Ketika keturunan mafia menyamar menjadi mahasiswa yang dibully!
William Stone-Brooks memiliki maksud tersendiri hingga memilih berkuliah untuk kedua kalinya di Venesia Italia, menyamar menjadi pria pendiam, culun dan sering di-bully. Hingga satu insiden yang membuatnya tertarik kepada seorang gadis yang berani membelanya tatkala semua hanya diam saat pembullyan terjadi. Jane Stewart, itulah nama gadis pemberani dan sangat energik.
Dengan maksud terselubung, William berhasil mendekatinya hingga menjalin hubungan kekasih dengan Jane sampai hari itu tiba.
“Aku tidak ingin berurusan denganmu Mr. Mafia.” Gertak Jane menatap tajam penuh amarah ketika dia merasa dikhianati oleh pria yang pernah dia cintai.
“Sekarang kau akan selalu berurusan denganku, ketika aku akan menjadikan mu sebagai milikku, Jane Robinson.”
Deg!
SEASON 2 DARI A Baby For The Mafia Boss
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEiaMM — BAB 10
KARENA WINE OR WILL??!
Tentu saja Jane bersandar di pintu, dia tak menyangka akan menerima Will dengan mudahnya. Namun jujur saja, dia lebih menyukai pria seperti Will yang apa adanya, bukan seperti Marco and the geng yang hanya tahu menindas dan semena-mena.
“Lain kali jika kau datang,lihat situasi nya lebih dulu.” Ujar Will dengan suara dingin nya.
“Maaf Tuan. Saya ingin menyampaikan mengenai para orang tua murid.” Ucap pria berbaju pizza itu yang masih mengenakan topi pizza. Tak butuh waktu lama, Will segera mengajak asistennya itu masuk secara diam-diam.
“Katakan?” pinta Will yang kini berjalan sembari membuka kacamata nya serta kemeja kotak-kotak nya yang kini hanya memperlihatkan kaos putih melekat di tubuh kekarnya dan sedikit memperlihatkan tatto di lengannya, meski tidak full.
“Lima orang termasuk McPatrlin. Mereka adalah partner bisnis yang cukup lama. Dan anak-anak mereka juga berteman cukup lama. Tapi salah satu di antara mereka pernah bertemu dengan Anda ketika berada di Las Vegas.” Jelas Virgil membaut Will yang usai meneguk beer, kini berbalik menatapnya dengan kernyitan di kening.
“Soal apa?”
“Kerjasama bisnis, tapi Anda menolaknya karena dia menginginkan keuntungan yang lebih besar dan hanya ingin meminjam nama Stone-Brooks saja.” Jelas pria pakaian pizza itu masih mengingat nya di saat Will sedikit lupa karena menjadi murid kuliahan.
“Siapa dia?” tanya Will.
“Raphael Graham! Ayah Reus.” Jawab Virgil hingga Will sedikit mendongak tegap sembari meneguk minumannya.
“Biarkan saja dia. Aku ingin tahu seberapa jauh dia mengingat ku! Ini akan menyenangkan jika mereka tahu lebih awal!” ujar Will menyeringai kecil.
“Tapi Tuan. Sepertinya Xavier mencari tahu tentang Anda. Sebaiknya Anda berhati-hati.” Ujar Virgil sekedar mengingatkan saja. Tapi Will sama sekali tidak peduli dan akan mengurus mereka dengan sangat baik.
Pria berkaos putih itu berbalik meletakan gelas kosongnya di atas nakas. “Bagaimana dengan Jane Stewart?” tanya Will yang pastinya tidak akan melupakan kekasih barunya itu.
“Dia wanita yang bersih. Keluarga kandung nya tewas di tangan mafia, ketidaksengajaan dan itu sudah di adili. Dia diadopsi oleh keluarga Robinson.” Jelas Virgil membuat Will langsung mencoba mengingat nama asing itu.
“Robinson?”
“Ya Tuan. Saya mencoba membobol Robinson, tapi sepertinya mereka menutup rapat soal Robinson. Dan marga Stewart adalah marga samaran saja.”
Tentu saja Will menyeringai tak percaya bahwa Jane juga punya rahasia. Namun Robinson... Dia sangat penasaran akan nama itu. “Cari tahu soal Robinson bagaimana pun caranya.”
“Saya mengerti Tuan.” Balas Virgil.
...***...
“Sungguh?! Apa kau serius? Aku sangat terkejut mendengarnya Jane. Aku pikir tipe mu sangat tinggi!” ujar Naomi tak percaya ketika saat ini dia mendengar langsung cerita dari Jane soal hubungannya dan Will yang baru dibangun.
“Aku juga merasa aneh, tapi... Dia pria yang menyenangkan, tidak salahnya jika mencoba menjalaninya dulu!” Balas Jane tersenyum kecil.
Sementara Naomi meliriknya jahil dan ikut senang. “Katakan padaku. Sudah bertemu bibir dan bibir hah?!”
Oh yang benar saja. Itu pertanyaan yang sangat memalukan dan mengejutkan.
“No. Aku dan Will baru menjalin hubungan dan kau sudah membicarakan soal pertemuan bibir.”
“C'mon Jane! Kita semua tahu bahwa ciuman adalah tanda dari hubungan yang langgeng!” ujar Naomi membuat Jane geleng kepala dan enggan mendengarkannya lagi sehingga Naomi berlari kecil untuk menghampiri kawannya yang malah pergi.
“Jane!” panggil Naomi.
