NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:253.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Masa Kuliah

Seperti yang sudah dia janjikan pada istrinya, Danzel benar-benar merencanakan pertemuannya dengan ibu dan ayahnya untuk kedua kalinya. Dia akan mengatakan secara langsung pada dua orang itu, jika dia sudah mulai berusaha memaafkan mereka.

"Gimana Beni?" tanya Danzel pada Sekretarisnya.

"Semuanya sudah, Tuan. Nyonya dan Tuan setuju untuk bertemu siang ini," ucap Sekretaris Beni.

"Baiklah," ujar Danzel.

Sekretaris Beni segera berpamitan keluar dari ruangan Danzel. Meninggalkan pria yang kini mulai fokus pada pekerjaannya.

Ting....

Satu notifikasi pesan masuk membuat Danzel mengalihkan tatapannya. Dia dengan segera meraih handphonenya dan membaca pesan yang ternyata dari istrinya.

Istriku

Sayang, bagaimana? Apa Mama dan Papa sudah setuju?

^^^Danzel ^^^

^^^Sudah. Kau mau ikut? ^^^

Istriku

Aku sangat mau. Tapi, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku. Ini sudah sangat menumpuk.

^^^Danzel ^^^

^^^Baiklah. Tidak apa-apa. Masih ada banyak kesempatan. Jangan terlalu memaksakan dirimu bekerja. Bawa saja sisanya ke rumah. ^^^

Istriku

Ya, aku berniat membawanya ke rumah. Ya sudah, aku lanjut kerja dulu.

^^^Danzel ^^^

^^^Iya, sayang. Aku mencintaimu. ^^^

Tak ada balasan lagi, membuat Danzel tersenyum tipis dengan sedikit rasa kecewa dalam hatinya. Sejak mereka menjalin hubungan yang sebenarnya, dia belum pernah mendengar Luna menyatakan cinta atau membalas cintanya. Itu membuatnya bertanya-tanya, seperti apa perasaan Luna selama ini padanya.

"Ck. Jangan terlalu memikirkan itu sekarang. Fokus pada pekerjaanmu," gumam Danzel. Dia mulai berusaha fokus dan mengerjakan kembali pekerjaannya.

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya tiba saatnya Danzel bertemu Mama dan Papanya. Lelaki dengan jas hitam yang membalut tubuh atletisnya itu berjalan keluar dari ruangannya. Di depan ruangan sudah ada Sekretaris Beni yang menunggu. Dia akan pergi bersama sang Tuan.

"Bagaimana dengan suntikan dana ke perusahaan A?" tanya Danzel, sambil berjalan melewati lobi perusahaan setelah keluar dari lift.

"Semuanya sudah diurus, Tuan," jawab Sekretaris Beni.

"Bagus."

Sekretaris Beni langsung membukakan pintu mobil untuk Danzel. Setelah memastikan Tuannya duduk dengan nyaman, Sekretaris Beni melajukan mobil menuju restoran yang sudah disepakati untuk bertemu. Jaraknya tak begitu jauh dari Maxon Group. Sehingga tak butuh waktu lama untuk tiba disana.

"Tuan dan Nyonya sudah menunggu di meja nomor 8, Tuan," ujar Sekretaris Beni ketika Danzel sudah keluar dari mobil.

"Ayo!"

"Tuan, sepertinya saya disini saja."

"Kenapa? Kau merasa tidak enak?" Sekretaris Beni mengangguk pelan. "Masuklah! Kau bisa memesan meja lain," ujar Danzel dan langsung berjalan mendahului sang Sekretaris.

"Sepertinya pengaruh nyonya pada tuan sangat besar," gumam Sekretaris Beni, menyadari perubahan pada Danzel. Jika dulu Danzel menjadi orang yang tidak peduli pada orang lain, sekarang lelaki itu berbeda. Dia menjadi orang yang mulai paham menghargai orang lain.

Sekretaris Beni segera mengikuti Danzel. Dia memilih meja kosong tanpa orang yang memesannya. Dia memperhatikan Danzel beserta dua orang yang duduk berhadapan dengan Danzel. Dia mengeluarkan handphonenya lalu memotret mereka.

^^^Sekretaris Beni ^^^

^^^Nyonya, ini foto yang saya ambil. Tuan sudah bersama Tuan dan Nyonya besar ^^^

Sementara di perusahaan tempat Luna bekerja, gadis itu tersenyum senang melihat foto dan pesan yang Sekretaris Beni kirimkan. Dia benar-benar sangat lega, dan berharap jika semua ini adalah awal yang baik utuk hidup mereka nanti.

Nyonya Luna

Pemandangan yang indah. Semoga Danzel dan Papa Mama mertua menikmati moment mereka kali ini. Dan hubugan mereka semakin erat.

Sekretaris Beni tersenyum. Baginya, tuannya sangat beruntung memiliki wanita seperti Luna. Gadis cantik dan ceria, dan yang pastinya selalu ada untuknya. Mengingat itu, dia jadi merindukan istrinya yang sedang hamil tua dan menunggunya pulang.

