lebih banyak korban lagi .

" Nduk , kamu sudah siap ? " .

" Sudah pak " .

" Galuh , apa kamu masih ingat pesan bapak ? " .

" Sudah pak , ini tadi bawang putih nya sudah Galuh masukkan di setiap kantong celana Galuh , kamu gimana Vi ? " .

" Sama , aku juga sudah taruh di kain dan di kasih peniti di setiap baju ku " .

" Nduk , le , bawang putih itu nanti akan ada manfaat nya " .

" Tapi di apakan nanti pak ? " . Tanyaku yang masih bingung diapakan bawang putih ini .

" Nanti kalian akan mengetahuinya " .

" Vi , kita berangkat sekarang ? " . Tanya Galuh yang lebih tepat nya memperingatkan ku agar tak mengulur waktu lagi .

" Tentu yuk , pak , bu , kami berangkat sekarang sudah janji ketemu sama bu Andri juga " .

" Ingat , kalian jangan lupa pesan bapak " .

" Iya nduk , jaga diri baik - baik , le .. nak Galuh ibu minta tolong jagain Viya ya le " .

Bapak ibu mewanti - wanti kami dengan pesan mereka dan kami pun tak ingin menunda lagi untuk segera berpamitan dan berangkat .

Aku dan Galuh bergantian bersalaman pada bapak dan ibu .

" Assalamu'alaikum pak bu " . Aku mengucap salam yang hampir bersamaan juga dengan Galuh .

Karena perjalanan yang kami tempuh lumayan jauh , bapak meminta Galuh untuk membawa mobil beliau saja sedangkan motor Galuh di tinggal di rumah untuk di pakai bapak kalau berangkat kerja .

Bukan nya apa - apa tentu bapak tak mau aku merasa pegal - pegal sebelum berperang , begitu juga dengan Galuh dia bisa menyandarkan punggung nya saat di perjalanan . Selain itu bapak takut kami kehujanan di jalan karena memang sedang musim hujan .

" Vi , kamu sudah siap ? " .

" InsyaAllah siap , kamu sendiri ? " .

" Aku selalu siap " .

" Bagus lah kalau begitu berarti aku bisa andalkan kamu " .

Galuh tak menjawab tapi aku tahu dari sudut mata ku kalau dia sedang tersenyum . Aku di minta bapak duduk di depan saja supaya bisa menemani Galuh mengobrol untuk menghindari jenuh .

" Baru jam setengah delapan toko bu Andri ramai juga ya " .

" Mungkin karena cita rasa kue nya Vi " .

" Hebat ini bu Andri , masuk yuk " . Ajak ku pada Galuh untuk segera melangkah masuk .

" Pagi kak , langsung saja ke atas ya , bu Andri sudah menunggu di ruangan nya " . Sapa salah satu karyawan bu Andri yang seperti nya sengaja menunggu di dekat pintu masuk . Meski pun agak heran bagaimana bisa dia mengenali kalau kami ini tamu yang di tunggu bu Andri sebab waktu ke sini kemarin aku tak melihat nya .

" Terima kasih " . Jawab ku dengan senyuman tentu nya .

TOK TOK !!

" Masuk ! " . Suara bu Andri menjawab dari dalam ruangan .

" Permisi bu , mbak Viya sudah datang " .

" Makasih ya Ika " .

" Sama - sama bu , saya permisi dulu " . Gadis bernama Ika itupun langsung pamit sebelum mempersilahkan aku dan Galuh masuk terlebih dahulu .

" Assalamu'alaikum " .

" Wa'alaikum salam nak Viya , Galuh , silahkan duduk dulu " .

" Terima kasih bu " . Jawab Galuh mendahului ku .

" Bagaimana , apa kalian akan berangkat hari ini ? " .

" Iya bu " .

Bu Andri menarik nafas dalam - dalam kemudian menghempaskan nya perlahan . Tangan nya meraih kotak seukuran buku tulis dan meletakkan di pangkuan nya .

" Ibu ndak bisa ikut dengan kalian tapi ibu akan selalu berupaya membantu kalian , Viya apa kamu sudah siap kalau ibu membuka mata batin mu ? " .

" Te tetapi kenapa harus di buka bu ? " .

" Supaya kamu bisa membedakan mana yang manusia asli dan yang bukan , akan tetapi kamu harus berani ketika kamu melihat wujud asli mereka " .

Aku melirik pada Galuh berharap dia membantu ku mengambil keputusan .

" Yang di katakan bu Andri ada benar nya Vi , sebab yang kita hadapi juga hal - hal seperti itu . Pak Sadimun juga bilang kalau kamu sebetul nya dari kecil sudah memiliki kemampuan melihat makhluk tak kasat mata , hanya saja saat usia kamu 6 tahun mata batin mu sudah di tutup . Sekarang suka ataupun tak suka kamu harus mau di buka kembali mata batin mu itu " .

1
Adinda
genre misteri saya paling suka. viya bakal di teror ga ya sama penunggu cermin...
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!