NovelToon NovelToon
Cinta Yang Belum Usai

Cinta Yang Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

"Aku hamil."

Savanna yang mendengar sahabatnya hamil pun terkejut, dia menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

"Dengan Darren , maaf Savanna."

"Nadia, kalian ...." Savanna membekap mulutnya sendiri, rasanya dunianya runtuh saat itu juga. Dimana Darren merupakan kekasihnya sekaligus calon suaminya telah menghamili sahabatnya.

***

"Pergi, nikahi dia. Anggap saja kita gak pernah kenal, aku ... anggap aku gak pernah ada di hidup kalian."

Sejak saat itu, Savanna memilih pergi keluar kota. Hingga, 6 tahun kemudian Savanna kembali lagi ke kota kelahirannya dan dia bertemu dengan seorang bocah yang duduk di pinggir jalan sedang menangis sambil mengoceh.

"Daddy lupa maca cama dedek hiks ... dedek di tindal, nda betul itu hiks ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang uang Gibran

Si kembar masuk kelas pagi ini, keduanya tengah melihat Savanna yang tengah menjelaskan cara berhitung. Matematika pelajaran yang paling Gibran tidak suka, dia kesal sekali karena tak menemukan jawabannya.

"Coba Gibran, berapa hasil dari enam di tambah dua?" Tanya Savanna saat melihat anak itu tak memperhatikannya.

Gibran mengacungkan semua carinya, dia berusaha berhitung tetapi tak menemukan jawabannya.

"Duh cucahna!" Kesal Gibran.

Savanna tersenyum, dia menghampiri meja Gibran dan membantu anak itu berhitung.

"Lihat bu guru, jari Gibran tekun empat seperti ini. Nah, setelah itu Gibran berdirikan dua. Jadi berapa?"

Cara Savnna sangat mudah, tetapi entah mengapa Gibran masih bingung. Bahkan, Gabriel sedari tadi sudah mengerti dengan maksud gurunya. Jangankan pertambahan, Gabriel bahkan sudah menguasai perkalian. Seharusnya anak itu sudah masuk SD, akan tetapi Darren tak mau anaknya di merasa tertekan nantinya.

"Jadi cembilan?" Tanya Gibran.

"Heemm ayo ulangi lagi, ikutin cara bu guru." Ajak Savanna lagi.

Gabriel menghela nafas kasar, dia memutar bola matanya malas sambil menutup bukunya dengan kasar.

Perhatian Savanna dan seluruh murid mengarah pada Gabriel yang tengah mengacak isi tas nga. Bocah itu mengeluarkan beberapa lembar uang berbeda nominal ke depan meja Gibran.

"Lihat ini!" Titah Gabriel.

Gabriel mengambil uang lima ribu dan seribu, dia sodorkan pada Gibran yang tengah mengamati uang itu.

"Berapa?" Tanya Gabriel.

"Enam lebu," ujar Gibran.

Gabriel menyodorkan lagi dua ribu, seketika Savanna membulatkan matanya setelah mengerti maksud Gabriel.

"Ini berapa?" Tanya kembali Gabriel.

"Dua lebu," ujar Gibran masih memperhatikan uang itu.

"Ini di tambah ini jadi?"

"DELAPAN LEBU!!"

Savanna bertepuk tangan, cara Gabriel sangat lah efektif untuk Gibran. Terbukti anak itu langsung bisa menjawabnya.

"Ini uangna untuk dedek?" Tanya Gibran dengan mata berbinar.

"Iya." Sahut Gabriel dengan malas.

Gibran mengambilnya, dia menghitung berapa uang yang kakaknya itu punya.

"Dua belas lebu, lumayan buat beli cempol." Gumam Gibran.

"Wah Gabriel, kamu sangat cerdas nak. Ibu bangga dengan kamu " Puji Savanna.

"Bukan cerdas, otaknya Gibran saja yang isinya hanya uang." Celetuk Gabriel.

