cerita ini hanya cerita fiksi seorang gadis bernama Aurel.Dia hidup hanya dengan kakak nya Roy dan Mohan. Cerita menceritakan persahabatan, perselisihan dan percintaan Aurel.
Bagaimana cerita kehidupan Aurel dan ikuti disetiap hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Udin yang melihat semuanya menatap dirinya malah terdiam. Setelah itu dia terdiam.
"Ha ha ha,makanya belajar dong !." Ucap Romo.
"Ngomong-ngomong ada cewek cakep deh sepertinya dia anak baru deh."
"....kemarin baru lihat siapa namanya." Ucap Romo dengan heran.
"Kalau gak salah sih namanya Cantika, cakep seperti orangnya."
"Di lihat dari pandanganku, sepertinya dia suka deh sama kamu Mohan." Ucap Revan.
"Soalnya dia lihatin kamu terus,kamu gak peka sih jadi cowok."Ucap Revan lagi.
"Dasar kamu Revan, seperti paranormal saja."Ucap Romi sambil bercanda.
"Hemmmm, mahasiswi yang baru masuk itu cakep sih.Nanti aja deh aku coba deketin dia. Aku mau fokus balapan besok ." Ucap Mohan dengan tersenyum.
Semuanya menatap Mohan, baru kali ini dia itu memuji Sorang wanita.
"Gas ajalah Mohan, mumpung lagi lampu hijau."
"Gimana kalau kita taruhan, kalau kamu berhasil deketin cewek itu kami traktir makan di restoran elit." Ucap Devan.
"Gimana bro ?, setuju !."Ucap Devan lagi.
"Gak !."Ucap Mohan dengan marah dia menatap temannya itu.
"Tapi......"
"Oke !,siapa takut ,aku akan menaklukkan cewek itu tunggu tanggal mainnya ha ha ha." Ucap Mohan dengan percaya diri. Dia mengingat Cantika saat pertama kali datang ke kampusnya itu.
"Mohan !." Panggil Udin yang melihat Mohan tersenyum sendirian.
"Ada tugas dari pak Zain, dosen killer dan super tertipu itu. kita ada yang belum aku gerti besok bantuin dong."
"Bisa berabe nanti, kalau salah mati aku.Kamu tahu sendiri kan dosen killer itu membuat bulu-buluku merinding,"ucap Udin dengan lesu.
"Memangnya,dia itu hantu!. Sampai bulu kudukmu berdiri segala."Ejek Romi.
"Kamu tenang aja, kita kerjakan bersama-sama di tempat tongkrongan markas kita. Sehabis pulang kuliah.... ih dasar penakut." Ucap Mohan dengan jahil.
"Kamu tuh enak aja kalau ngomong, kamu kan mahasiswa terpandai .....jadi mudah dong buat kamu dengan mengedipkan mata saja kamu aja udah selesai tuh kerjaan."
"Kamu emang temen paling-paling terbaik deh, mau bantu kita-kita yang otaknya minim."Ucap Udin dengan memberi acungan jempol.
"Ah sudah,jangan ngelantur. Sudah sore nih, ayo kita cabut !." "Kita pikirin besok lagi, jangan lupa kumpul di sirkuit balapan besok !."
"Hari ini aku yang bayar makanan kalian. Ayo cepat cabut !." ucap Mohan.
"Wah beneran nih, makasih Mohan. Besok lagi , ya ?."
"Setiap hari juga boleh." Jawab teman Mohan.
"Dasar kamu gak lucu tahu.Ayo jadi cabut gak !?."Ucap Romi.
Mereka meninggalkan tempat itu dan pulang kerumahnya masing-masing begitu pun dengan Mohan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya mereka berlima memulai rencananya. Alvaro mengajak Sisil keluar menuju sebuah resto dipinggir jalan.
"Sisil,kamu ada waktu?"Ucap Alvaro.
"Aku selalu ada waktu buat lho.Alvaro."
"Aku ingin mengajak kamu keluar nanti sepulang sekolah."
"Boleh."
Setelah pertemuan Sisil dan Alvaro sewaktu istirahat pertama.Membuat Sisil merasa telah memenangkan hati Alvaro.
"Aurel lihat!. Sekarang aku bisa merebut Alvaro dari kamu."Batin Sisil.
Semua itu berbanding terbalik dengan Alvaro yang marah-marah tak karuan dan membuat ketiga temannya termasuk Alvaro hanya bisa diam saja.
"Alvaro!,sabar. Semua itu demi keutuhan kamu dan Aurel kelak."
"Nathan, sekarang giliran kamu menyiapkan semua itu.Ingat jangan sampai gagal. Nanti aku harus bersama dia begitu lama." Ucap Alvaro serius.
"Sabar bro,nanti kita akan buat semuanya sesuai rencana." Ucap Nathan.
