cerita ini hanya cerita fiksi seorang gadis bernama Aurel.Dia hidup hanya dengan kakak nya Roy dan Mohan. Cerita menceritakan persahabatan, perselisihan dan percintaan Aurel.
Bagaimana cerita kehidupan Aurel dan ikuti disetiap hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Dirumah Aurel
"Kalian baru pulang!, sudah malam lho?" Tanya Kak Roy dengan menatap keduanya.
"Kak,aku baru mengerjakan tugas kuliah. Jadi baru pulang nih." Jawab Kak Mohan.
"Aku .....juga kak...."Ucapnya lirih. Aurel memang berbohong pada kakaknya Roy.Dia tidak ingin membuatnya marah.
"Kalian sudah makan?"Tanya kak Roy pada keduanya.
"Aku tadi makan bersama dengan teman-teman aku."Ucap kak Mohan.
"Aurel juga kak,maaf tidak menemani kakak."
Kak Roy mengangguk.
"Sudah kalian cepat mandi sana, bau badan kalian sampai tercium gitu." Ucap kak Roy.
Keduanya tersenyum dan masuk ke kamarnya masing-masing.
Keesokan harinya saat sarapan.
"Mohan,nanti siang dan malam hari kak Roy ingin mengajak kamu bertemu dengan klien kakak."
"eh...."
"Bagaimana nih,nanti malam ada balapan?"Batin Mohan.
"Kak,kalau siang saja aku ikut kakak gimana ?,malamnya aku ada acara sama teman-teman."
Ucap kak Mohan agak ragu.
Kak Roy menatap kearah kak Mohan dan berpikir cukup lama. Akhirnya dia hanya bisa mengangguk pada adiknya itu.
"Sudah siang, Aurel ayo berangkat!." Ucap kak Roy.
Akhirnya Aurel pergi diantar kakaknya Roy. Setelah dekat sekolahan Aurel melihat Alvaro dan Nathan.
"Kak,aku ke sekolah dulu!." Ucapnya sambil mencium tangan kak Roy.
"Belajar yang rajin." Ucap kak Roy sambil menutup pintu mobil dan dia meninggalkan Aurel digerbang sekolah.
Aurel berjalan menuju Alvaro dan disisi pojok sekolahan terlihat Sisil yang memandang Aurel dengan kesalnya.
"Aurel,sekarang kamu bisa bersenang-senang. Nanti aku akan merebut Alvaro dari kamu lagi!."Pikir Sisil.
Sisil menghubungi seseorang.
"hiks hiks hiks...." Telepon kakak sepupunya.
"Sisil, sayang siapa yang membuat kamu sedih? " Ucapnya.
"Kak,kamu masih ingat kalau aku punya pacar bersama Alvaro?. Dia direbut oleh Aurel,siswi yang sok cantik itu."
Sisil menelepon kakak sepupunya dan memutar balikkan fakta yang sebenarnya.
Setelah selesai menelepon Sisil menghapus air matanya dan pergi ke sekolah.
"Aku punya rencana cadangan Rangga. Kalau cuma menggunakan cara kamu... pasti Aurel akan berpisah dengan Alvaro masih kelamaan." Pikir Sisil.
Di Parkiran sekolah.
"Nathan, tumben jam segini Pungky dan Johan belum nongol." Ucap Alvaro.
"Sabar,bro.Tuh lihat pasangan kamu datang.Kamu tidak akan bete deh."Ucap Nathan.
"Makanya cari cewek sana, om tidak akan melarangnya. Lagian dia sedang diluar kota." Sindir Alvaro.
"Hai,kok cuma kalian berdua?" Tanya Aurel yang baru datang.
"Gak tahu tuh,kalau Johan seharusnya sudah datang. Namun kalau Pungky biasanya jam segini dia sudah ada.Kalau hari ini tidak masuk dan nanti malam tidak datang gawat nih!." Ucap Nathan dengan spontan.
"Eh, lihat bukankah itu Pungky. Sepertinya dia tergesa-gesa." Ucap Aurel.
"Pungky,kok hari ini kamu amburadul seperti itu?"Tanya Nathan.
"Diam kalian,Eh....Aurel kamu sudah belajar kimia dan sekalian pinjam tugas matematika kamu. Mumpung masih sempat mengerjakannya nih." Ucap Pungky.
Tanpa berpikiran apapun Aurel memberikan tugas matematikanya pada Pungky.
"Tumben tuh anak, biasanya dia itu yang paling rajin dari kita." Ucap Alvaro.
"Lha yang satu datang kayak dikejar hantu.Yang satu ini muka kayak ditekuk gitu."Ucap Nathan yang melihat Johan datang dengan wajah cemberutnya.
