EKSLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!
Dea, adalah salah satu anggota mafia yang paling setia.
sayangnya ia di fitnah oleh rekannya mengatakan jika Dea bekerja sama dengan musuh membuat ia diam-diam di tangkap dan di bunuh oleh ketua mafia itu yang menganggap dia adalah pengkhianat.
Ia di gantung dengan rantai besi di bawah api yang membara membuat ia mati terbakar.
Namun takdir berkata lain. Tubuhnya malah pindah ke tubuh seorang Nona yang bunuh diri karena ia ingin di nikahkan dengan pria tua.
Yang ia cintai adalah seorang pria sang idolanya, tapi cintanya malah di tolak oleh pria itu.
Dirinya sendiri banyak di benci oleh orang-orang, baik dari keluarganya mau pun dari fans si pria tersebut karena sifatnya yang jelek.
Karena frustasi, Gealeksa menerima perjodohan itu meskipun ia tak ingin, tapi ia malah bunuh diri saat sebelum pernikahannya.
Sifatnya mendadak berubah menjadi wanita bar-bar dan tak kenal ampun dan ia juga bertekad memba
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 36
...☘️☘️☘️ Happy reading ☘️☘️☘️...
...❤️❤️❤️❤️❤️...
70 Drone berhasil ia lumpuhkan, dan latihan selesai.
Sedangkan pengawal yang lain sanggup menghancurkan 50-60 Drone.
Algeano pun menekan tombol off, drone pun berhenti.
"Bagus, kalian memang sangat di luar biasa," ucap Algeano.
Baju zirah mereka pun terbuka dengan sendirinya dan tersimpan kembali ke dalam kotak di injak mereka tersebut.
Gealeksa dan pengawal lain pun keluar dan di cek dengan sinar laser untuk mengecek apa mereka ada terluka atau tidak.
Ada beberapa pengawal yang terluka, namun mereka tidak parah.
"Kau sangat luar biasa, menghancurkan Drone sebanyak itu bahkan tidak terluka, kau berlatih di mana selama ini?" tanya Algeano sambil berjalan keluar dari ruangan tersebut.
"Aku ... aku pernah masuk akademi latihan bersenjata, hanya saja tidak lulus," jawab Gealeksa beralasan.
"Tidak lulus? Jadi yang terkuat itu seperti apa?" tanya Algeano.
"Ehm ... entahlah," jawab Gealeksa menyengir.
"Ya sudah, kamu duduk lah untuk beristirahat. Bibi, ambilkan minuman soda untuknya," perintah Algeano.
"Baik Tuan," jawab pembantunya.
"Jadi ...."
"Hay Algeano." Tiba-tiba saja seorang wanita datang.
Gealeksa menaikkan alisnya dan melihat jika wanita itu adalah wanita yang berebut aksesoris dengannya.
"Kamu! Kenapa kamu ada di sini! Kamu ingin merebut Algeano ya!" teriak Jenita menuduh Gealeksa.
"Aku merebutnya? Kalau iya kenapa?" tantang Gealeksa.
"Beraninya kau membuatnya dari ku! Tidak akan aku biarkan!" teriak Jenita yang berlari ke arah Gealeksa, tapi di tahan oleh Algeano.
"Kamu ini apa-apaan sih! Katakan kamu datang ke sini mau apa?" tanya Algeano.
"Kamu ini ya! Kamu nggak sadar di goda oleh wanita Suliman itu!" teriak Jenita.
"Berhenti mengatakan yang tidak-tidak! Katakan mau apa kau ke sini?" ulang Algeano.
"Papa ingin bicara dengan mu, katanya ada masalah yang di bahas dengan mu," ucap Jenita sambil menatap Gealeksa tajam.
"Oh, baiklah kalau begitu, ayo kita keluar. Oh ya, kamu tunggu sebentar ya, aku tidak akan lama," ucap Algeano kepada Gealeksa.
"Baiklah." angguk Gealeksa.
Jenita terus menatap Gealeksa penuh dendam dan ia pun pergi bersama Algeano keluar dari rumah.
"Silakan Nona," ucap pembantu itu meletakan minuman soda dingin di meja.
"Terima kasih," ucap Gealeksa.
Gealeksa meneguk minuman itu, ia melihat rumah tersebut. Ini kali keduanya ia datang, tapi untuk yang pertama ia hanya melewati ruang tamu saja, tapi setelah melihatnya ia baru sadar jika ada ada terpampang foto Algeano yang sangat besar memakai baju jendral.
Gealeksa penasaran dan ia pun melihat-lihat rumah tersebut dan berkeliling berjalan ke dalam rumah tersebut.
Ia melihat sebuah ruangan karena penasaran.
"Hm aku rasa ruangan tadi pasti tidak ada formula robot itu, pasti tersimpan di suatu tempat, ini kesempatan ku untuk mencari tahu," ucap Gealeksa tersenyum licik.
Gealeksa mencoba membukanya, tapi tidak bisa, ternyata pintunya memakai sandi.
"Sandi? Ini tidak akan membuat aku mundur," ucap Gealeksa. Ia mendekatkan wajahnya di depan sandi itu, dan merasakan dengan pipinya.
Biasanya tombol yang sering di gunakan akan terasa sedikit terasa, pipi adalah kulit yang paling sensitif.
"He-he-he, dapat," ucap Gealeksa. Ia pun menekan tombol tersebut. Pintu perlahan-lahan terbuka.
Gealeksa masuk ke dalam ruangan tersebut dan ia berkeliling mencarinya. Ia berkeliling mencarinya.
"Ikh! Di mana sih dia simpan?" tanya Gealeksa melihat sekeliling.
Gealeksa melihat sebuah patung dan ia mendekatinya.
"Hm ... patung apa ini?" tanya Gealeksa mencoba mengangkatnya, tapi tidak bisa, ia pun mendorong patung kecil itu dan sebuah ruangan terbuka.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...