Villain Wife & Tyrant Husband

Gladak Gladak Gladak

Suara kereta kuda mendekat ke kastel milik keluarga Roduro. Salah seorang penjaga amat sangat terkejut melihat lambang keluarga yang tertera di pintu kereta kuda tersebut. Salah seorang penjaga berlari masuk ke dalam dan salah seorang lagi membungkuk memberi hormat saat orang yang ada dalam kereta kuda itu keluar.

" Selamat sore Yang Mulia Duke Dexter De Agler," ucap penjaga tersebut.

Dari arah dalam kastel terlihat seorang pria paruh baya berlari kecil. Terlihat sekali nafasnya ngos-ngosan, tapi pria itu tetap berusaha menyambut kedatangan Dexter.

" Selamat datang Yang Mulia Duke, mohon maafkan ketidakpekaan pria tua ini," ucap Marques Roduro. Pria tua itu membungkuk memberi salam sambil meletakkan tangannya di dada sebagai salam hormat.

" Anda tidak perlu sampai seperti ini untuk menyambut saya Tuan Marques Roduro, saya datang kemari hanya ingin menjemput istri saya."

" Aaah begitu, mari saya antarkan ke tempat acara pesta teh yang diadakan istri saya Yang Mulia."

Marques Roduro membimbing Dexter secara pribadi ke tempat pesta teh diadakan. Tentu saja ini adalah kali pertama ia melakukan hal seperti ini. Belum pernah ada yang membuat Marques Roduro melakukan hal seperti ini.

Sepanjang jalan menuju ke tempat pesta teh, Marques Roduro dan Dexter membicarakan banyak hal. Salah satunya mengenai sepak terjang Ratu Aretha yang memperkuat kedudukannya dengan terus menghimpun pendukung. Dan dari Marques Roduro akhirnya Dexter semakin mengerti dan memahami bahwa Aretha menjadikan dirinya sebagai ancaman atas tahta kekaisaran Vervant. Padahal berulang kali Dexter menegaskan bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan tahta.

" Mungkin karena hingga sekarang Ratu masih belum memiliki putra, Yang Mulia Duke?"

" Haaah, harus dengan cara apa lagi aku menunjukkan kepada wanita itu bahwa aku sungguh tidak peduli dengan tahta," gumam Dexter lirih.

Jalan dari halaman depan menuju ke tempat pesta teh ternyata lumayan juga sehingga obrolan mereka berdua terasa panjang. Dan ketika sudah berada di dekat tempat pesta, Dexter menambah cepat langkahnya. Ia jelas mendengar sebuah keributan di dalam. Terlebih suara tamparan yang begitu keras itu cukup menggema. Dalam hati dan pikiran Dexter semua tertuju kepada sang istri. Ia beranggapan bahwa tamparan itu mengenai Ella. Akan tetapi saat ia melihat di tempat kejadian, Dexter merasakan sebuah kelegaan, bukan Ella yang ditampar tapi dia lah yang menampar.

Tapi ternyata tidak cukup sampai di situ kelegaan yang Dexter rasakan. Pasalnya orang yang ditampar Ella dengan berani dan lantang menantang sekaligus mengancam Ella. Dexter tentu tidak suka saat mendengar Ella diperlakukan seperti itu.

" Siapa kau berani mengatakan hal seperti itu terhadap Duchess De Agler!"

Suara Dexter yang menggema jelas membuat nyali mereka menciut, tidak terkecuali wanita yang saat ini duduk di lantai. Wajah wanita yang diketahui bernama Angelica Gores itu pucat pasi. Ternyata dia adalah putri dari Count Gores, salah satu bangsawan yang menjadi pendukung Ratu Aretha.

" Sayang, apa kau tidak apa-apa. Apa dia mengganggumu hmm? Perlukan aku menghancurkan seluruh keluarganya saat ini juga agar rasa kesal mu hilang?" Dexter mengucapkan hal tersebut dengan begitu lembut dan terdengar sangat manis di telinga semua orang yang ada di tempat itu. Terlebih saat tangan Dexter meraih tangan Estrella dan mengusapnya lembut.

" Ya Tuhan, tangan mu merah begini. Apa di sini ada dokter, panggilkan cepat untuk mengobati istriku!" imbuh Dexter degan suara yang sangat lantang.