Savanna menggelengkan kepalanya, dia kembali melanjutkan materinya. Sepertinya dia harus membawa uang mainan mulai besok agar memudahkan muridnya belajar berhitung.

Selang beberapa menit, bell pun berbunyi. Semua murid bersiap akan pulang, termasuk si kembar yang tengah mempersiapkan diri.

"Abang, pulang beli cempol yah." Bisik Gibran.

"Gak kapok kamu di omelin daddy karena makan itu?" Sahut Gabriel.

"Kan kemalen kalna pake yang melah-melah, cekalang polocan aja. Yah bang, antelin." Bujuk Gibran.

Gabriel mengalah, dia menganggukkan kepalanya. Gibran memekik senang, dia menggendong tasnya dan berjalan ke arah Savanna.

"Bu gulu, dedek udah makan puding na. Enak, dedek cuka."

"Wah, bu guru senang kalau Gibran suka." Seru Savanna Sambil tersenyum.

"Eumm ... bu guluu." Ujar Gibran dengan mendayu.

"Ya?"

Gibran tampak ragu, dia menggenggam tangannya di belakang tas nya sambil menggerakkan kaki kanannya.

"Itu ... dedek mau pudingna lagi, bu gulu buatkan. Boleh nda? nanti daddy yang bayal," ujar Gibran dengan malu-malu.

Savanna terkekeh geli melihat ekspresi lucu muridnya itu, tangannya terangkat mengusap rambut Gibran.

"Boleh, besok ibu bawakan. Tapi dengan syarat, nanti di rumah harus belajar berhitung. Besok ibu tanya, kalau jawaban Gibran benar. Gibran akan mendapatkan puding buatan ibu, bagaimana?" Savanna memberikan tawaran menarik, sehingga Gibran pun mengangguk kepalanya dengan cepat.

"Mau! mau! nanti malam dedek belajal baleng abang, janan lupa buat pudingna yah. Becok dedek pacti bisa jawab!" Seru Gibran dengan semangat.

"Pintar!" Seru Savanna.

***

Nadira berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan membawa banyak paper bag, gayanya yang modis membuatnya sangat amat boros.

Pekerjaannya hanya menikmati harta orang tuanya saja, padahal dia sudah lulus kuliah kedokteran. Namun, entah mengapa wanita itu tidak mau bekerja dan hanya ingin menikmati harta orang tuanya.

"Nadira, kamu belanja lagi?!"

Langkah Nadira terhenti, dia berbalik dan menatap sosok pria paruh baya yang kini menatap tajam padanya.

"Ayolah pah, aku hanya berbelanja tak sampai seratus juta. Kenapa kamu marah sekali?!" Ketus Nadira.

"Nadira! papah menyekolahkan kamu tinggi-tinggi agar kamu menjadi orang sukses, bukan wanita malas yang bisanya menghabiskan harta papah saja!" Seru papah Nadia yang bernama, Xander Rellio Sanjaya.

Xander melangkah mendekati putrinya, biarpun umurnya sudah 50 tahun. Tapi, wajahnya masih terlihat sangat tampan.

"Ck, papah itu ribet banget sih! Sekarang putri papah cuman aku! mamah udah gak ada, siapa lagi coba yang habisin duit papah kalau bukan aku?" Sewot Nadira.

"Lancang! kenapa kamu tidak bisa seperti Nadia hah?! Coba lah berkaca dan menjadi dirinya! dia ana yang penurut, tak seperti kamu yang pembangkang!"

BRAK!!

Nadira menjatuhkan kasar belajaannya ke lantai, netranya menatap tajam sang papah yang mengungkit perbedaan antara dirinya dan kembarannya.

"Nadia! Nadia! dan Nadia! dia sudah mati, tetapi kenapa namanya selalu di sebut! aku membenci dirinya! AKU BENCI DIA!"

"NADIRA!"