"Bagian aku sudah kelar,ban kendaraan kamu sudah aku kempes kan setengahnya. Paling tidak cukup buat berada di taman dekat sekolah itu."Jawab Johan dengan bangga.
"Pungky dan Aurel ingat kalian coba buat semesra mungkin nanti dihadapan Sisil."Ucap Nathan.
"Okey!."Ucap Pungky.
"Pungky,ingat satu hal. Kamu itu harus bermesraan. Namun jangan berlebihan nanti." Ucap Alvaro sedikit cemburu dengan semuanya ini.
Sepulang sekolah terlihat Sisil dan Alvaro menuju resto yang mereka rencanakan.
"Aduh,Sisil!. Ban kendaraan aku kempes."
"Aku cari tambal ban dulu.Kamu tunggu....." Ucap Alvaro yang berpura-pura mencari tempat yang nyaman untuk Sisil."
"Sisil,kamu tunggu disana.Ya!. Aku akan memperbaiki ban kendaraan ini dulu, seperti nya bocor."
Ucap Alvaro ke sebuah taman dekat sekolah.
Sisil mengira kalau Alvaro tidak ingin membuat dirinya kecapean.
Saat Sisil ke taman dia melihat Aurel dan Pungky tertawa.Sisil merekam semua ini.Kebetulan saat itu posisi Aurel dan Pungky dibuat semesra mungkin.Tanpa Sisil sadari Johan dan Nathan merekam kegiatan Sisil.
"Ah,aku berhasil mendapatkan semua ini Aku akan mengirimkan foto ini pada Alvaro.Pasti dia akan marah pada Aurel." Ucap Sisil lirih.
"Rencana ok."Ketik Johan pada groupnya itu.
Beberapa menit kemudian setelah Johan memberi kode lewat ketikannya.Alvaro datang dan berpura-pura tidak melihat Aurel dan Pungky.
"Eh...Alvaro. Kita pergi dari sini...Bukan kah itu Aurel dan Pungky. Mereka sangat akrab seperti sepasang kekasih."
"Rencana diubah,Aurel dan Pungky tetap lanjutkan kegiatan kalian."Ketik Johan.
Melihat pesan itu Aurel dan Pungky tetap berpura-pura pacaran.Namun Alvaro benar-benar kesal dengan Johan yang mengubah rencananya.
"Alvaro,kamu lihat mereka. Sebaiknya kamu itu putus saja dengan Aurel.Nanti kamu bisa mendapatkan cewek seperti aku misalnya."Ucap Sisil.
Perkataan Sisil membuat Alvaro bertambah marah dengan Sisil,tetapi Sisil menganggap rencananya memisahkan keduanya berhasil.
"Aurel !."Panggil Alvaro.
Pungky terkejut dengan semua ini. Mereka sudah bilang kalau membongkar Sisil di resto itu.
Johan dan Nathan saling berpandangan.
Begitu juga dengan Aurel dan Pungky. Alvaro tersadar kalau semua ini cuma sandiwara.
"Aduh,Gawat nih!."Pikir Alvaro.
"Seharusnya nanti di resto baru aku marah. Melihat kemesraan Pungky seakan dia sangat mencintai Aurel." Batin Alvaro.
Alvaro pergi begitu saja,dia memberi kode pada Pungky untuk mengejarnya.
Pungky melihat kode Alvaro dia berlari mengejarnya.
"Alvaro,Tunggu!.Aku bisa menjelaskan semua ini." Ucapnya sambil mengejar Alvaro.
"Waduh,kok jadi gini.Bukannya ini bukan rencana kita "
"Johan bagaimana?,Kita kejar mereka atau kita tetap disini."
"Kita disini saja!."Ucap Alvaro yang ada dibelakang mereka.
"Kalian,tidak saling tonjok gitu." Ucap Johan dengan spontan.
Sisil menghampiri Aurel.
Ha ha ha
Tawa Sisil membuat Aurel terkejut.Sisil yang centil berubah serius.
"Aurel, bagaimana sekarang!."
"Aku akan merebut Alvaro dari kamu?" Ucap Sisil.
"Sisil,bukankah kita tidak dekat.Kenapa kamu kelihatan ingin memisahkan aku dan Alvaro."
"Tentu saja,karena aku sangat iri pada kamu.Alvaro harus menjadi milikku."
"....."
"Iri pada aku?"Tanya Aurel memancing Sisil lagi
"Ya,karena aku lihat kamu disayangi kedua kakak kamu. Keempat teman kamu juga begitu dekat. Setelah kamu dan Alvaro berpisah aku rasa mereka tidak akan memihak kamu lagi.Kamu akan sendirian sama seperti aku."
Ucapan Sisil membuat semuanya bingung. Semuanya saling memandang dan berpikiran masing-masing.