" Suamiku, tidak perlu bertindak sejauh itu. Aku tidak butuh dokter, dengan adanya dirimu itu sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit di tanganku ini."

Mulut semua orang menganga melihat kemesraan Dexter dan Estrella. Mereka yang awalnya tidak percaya rumor tentang Duke yang begitu mencintai istrinya, kini setelah melihat hal ini tentu langsung percaya. Semua berbisik-bisik kagum dengan cara Dexter yang memperlakukan Ella dengan sangat lembut. Mereka tentu sangat tidak menyangka bahwa seorang tyrant kejam bisa begitu terhadap istrinya.

Namun ternyata pikirkan semua orang yang ada di situ tidak sampai kepada Angelica Gores. Wanita itu tidak percaya bahwa hubungan Duke dan Duchess seperti apa yang terlihat.

" Cih, akting. Aku yakin mereka hanya akting saja!" decit Angelica. Semua orang tentu langsung menatap Angelica. Beberapa mengatakan bahwa Angelica sungguh berani berbicara seperti itu di depan seroang Duke yang kejam. Namun anehnya, baik Dexter maupun Estrella tidak terlihat marah. Mereka hanya saling melempar senyum satu sama lain. Dan detik selanjutnya semua orang kembali dibuat terkejut dengan apa yang Ella lakukan. Bukan hanya situ, Dexter pun sangat terkejut dengan ulah Ella.

Secara tiba-tiba, Ella mengecup bibir Dexter. Hal tersebut tentu membuat Dexter terjingkat. Namun secepat mungkin ia bisa menguasai dirinya dan kemudian mengikuti permainan Ella. Dexter meraih pinggang Ella sehingga tubuh mereka saling menempel dan Engan instingnya Dexter mengubah kecupan tadi menjadi ciuman yang dalam. Meskipun ini pertama kali baginya, tapi Dexter bisa melakukannya dengan sangat baik.

" Ya-yang Mulia Duk ... "

Marques Roduro sengaja memanggil Dexter, sehingga ciuman keduanya pun terlepas. Wajah malu dari Marques dan Marcioness terlihat jelas dari wajah mereka yang memerah. Belum pernah ada yang melakukan kontak fisik di depan umum seperti Dexter dan Estrella. Maka dari itu semua yang ada di tempat itu sungguh sangat terkejut.

" Aah maaf Tuan Marques dan Marcioness, saya sungguh sangat merindukan istri saya begitupun dengan istri saya. Dan saya sangat benci kepada orang yang meragukan tentang cinta kami. Agaknya ini bisa menjadi bukti kepada Nona Angelica Gores, bahwa saya sungguh mencintai istri saya."

Dexter tahu bahwa wanita yang ia sebutkan namanya itu adalah antek-antek ratu dan apa yang ia lakukan saat ini pasti akan disampaikan kepada Ratu Aretha.

" Maafkan saya Yang Mulia Duke, sebagai tuan rumah saya tidak sempurna dalam menjamu Duchess. Sekali lagi saya sungguh minta maaf," ucap Marcioness Roduro penuh dengan rasa sesal.

" Tidak masalah Nyonya, Anda sudah melakukannya dengan baik," sahut Estrella cepat.

" Tapi aku tidak akan mentolerir lagi, jika ada yang berani menghina istriku, maka dia akan berhadapan dengan Duke De Agler. Dana ku menganggap kalian musuh dari Duke. Jadi kedepannya berhati-hatilah jika bicara kepada istriku."

Jlebbb

Bagai ditusuk sebuah pedang, semua dada tamu undangan pesta teh kediaman Marcioness Roduro terasa sesak sakit saat mendengar ucapan Dexter. Itu sama halnya cari mati jika dimusuhi oleh keluarga Duke. Mereka tentu tidak bisa menutup mata bahwa pasukan Duke De Agler sangat besar. Dan kekuasaan dari Duke juga bukannya omong kosong belaka. Semua orang yang ada di sana pun terdiam dan menunduk karena saking takutnya.

" Baiklah Tuan dan Nyonya Roduro, kami pamit pulang dulu. Terimakasih sudah mengundang saya," ucap Ella dengan penuh senyuman.

" Terimakasih kembali Yang Mulia Duchess, sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."

TBC