"Kalian harus bantu aku cari alesan buat nanti malam.Papa mengajak aku ke pesta perusahaan. Aku bingung nih." Ucap Johan dengan duduk dengan lemas didekat Pungky.
"Akhirnya selesai,makasih Aurel." Ucap Pungky.
"Hai,Johan kenapa juga wajah kamu itu kayak gorengan gosong yang gak layak dilihat." Ejek Pungky.
"Kalian ini,teman sedang ada masalah malah seperti ini. Alvaro cari solusinya dong. Kemarin saja masalah kita juga berkat Johan deh." Ungkap Aurel.
"Gini aja,Nanti sewaktu istirahat kita berkumpul tuh di markas dan kamu Pungky yang beli makanan dan bawa ke sana."
"Nanti kamu Johan,telepon papa kamu dan bilang ada tugas kelompok. Disana nanti kita berpura-pura untuk merencanakan sesuatu untuk berkumpul dan saat itu kamu Aurel bicara sama Johan.Biar om Andre itu percaya sama Johan."
"......"
"Okey." Ucap Johan dengan wajah berseri kembali.
"Wah,kamu itu memang ketua yang bisa diandalkan. Namun saat....." Ucap Nathan melihat Aurel dia tertawa.
Mendengar perkataan Nathan semuanya tertawa, sedangkan Alvaro berpura-pura marah pada temannya itu.
Ting Ting Ting
Bel sekolah berbunyi dan mereka masuk ke kelasnya masing-masing. Di dalam kelas Alvaro ada ujian harian dan mereka mengerjakan dengan santai begitu juga dengan kedua temannya itu.
Saat istirahat tiba, mereka bersiap siap untuk membuat gaduh nanti saat Johan menelepon papanya itu.
"Johan !,ada apa? "Tanya papa Andre dengan suara baritonnya.
"Papa.....Johan mau minta ijin..." Suaranya terdengar lirih dan saat itu Aurel mulai berbicara.
"Johan,gimana tugas kita nanti malam kumpul dirumah Nanda."
"Eh .. sebentar aku minta ijin dulu sama papa aku." Ucap Johan bohong sambil tersenyum.
"Paling juga dia tidak datang lagi.Kemarin saja dia tidak datang ke kelompok. Kalau kamu tidak ikut aku nanti bilang sama tuh pak guru biar kamu kerjakan sendiri aja." Ungkap Pungky.
Sedangkan Alvaro dan Nathan berpura-pura,saling bersautan membahas tugas bohongan itu.Saat itu papa Andrean mendengar celotehan di telepon.Dia mengira kalau anaknya tidak membohongi dirinya.
"Baik,nanti kamu kerumah teman kamu.Papa tidak bisa antar, ada pesta antar perusahaan."
"Baik,pa."
"Sopir papa yang akan mengantar dan menunggui kmu disana. Tidak ada bantahan." Jawab Papa Andrean yang terdengar oleh semuanya karena Johan sengaja mengeraskan suara teleponnya.
Melihat Alvaro mengangguk Johan menyetujuinya dan telepon mulai ditutupnya.
"Alvaro,kalau sopir papa ikut sama saja ada pengawasan dari papa."Keluh Johan.
"Nanti kamu datang ketempat Nanda dan biar sopir kamu tuh menunggu disana."Ucap Aurel.
"Nanda itu teman aku dan dia itu suka pada kamu Johan. Pasti dia mau menolong kamu. Lagian rumah itu nanti ada banyak orang kok. Kakaknya Nanda itu kan guru les." Ungkap Aurel.
Semuanya menatap Aurel dan Alvaro.
"Kenapa kalian menatap Kami." Ucap Alvaro dan Aurel bersama-sama.
Semuanya tertawa dan akhirnya Nathan berkata " Kalian itu pasangan serasi dan sama-sama kompak dalam merencanakan sesuatu.
Aurel wajahnya merona saat Nathan berkata pasangan serasi dan Alvaro salah tingkah.
Siang hari di sebuah restoran terdapat sepasang ayah dan anak yang sedang menunggu kak Roy.
"Papa,jadi gak sih ketemuan sama klien papa. Cantika bete nih. Nunggunya juga kelamaan." Keluh Cantika pada papanya.
"Cantika yang kita temui itu seorang pengusaha muda dan belum menikah. Sekaligus aku dengar dia itu sulit ditemui karena agendanya yang padat."
"Mungkin saja dia kejebak macet." Ucap papanya Cantika.
Setelah ucapan semua itu Cantika terdiam dan menunggu dengan mempermainkan telepon genggamnya.