🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.Tidak Mungkin
"Bian, bangun Bian. Sadar, kamu baik baik saja kan?"
Ucap Abra mengguncang tubuh Bian yang terlihat gelisah dalam tidurnya. Bahkan berulang kali terdengar menggumamkan nama Laras.
Seketika Bian terlonjak kaget dan langsung bangkit dari tidurnya. Dengan nafas yang memburu, Bian menatap orang orang yang saat ini mengerumuni nya.
Deg...
"Bulan," gumam nya dalam hati.
Seketika jantung Bian kembali berdetak kencang saat melihat kehadiran Bulan disana. Dia ingat betul sebelum pandangan nya menggelap lalu jatuh pingsan.
Bian sempat mendengar jika Mentari menghubungi adiknya itu untuk membangu menjaga bayi nya karena sang ibu yang telah melahirkan bayi mungil itu pergi dari dunia ini selama lama nya.
"Laras, Laras. Aku mohon Laras jangan tinggalkan aku," teriak Bian untuk kesekian kalinya.
Bian langsung berlari tak tentu arah saat mendapati kesadaran nya secara penuh. Namun langkahnya kembali terhenti karena Abra memeluk erat tubuh pria bertubuh kekar itu.
"Lepas Kak, lepaskan aku. Aku mau menemui Laras, tidak Laras tidak boleh pergi. Ya tuhan tidak, jangan ambil dia," ucap Bian kembali terisak dalam pelukkan Abra.
"Tenang Bian, tenangkan dirimu. Dia kembali, dia kembali untuk kita," jawab Abra menghentikan pemberontakan yang Bian lakukan.
Bian sendiri masih diam terpaku saat mendengar ucapan dari kakak iparnya itu. Otaknya masih belum mencerna apa yang dikatakan oleh Abra.
"Tenanglah Bian, Laras kembali. Laras kembali, saat ini dia sudah dipindahkan ke ruang ICU. Meski sudah kembali sadar, namun kondisinya masih kritis. Sekarang, lebih baik kita sama sama berdoa untuk kesembuhan nya," lanjut Abra.
Tubuh Bian merosot, kakinya tidak bisa lagi menahan bobot tubuhnya saat mendengar jika sang istri kembali bernafas.
Seketika tangis penuh rasa kelegaan pun pecah. Entah harus bagaimana dirinya mengucap syukur atas kembalinya sang istri.
Tidak pernah terbayangkan oleh nya bagaimana jika kelak dia akan kehilangan Laras. Meski kondisi Laras masih kritis, namun setidaknya Laras kembali dan tengah berjuang untuk kesembuhan nya.
***
***
Sudah satu jam Bian duduk bersimpuh di atas sejadah yang ada di mushola disalah satu sudut rumah sakit.
Hatinya bagai tertampar keras oleh kejadian dimana dirinya hampir kehilangan sang istri dimeja operasi.
Setelah meyakini bahwasana sang isri kembali bernafas, akhirnya Bian melangkahkan kakinya ke sebuah bilik mushola untuk meratapi dan memohon ampun atas semua ke khilafan yang selama ini dia lakukan.
Fokus hidupnya hanya tentang bagaimana membahagiakan orang lain dan mengejar dunia membuatnya lupa akan kehadiran sang maha pencipta yang selama ini sudah memberikan nya segalanya.
Tuhan selalu tahu cara bagaimana menampar umatnya agar kembali mengingat dan mendekatkan diri kembali kepadanya.
Bahkan Bian sampai menitikan air mata tatkala ingat, entah kapan terakhir kali dirinya bersujud di atas sejadah yang seharus nya menjadi hal yang dia utamakan dalam hidupnya.
"Bian,"
Seketika lamunan Bian membuyar bersamaan dengan sapaan lembut seseorang yang entah sejak kapan ada didalam ruang yang sama dengan nya.
"Bulan? Ada apa?" tanya Bian pada wanita yang pernah mengisi ruang hatinya dulu, sebelum cinta nya berlabuh pada seorang wanita bernama Laras, dengan suara nya yang serak dan lirih.
"Laras, Laras sudah siuman dan dia mencarimu," jawab Bulan dengan senyuman yang khas nya.
Senyuman yang dulu sempat membuat seorang pria tengil bernama Fabian Bagaskara Herlambang begitu jatuh hati.
Namun perasaan itu terpaksa harus Bian kubur dalam dalam saat Bulan hamil oleh kakak kandung nya sendiri.
Dan kini wanita itu telah resmi menjadi kakak iparnya selama bertahun tahun lamanya. Kini Bian pun sudah mulai berdamai dengan keadaan dan melupakan perasaan nya pada Bulan.
Kini hidupnya sudah terisi penuh oleh wanita yang bernama Laras. Bahkan Bian seakan ikut mati saat wanita yang baru saja memberikan nya seorang putra itu dinyatakan meninggal.
Namun, tampak nya takdir masih berpihak padanya saat Laras kembali bernafas meski dengan kondisi yang belum baik baik saja.
Bian langsung bangkit dari duduknya saat mendapati kabar jika sang istri sudah membuka matanya.
Tanpa menunggu lama lagi, Bian pun langsung berlari ke arah ruangan dimana sang istri berada.
.
*****
" Gimana? Kejutan nya bikin jantungan kan? Maaf ya sudah buat reader jantungan dengan kabar meninggalnya Laras. Tadinya mau dibikin sad ending tapi ga jadi deh karena antusias reader yang ingin melihat keduanya bahagia bersama dengan putra yang baru saja dilahirkan oleh Laras. Semoga suka ya, sekali lagi maaf untuk kejutan yang Othor buat, Love banyak banyak untuk kalian 🥰🥰"