NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan Martin

Setelah hampir 3 hari berada di Bali kini saatnya mereka semua perjalanan pulang, banyaknya tempat wisata yang dikunjungi membuat mereka semua kelelahan.

Untungnya kali ini Siren tidak mabuk, hanya saja tubuhnya terasa kurang fit padahal segala vitamin yang dibawakan mami sudah dia minum tapi tetap saja.

"Ren kita habis tour ini libur sekolah kan?"

"Iya dong, ogah banget kalo masih disuruh masuk, lagian waktu itu pak Randi udah bilang kalo habis dari Bali kita bablas libur"

"Gue mikirin itu dari semalem tau, capek banget rasanya badan gue"

"Ya sama Mar"

"Tapi laporan kita soal study tour ini dikumpulkannya kapan?"

"Ah elo disekolah ngapain sih Mar sampek itu pun gak tau"

Martin cengengesan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Siren.

"Sumpah pas pengumuman terakhir kayaknya gue gak fokus karna terlalu seneng mau berangkat liburan"

"Ah elah, ya intinya di kumpulin nya nanti pas udah masuk"

"Oalah ntar ngerjainnya di laptop siapa?"

"Gampang kalo itu, paling juga Kay dia kan punya laptop yang paling bagus"

"Ide bagus tuh.."

Martin mengeluarkan handphonenya, sementara Siren menatap keluar jendela jalanan Bali rasanya tidak terlalu ramai seperti di Jakarta.

Yang membuat Siren malas adalah karena nanti mereka harus naik kapal lagi dia hanya takut pusing dan berakhir mabuk.

"Btw..lo udah jadian sama Daniel?"

"Belum"

"Akan..?"

Martin mendongak, membuat wajahnya sedekat itu dengan wajah Serin beruntung Serin tetap menatap jendela karena kalau sampai menoleh bisa jadi mereka bablas ciuman.

"Enggak tau lah.."

"Tapi mau andai dalam waktu dekat Daniel nembak lo?"

"Ya...mungkin"

Martin duduk tegak.

"Gue jadi kangen ke club deh"

"Lahh...masih aja doyan mabuk"

"Enak tau bikin pikiran nggak capek lagi"

"Halah..mau mabuk apa mau cari cewek lo disana?"

"Haha kalo bisa dua-duanya "

"Anjir...lo pernah booking cewek disana?"

Martin langsung terdiam, karena kulitnya putih bersih jadi merah sedikit saja kelihatan seperti hal nya sekarang ini, telinganya memerah entah karena apa.

Siren masih menatapnya penuh penasaran, kalau Kay waktu itu katanya tidak pernah tapi kalau Martin.... Sepertinya mencurigakan.

"Jawab Mar.."

"Sekali doang"

Siren menutup mulutnya karena kaget, tidak menyangka laki-laki seasik Martin ternyata pernah melakukan hal begituan.

"Ya udah sekali doang, jangan bilang siapa-siapa soalnya waktu itu gue pas sendirian dateng ke club"

"Kay nggak tau kalo lo pernah?"

"Nggak makanya jangan bilang-bilang, lo doang yang gue kasih tau"

"Wow..wow...gimana rasanya?"

"Lo penasaran? Cobain aja sama Daniel ntar juga tau rasanya"

Plakkkk....

Siren menggeplak pelan lengan Martin, Martin malah tertawa kecil sambil mengelus lengannya.

"Maksud gue, gue tanya pengalaman lo bukannya penasaran pengen cobain anjir"

"Rasanya enak, kayak dibawa keatas awan"

"Halah..Halah ..kayak pernah ke atas awan aja lo"

"Hahaha...pokoknya enak gak bisa dideskripsikan sama kata-kata, tapi pesen gue jangan coba-coba banyak resikonya kalo cewek"

"Siapa juga yang mau coba...emang lo masih mau lagi?"

"Kalo sekarang nggak pengen soalnya lagi disini, gak tau nanti"

Siren geleng-geleng kepala, tampak tidak habis pikir dengan kelakuan Martin yang diluar logika ini.

"Jangan deh Mar, kasian istri lo nanti masa dapet bekas orang"

"Yaelah kalo laki mana ngebekas sih"

"Ya tapi intinya kan pernah masuk sana sini, emang menurut lo istri lo nanti gak bakal kepikiran"

"Ya...siapa tau jodoh gue nanti juga gak perawan jadi impas"

"Lah kalo masih perawan gimana?"