Buggh! “Astaga... Aku minta maaf,aku benar-benar tidak bisa mengerem saat kau tiba-tiba muncul— ”
Brugh! Seketika Marco yang masih kesal, dia langsung saja mendorong kasar Naomi hingga membentur ke dinding. “Akan aku permudah dirimu agar kau bisa mengerem tubuhmu itu jalang!” kesal Marco yang menarik dan mencengkram Naomi dan tidak peduli meski itu adalah wanita.
Dengan entengnya dia kembali melempar wanita itu hingga membentur ke dinding saat Bobby dan Simoncelli tersenyum hingga menggoda Naomi yang masih menahan sakit di punggung.
Tanpa di duga, Jane langsung menarik lengan Marco hingga berbalik menatapnya. PLAKK!!
“Pecundang sepertimu pantas mendapatkannya. Apa kau pikir aku takut dengan kuasa mu hah?!” kesal Jane hingga tak segan menampar keras Marco tepat di depan murid lainnya yang kini terkejut buka main.
Jane segera membawa Naomi pergi dan menatap tajam ke Marco yang juga menatap marah ke Jane.
“Marco!” panggil Bobby, namun pria itu langsung menepis kasar tangan temannya dan melenggang pergi dengan amarah meluap.
.
.
.
“Seharusnya kau tidak melakukan itu Jane! Kau dalam bahaya.” Ujar Naomi yang kini mencemaskan keadaan Jane.
“Tenang saja. Mereka pantas mendapatkannya! Tidak perlu mengkhawatirkan diriku, yang penting kau baik-baik saja.” Ucap Jane hingga akhirnya mereka berdua mulai lebih tenang.
Namun tidak untuk Jane yang merasa tak bersemangat saat dia tidak melihat kedatangan Will di kelas.
Tok! Tok! Tok!
Setelah pulang dari kampus, Jane langsung mendatangi kamar Will. Benar saja, pria itu ada di dalam dan mengenakan sebuah sweater warna hitam dengan rambut acak-acakan tanpa kacamata dan ketidakadaan bintik-bintik di wajahnya.
Jane terpana hingga terpaku melihat penampilan Will yang jauh dari kata culun.
“Kau baik-baik saja?” tanya pria itu hingga Jane kembali sadar dari lamunannya.
“Ya. Aku... Aku baik-baik saja! Dan sedikit terkejut!” ucapnya hingga Will menyeringai kecil dan mempersilahkan nya untuk masuk.
Sungguh! Saat Jane melangkah masuk, dia sangat berdegup karena penampilan Will yang sungguh seperti pria dewasa 30 tahunan. Perlu diingat, William Stone-Brooks memang berusia 30 tahun!
“Kau mau minum sesuatu? Soda, teh atau— ”
“Wine!”
“Wine?”
Jane tersenyum kecil dan sedikit malu. “Ya.. Aku ingin minum wine, sudah lama aku tidak merasakannya dan aku sempat melihat di... Kamar mandi mu tersusun botol beer dan salah satunya wine! Jika kau tidak keberatan!” jelas wanita itu terus terang.
Sungguh! Kini dia merasa panas dingin melihat kekasihnya saat ini. Mata silver nya sangat tajam dan indah.
“Kau yang meminta!” Balas Will sama sekali tidak keberatan dan mengambilkannya.
“Hffuuu— tenangkan dirimu Jane. Dia Will yang sama, okay!” gumamnya mencoba tenang saat dia duduk di kursi dekat meja.
Tak lama Will datang membawakan satu botol wine dan dua gelas kaca. “Aku harap kau suka dengan wine nya!” ucap pria tampan itu yang kini duduk di kursi depan Jane.
“Ya. Thanks!”
Hanya sekali minuman saja, Jane langsung meneguk habis wine nya untuk meredam degupan gila di jantungnya. Pria itu hanya memperhatikan nya saja dengan lekat tanpa senyuman.
“Kenapa kau tidak kuliah?” tanya Jane yang kini Will menuangkan lagi wine ke gelas kosong Jane.
“Aku terlambat bangun, maaf!” Balas Will yang kembali menatap wanita cantik yang kini mengamatinya dengan pipi merah dan wajah yang gugup.
“Kau baik-baik saja Jane? Wajahmu sangat merah.”
“Ya... Aku baik! Aku terkejut melihat penampilan mu dan wajah tanpa bintik.” Ucap Jane melantur dan membuat Will tersenyum miring.
Mereka menikmati wine bersama, namun Jane yang menghabiskan lebih banyak hingga dia teler di meja putih itu. Tentu saja Will memindahkan nya ke ranjang.
Wajahnya begitu dekat dengan wajah Jane yang sedikit membuka mata. “Matamu sangat indah!” lirih Jane saat dia menatap mata tajam Will.
Pria itu mengamatinya hingga ke bibir Jane yang nampak tak pernah dicium oleh siapapun. “Aku harap kau tidak akan menyesalinya!” gumam Will menyeringai devil.
apakah kamu harus terluka dulu di tangan orang lain Jane baru kamu patuh kepada Will???? 🤔🤔🤔
Apakah Aurora akan mengalami sesuatu di tengah jalan???
sprti nya Nat hrs di beri pelajaran sama Dante 😀😂🫢🤭
klu will yah jiwa2 ayah nya Donovan keras kepala & tanpa belaa kasih sm musuh..
kpn thor aurora di bikin romantis sama asisten dante hehehehehe
apakah mereka mau menyerahkan nyawa mereka sndri????
edan wkwkwkw
Mending kalian ceritakan kenapa dng keluarga Robinson, apa yg ingin dia perbuatan sama Jane, biar Jane mikr" buat kabur wkwkw