"Danzel, Mama sangat senang. Kamu akhirnya mau memaafkan kami. Terima kasih, Nak," ujar sang Mama.

"Papa juga senang. Terima kasih,"

"Ya. Semua itu karena Luna. Jika bukan karena dia, aku mungkin tidak akan pernah mau belajar memaafkan kalian. Seharusnya kalian berterima kasih padanya juga," ujar Danzel.

Kedua orang tuanya itu mengangguk mengiyakan serta membenarkan ucapan Danzel. Menantu mereka itu benar-benar baik, meskipun baru bertemu beberapa kali.

"Apa Luna tidak ikut?" tanya Rossa.

"Tidak. Pekerjannya menumpuk."

Rossa hanya mengangguk lemah. Tak lama, pesanan mereka datang, dan mereka mulai menyantapnya. Rossa dan Albert berpamitan pada sang putra setelah perbincangan selesai.

"Danzel?" Tiba-tiba seorang wanita menyapa Danzel. Dan dengan tidak tahu malunya wanita itu mendekati Danzel, lalu duduk di hadapan pria itu.

Sekretaris Beni yang melihatnya pun bergerak cepat. Dia langsung mendekati wanita tersebut dan memintanya meninggalkan Danzel.

"Maaf, Nona. Anda tidak dizinkan mendekati Tuan."

Wanita berparas cantik itu menatap Sekretaris Beni dengan sebelah alis yang terangkat. "Siapa kau?"

"Saya Beni, Sekretaris Tuan Danzel."

Wanita itu mengangguk. Dia lalu menatap Danzel yang hanya diam menatapnya. Sorot mata lelaki itu tidak bisa diartikan. Entah dia menyukai kehadiran wanita itu atau tidak, tidak ada yang mengetahuinya.

"Kenapa terus menatapku? Kau terkejut aku disini? Sudah lama sekali, ya, kita tidak bertemu?" ucap wanita itu basa basi. "Aku yakin, kau tidak melupakanku kan?"

"Aku bahkan tidak tahu siapa kau," jawab Danzel santai.

"Sungguh? Aku Selena. Gadis yang berkuliah di universitas yang sama denganmu dulu."

"Oh ya?" Selena mengangguk cepat. Berharap jika Danzel bisa mengingatnya. "Sayang sekali, aku tidak ingat sama sekali," jawab Danzel. "Ayo, Beni." Danzel beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Selena yang merengut kesal. Sejak dulu, dia sulit menaklukkan Danzel.

"Kita lihat saja. Apa kau benar-benar tidak ingat, atau hanya pura-pura tidak ingat," gumam Selena.

***

Luna tersenyum gembira saat turun dari mobil yang dikendarai Pak Wang. Bagaimana tidak? Di depannya, sudah terparkir mobil yang digunakan sekretaris Beni pagi tadi saat menjemput Danzel. Ini berarti, Danzel sudah kembali lebih dulu dibandingkan dirinya.

"Selamat datang, Istriku." Senyum Luna semakin lebar ketika Danzel menyambutnya sambil merentangkan tangannya. Meminta Luna untuk memeluknya.

Luna yang awalnya tersenyum berganti kekehan. Dia tak menyangka Danzel akan bersikap seperti ini. Danzel seperti anak kecil yang sedang menyambut orang tuanya yang sudah lama tidak kembali. Meski begitu, Luna tetap membawa tubuhnya memeluk Danzel.

"Apa ini balas budi karena selama ini aku selalu menyambutmu ketika pulang kantor?" tanya Luna dengan suara berbisiknya.

"Jika kau menganggap begitu, maka artinya akan begitu."

Luna tambah terkekeh mendengar ucapan Danzel. Suaminya menjadi orang yang aneh sekarang.

Luna melepaskan pelukannya lalu menatap sang Suami. "Oh ya, Sayang. Apa Sekretaris Beni disini?"

"Iya. Dia di ruang kerjaku. Ada beberapa hal yang perlu di urusnya."

"Apa dia sudah makan?"

Wajah Danzel langsung berubah datar. Dia tidak suka saat Luna bertanya tentang Beni dan terkesan mempedulikan lelaki itu. Baginya, Luna seharunya bertanya tentangnya, bukan orang lain.

Tak menjawab sang istri, Danzel langsung memanggil Sekretaris Beni. Tak lama, lelaki itu keluar dari ruang kerja Danzel lalu menghampiri Danzel dan Luna.

"Pulanglah! Istrimu pasti mencemaskanmu."

Wajah Sekretaris Beni seketika tersenyum bahagia. Meski begitu, ada perasaan bingung karena tidak biasanya Danzel menyuruhnya pulang sebelum pekerjaannya selesai. Dia tidak tahu saja, jika Danzel sedang mengusirnya karena cemburu.

1
Renno Anggrayni
Luar biasa
Rai
mana adik nya
Entin Wartini
nikol tdk punya adik
🍏A↪(Jabar)📍
up
Fariani: . ,


, ,, ,
,,.,
, ,,
Fariani: ,,.,,,,
,
,


,

.,
total 2 replies
Trisuci Barongsai
/Wilt//Rose/
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!