"Ya berarti gue masih beruntung"

"Dasar lo ya, pantesan gak pernah berusaha cari pacar ternyata emang level nya udah yang begituan"

"Ya nggak gitu njir, masalahnya belum ada yang cocok"

"Halah..lo itu gak jelek gampang lah kalo buat cari pacar tapi masa cewek sebanyak itu satu pun gak ada yang cocok, nggak masuk akal"

"Ya mau gimana emang belum ada yang cocok aja, lagian gue gak siap berkomitmen. Gue masih pengen menikmati masa kesendirian"

Siren mencebik, setidaknya dia sudah menasehati didengar atau tidaknya ya terserah.

Dia juga tidak akan mau jika nanti pasangan yang akan menikah dengannya pernah melakukan hal haram semacam itu, karena selama ini dia bisa menjaga diri dengan baik jadi dia mau pasangan yang menjaga dirinya juga dengan baik.

*

Daniel : Gue pusing banget sekarang

Siren membaca pesan itu dengan cemas, baru kali ini Daniel mengeluh pusing selama mereka liburan.

Mana pelabuhannya masih jauh, dia ingin sekali berada disebelah laki-laki itu.

Siren : Gak coba minum obat?

Daniel : Obat apaan, mana bawa gue

Siren : Yaudah tahan dulu, coba pakek fresh care siapa tau mendingan

Daniel : Udah kok, pengennya lo peluk biar hilang pusingnya

Siren menahan senyumnya yang makin lama makin melebar, bisa-bisa nya Daniel bilang begitu.

Siren : Gombal aja terus

Daniel : Haha sumpah, pelabuhan masih jauh lagi, nanti dikapal sama gue ya

Siren : Gampang lah itu

Daniel : Inget jangan deket-deket Martin

Siren melirik Martin yang tengah tertidur sambil menyandarkan kepalanya ke pundaknya, telat Daniel melarangnya. Siren kan tidak tega kalau mau mendorong Martin.

Siren : Iya

Akhirnya Siren memilih berbohong.

Blokiran nya pada nomor Arjuna sudah dia buka tadi pagi, tapi pesannya belum mau Siren balas.

Rasanya pikirannya ruwet lagi kalau lihat nama Arjuna, karena pasti dia akan kepikiran tentang pernikahan yang sempat dibicarakan Arjuna waktu itu.

Meskipun Arjuna pernah menyuruh Siren berdoa supaya pernikahan itu tidak terjadi tapi kalau orang tuanya masih tetap setuju bagaimana nanti.

Karena Siren yakin bahwa Arjuna tidak akan menyerah begitu saja atas apa yang dia inginkan.

"Enak.."

Siren langsung menoleh saat mendengar Martin bicara, tapi laki-laki itu masih memejamkan mata dengan tenang. Ngelindur kah?

Pasti dia bermimpi sesuatu yang mereka bicarakan tadi, benar-benar gila Martin.

Handphone Siren berbunyi, ada telepon masuk dari Arjuna. Baru juga kepikiran sudah telepon saja orang itu.

Siren menolaknya, dia tidak ingin membuat keributan karena disiang hari ini banyak teman-teman nya yang sedang tidur.

Paling hanya beberapa yang masih terjaga, termasuk dirinya.

Arjuna : Kenapa ditolak? Aku cuma khawatir sama kamu dari kemarin nggak pernah bales chat

Siren menghela nafas, mau tidak mau akhirnya Siren membalas pesan Arjuna.

Siren : Aku pusing, lihat handphone didalem bus bikin tambah pusing

Arjuna : Emang nggak berhenti sama sekali buat makan?

Siren : Belum, bentar lagi kayaknya nyampek pelabuhan

Arjuna : Yaudah kabarin kalo udah naik kapal

Siren tak membalas lagi, dia sudah malas sekali apalagi saat membaca typing Arjuna, rasanya seperti berkirim pesan dengan papinya karena terlalu kaku dan yang ditanya terlalu basic, jadi membosankan sekali mungkin efek usia Arjuna yang sudah kisaran seperempat abad kali ya.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!