"APA!! Papah selalu bandingin aku sama dia, dia yang terbaik dan aku terburuk. Dia pintar dan aku b0d0h, kami berbeda! Padahal dia sudah menghancurkan nama keluarga dengan hamil di luar nikah! kenapa papah masih membanggakannya!" Sentak Nadira dengan netra berkaca-kaca.

Xander tertegun mendengar teriakan putrinya, tangannya terulur untuk menyentuh bahu bergetar putrinya itu.

"Sejak kecil papah dan mamah selalu membelanya! selalu menuruti semua keinginannya! tapi tidak keinginanku! bahkan di sekolah pun, semua teman-teman banyak yang memuji dirinya! Kenapa aku di kucilkan padahal kami kembar?!"

"Aku mau semua yang ada pada dirinya, termasuk suami yang dia miliki saat itu!"

"Nadira, kamu menyukai Darren?" Tanya Xander dengan tatapan terkejut.

Nadira tertawa menyeramkan, dia menatap ke arah Xander dengan sorot mata yang tajam. Xander merasakan perubahan Nadira, dia pun mundur beberapa langkah.

"Ya, aku menyukainya. Aku ingin menjadi istrinya, aku harus menjadi istrinya. Tapi ... tapi, dia menolakku hiks ... dia bilang tidak mencintaiku. Apa.kirangnya aku? apa aku kurang menarik di katanya? aku kurang cantik? kecantikanku tidak kalah dari Nadia, kenapa dia tidak bisa mencintaiku." Nadira mulai menangis, Xander yang melihat putrinya patah hati pun menjadi tak tega.

"Nadira ...."

Tiba-tiba Nadira mendekat padanya, putrinya memegangi tangannya dengan erat dengan lelehan air mata yang membasahi pipi putihnya.

"Papah, kamu membenci sifat burukku kan? Nadira janji akan berubah, tapi ... bantu Nadira bersatu dengan Darren. Dengan begitu juga, si kembar akan mendapat ibu yang jelas. Karena aku saudara Nadia, mereka gak perlu khawatir karena akulah yang menjadi ibu si kembar.

Xander terdiam dengan tatapan yang tak dapat di baca, netranya menatap lekat mata putrinya yang memerah.

"Si kembar butuh ibu, jika Darren mendapat wanita lain. Belum tentu wanita itu baik, bagaimana jika wanita itu menyakiti si kembar? Sedangkan aku tante mereka, aku akan menjaga mereka dengan baik." ujar Nadira sambil menggenggam tangan Xander dengan sorot mata penuh keyakinan.

____

Double up untuk kalian🥰🥰🥰 jangan lupa dukungannya

1
Sri Wahyuni
lumayan
Nur Halida
lebih pinter gabriel daripada daren
Mai_mai
thor apa gkk ada rencana untuk lanjut cerita axel dan alex ini.
Gintania nia
Luar biasa
Siti Masitah
ganti aja supirnya
Shaa Erahh
Luar biasa
Nur Baitul Jannah
cerita mommy nya satria sama kya judul mr. planet apa gtu y.... tpi dsitu nama ny aurora bukan queen
Nurlaila Hasan
Luar biasa
Rey
👍
Nur Aqilah
Lumayan
Phie Phien
Luar biasa
ICA
Otong lu anying otong lu bilang cinta cinta bulshit
ICA
Anying lu baru di lamar anying ntu si nadia hamil dlu dari pada lo dilamar ama tu si bajigur malahan klo lu bilang si nadia jahat lbih jht lagi clon suamilo gedekkk guee liat beginian
Asri Indah Nur 'Aini
cerita Kenzo ga ada lanjutannya kah min?
Novie Achadini
sikembar nggak mau ounya ubu tiri nadira
ros
Luar biasa
Budi Rahayu
kacian kakekna giblan. jadi tambah kecepian kan, kakekna ...? 🥺
Budi Rahayu
gayamu dek, dek .... 😄
Budi Rahayu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Budi Rahayu
😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!