Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria kejam
Setelah memakaikan baju yang layak untuk istri jadi-jadiannya Ridwan menghembuskan nafas lega. "Dasar istri nakal!".
Ridwan merenung sebelum tidur, bertanya pada dirinya tentang perasaannya sebagai suami dari gadis nakal di sampingnya, "Kau tau? jika bukan karna Abi yang menyuruhku menikahimu, aku masih berstatus single sekarang, aku berencana untuk menikah di usia 35 tahun, tapi kau tiba-tiba datang merusak rancarang masa depanku". Untuk pertama kalinya hidup Ridwan berada di luar jalur kehendaknya. Akhirnya Ridwan terpejam dengan sendirinya.
Sekitar pukul 02.30 Ridwan terbangun, meskipun tanpa Alarm, sudah menjadi kebiasaannya untuk bangun di sepertiga malam, Ia terkejut mendapati memeluk erat tubuh mungil istrinya, "Subhanallah, apa yang kulakukan? jika si nakal ini bangun lebih dulu pasyi dia akan besar kepala". Dengan perlahan-lahan Ridwan melepas pelukannya,
Ridwan berpikir jika ia membangunkan Kimmy si buaya betina sekarang maka ia akan di repotkan dengan tingkah rendomnya, "Lebih baik aku sholat terlebih dahulu, baru kemudian membangunkannya".
Dirinya melangkahkan kaki ke kamar mandi mengambil air dingin yang menyentuh permukaan kulitnya, Ridwan mandi terlebih dahulu, sudah menjadi kebiadaannya mandi di jam seperti ini, tenang dan damai itu yang ia dapatkan saat beribadah di waktu ini, waktu yang paling tepat untuk betmunajat dan memohon ampun. Tidak lupa pula ia mendoakan kebaikan untuk istri barunya.
"Bangunlah, ini sholat malam dulu Kimmy".
"Bangun!", beberapa kali Ridwan membangunkan istrinya tapi ia tidak bangun, ia kewalahan "Dasar kebo".
Ridwan mengambil gelas di atas nakas, mencelupkan jemarinya lalu kemudian ia cipratkan ke wajah istrinya.
"Ih.. Apaan sih, aku masih ngantuk? "
"Bangun, atau aku guyur pake ember" Kimmy merasa matanya masih lengket ia tidak mampu untuk membuka mata, jangankan bangun menyahut saja tidak, kimmy melanjutkan mimpinya tadi.
Tanpa babibu lagi gelas dalam genggamannya Ridwan siramkan ke wajah gadis itu, Kimmy tidak bisa di ancam, dan harus di kasih pelajaran.
'Uhukk'. Kimmy sampai terbatuk karna terkejut, serta kencangnya siraman yang menghantam wajahnya air masuk melalui hidungnya.
'Uhukk-uhuk' Kimmy tidak berhenti terbatuk, ini sakit, benar-benar menyakitkan.
Tanpa menunggu lagi Ridwan menarik tangan istrinya menuju kamar mandi.
"Ambil Wudhu dan sholat malam (tahajud) dulu, sebelum waktu subuh tiba"
Kimmy hanya merenggut kesal mimpi indahnya bersama boy band korea di hancurkan oleh si Agus, Ustaz gila yang sialnya kini telah menjadi suaminya.
"Cepat! "
Kimmy masih diam.
"Kuhitung sampai tiga!, jika belum mengambil air wudhu, aku tidak akan segan lagi untuk mengguyurmu dengan ember".
"Satu, Du.., " Ridwan tetdiam, terkejut karna tiba-tiba saja Kimmy membuka celana dan berjongkok di hadapannya, dengan santainya kimmy pipis di hadapan suaminya sendiri 'lagi pula untuk apa malu mereka telah halal'.
"Ya Allah. Bisa-bisa aku mati cepat karnanya". setelal buang air kecil Kimmy mengambil Wudhu, ia termasuk orang yang cerdas dan cepat tanggap.
"Gimana niatnya? "
Riwan mengajarkannya, Kimmy tanggung jawabnya sekarang.
"Aku mau ke mesjid, sekalian setelah subuh aku ada jadwal mengajar, kau sholatlah dengan Umi dan mbak Risma di rumah ada mudhola, jika sudah sholat pergilan ke mesjid dengang mbak Risma untuk mendengarkan kajian"
Kimmy tidak menyaut ia masih kesal dengan suaminya, tanpa maaf tanpa apapun seakan tak memiliki salah setelah menyiksanya.
setelah kepergian lelaki kejam itu Kimmy memejamkan mata kembali dengan menggunakan mukenanya, masih diatas sajadah yang di gelarnya, "mumpung si Agus pergi lebih baik aku tidur lagi, lumayan sebelum sholat subuh"
Tanpa di duga Kimmy ketiduran sampai fajar munculpun Kimmy masih terlelap.
...
"Umi di mana Kimmy?" Ridwan bertanya pada ibunya Karna tadi waktu dirinya mengajar tak melihat Kimmy berada di mesjid seperti perintahnya.
"Kimmy? " Umi mengerutkan kening.
"Ya, Umi Kimmy istriku, masa Umi lupa"
"Ya Allah, Umi benar-benar lupa, mungkin masih dalam kamar nak,"
"Dia tidak Sholat bareng Umi? "
"Tidak, mungkin Kimmy sholat sendiri di kamar"
"Dasar pembangkang! "
Ridwan mengayun kakinya ke kamar, saat membuka pintu Ridwan mendapati Kimmy tengah meringkuk dengan mata terpejam.
"Astaghfirullah, benar-bemar anak ini"
"Kimmy bangun" Ridwan berteriak membangunkan,.
"Ya, iya aku bangun"
"Kau tidur sejak kapan"
"Sejak kau pergi"
"Kau dudah sholat subuh?"
"Belum, kan baru bangun, apa kau pikir orang tidur bisa sholat, dasar gila"
Ridwan marah, bukan karna di katai gila sama si buaya betina, tapi karna istrinya mengabaikan perintahnya dan perintah Tuhannya untuk melaksanakan sholat.
"Kau harus di hukum supaya tidak lalai lagi"
Setelah melepas mukena di tubuh mungil istrinya Ridwan menyeret istrinya ke kamar mandi di guyurnya tubuh kimmy, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki dengan air dingin. Entah sejak kapan Ridwan memegang sapu lidi dan di sabetkan pada betis istrinya.
"Rasakan, ini ganjaranmu, upahmu karna kau tidak mrngerjakan sholat"
"Sakit Agus, dingin, kau tega sekali"
"Aku bisa lebih kejam dari ini, bahkan aku bisa memotong telingamu yang tidak bermanpaat itu, telungamu hanya menempel sebagai pariasi, tidak kau gunakan untuk mendengar"
"Aku ketiduran Agus"
"Ya, aku tahu, bukannya aku menyuruhmu untum sholat kenapa kau lalai"
"Sudah ku katakan, aku ketiduran, Awh sakit Agus"
"Kau akan mengulanginya lagi? "
"Tidak Agus aku janji, sudahi hukumannya"
Ridwan nenghentikan sabetannya.
"Mandilah" Ia keluar dengan membawa sapu lidinya.