cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.
cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.ke rumah mertua
Definisi judul ada dua maksud,tergantung dari sudut pandang siapa,ustadz Azzam kah?atau Senja?kalau Senja berarti ke rumah abi Ahmad dan umi Sarah,dan kalau ustadz azzam berarti ke rumah papa Brian dan mama Amelia.sebenarnya tanpa di jelaskan pun kalian sudah tau,tapi author mau ngasih tau aja...jangan marah...!!!
Dua sejoli,si pasutri baru yang tadi malam sempat di liputi kecanggungan,salah satu dari keduanya terbangun,seakan ada alarm otomatis yang terpasang di tubuhnya,karena kebiasaan yang dia lakukan,kesadaran secara otomatis akan membuat dirinya terbangun setiap jam 3 pagi,yaitu sholat malam alias tahajud.
setelah matanya terbuka sempurna,dia memiringkan tubuhnya ke arah kanan,perlahan bangkit dari posisinya,duduk sejenak,guna mengumpulkan kesadaran.sekira rasa kantuknya hilang dan pandangannya jernih,melihat benda nampak jelas,baru dia turun dari ranjang,melangkah perlahan ke arah kamar mandi,untuk membasuh muka,gosok gigi sekaligus mengambil air wudhu.
ustadz Azzam menghamparkan sajadah menghadap kiblat dan khusyuk sholat dua rakaat,kemudian membaca al -qur'an,salah satu rutinitas malamnya setelah terbangun.
lantunan ayat suci al -qur'an mampu mengusik tidur seorang Senja,wanita itu biasanya tidak pernah terbangun malam,kecuali alarm yang biasa dia pasang waktu subuh bergema nyaring,hoammm..."suara apa itu?"gumamnya,suara samar terdengar masuk ke indera pendengarannya,terasa menenangkan di jiwa.
setelah berhasil membuka matanya,dia menoleh ke arah samping,kosong...dia tidak memperdapati sosok pria yang baru menjadi suaminya kemarin.dan suara yang tadinya samar semakin terdengar jelas di telinga.
"suara mas Azzam..."gumamnya pelan,sontak dia menoleh ke arah sumber suara,benar saja,pria itu duduk dengan posisi membelakanginya,khusyuk dengan apa yang di pegangnya.
tidak ingin mengganggu,Senja perlahan turun dari tempat tidur,melangkah sepelan mungkin,sebisanya tidak menimbulkan suara sedikitpun.namun meski tidak ada suara sama sekali,posisi lampu yang berada di atas kepala ustadz Azzam menghasilkan bayangannya tepat di depan pria itu.
ustadz Azzam yang menyadari adanya orang di belakangnya karena bayangan itu,menghentikan bacaannya,"ada apa Senja?"tanyanya,tanpa menoleh sedikitpun.
Senja berdehem,mengurangi rasa malu,terciduk mengintip pria itu sekaligus diam -diam mendengarkan suara merdu nan menenangkan miliknya.salahkan saja suaminya punya suara sebagus itu,bikin candu,"anu...mas,a..aku..."gagapnya.
ustadz Azzam berbalik,tepat menghadap ke arah Senja yang masih tidak bergeming dari tempatnya,"ada apa?kamu terbangun,apa karena saya berisik"dia khawatir suara atau pergerakannya mengganggu Senja.
meskipun dia ingin sekali mengajak istrinya itu melakukan apa yang dia kerjakan,tapi dia masih ragu,mereka baru menikah,terlebih baru kenal sebentar.
di tanya seperti itu,gegas Senja menggeleng,bohong kalau dia terganggu,tapi kalau terbangun,bisa jadi karena hal itu.
"nggak,aku ngga terganggu sama sekali"
"mas lagi apa?"
"aku habis sholat tahajud,dan ini lagi baca qur'an"
"mas,kalau besok aku mau juga,boleh?"
"maksudnya?"ustadz Azzam mengerutkan alis.
"iya,itu...aku mau juga kayak kamu,sholat tahajud"
"tentu aja boleh,terus?"
dia masih belum ngeh...dalam pikirannya kalau mau sholat tahajud,tinggal bangun dan kerjakan,tidak perlu minta izin.
tapi berbeda dengan yang di pikirkan Senja,"ya..."dia menimbang -nimbang,ragu antara mengatakannya atau mencari cara sendiri,"itu..kamu bangunin aku"cicitnya.
"oke,besok malam aku bangunin"
hoammm...
rasa kantuk yang belum sepenuhnya hilang itu,secara perlahan kembali menguasainya,berusaha mengambil alih semua kesadarannya,Senja mengucek matanya sampai nampak memerah guna mengusir rasa kantuk itu.
"lebih baik sekarang kamu tidur lagi"ustadz Azzam menoleh sebentar ke arah jam dinding,"subuh masih sekitar 1 jam lewat"
dia tidak tega melihat sang istri menguap lebar dengan mata yang memerah dan sedikit berair,tadi siang mereka lumayan lelah.
"baik mas,tapi nanti kalau Senja nggak kebangun,mas bangunin ya..."pintanya,dia tidak sepercaya diri itu bisa bangun subuh tanpa alarm,pakai alarm pun kadang masih suka lanjut tidur lagi.
kecuali alarm paling ampuh bagi anak,yaitu suara seorang ibu yang tidak pernah bosan berulang kali membangunkan,meski kadang berulang kali mendapat penolakan.
"iya,nanti mas bangunin"
setelah itu,Senja kembali ke tempat tidur,melanjutkan acara tidurnya yang sempat tertunda.
...****************...
tok...tok...tok...
"assalamualaikum..."
"iya,sebentar..."terdengar suara sahutan dari dalam rumah,kemudian selang beberapa saat,pintu terbuka bersamaan seorang wanita muncul.
"waalaikumsalam...eh...Azzam,kalian udah nyampe?"
"assalamualaikum ma"tanpa di minta ustadz Azzam mengulurkan tangan ke arah mama Amelia,mama Amelia yang paham juga mengulurkan tangan,kemudian dia mengambil tangan ibu mertuanya untuk salim dan di cium
"waalaikumsalam..."
"ma,Jana yang anak mama nggak di sapa,mentang -mentang udah punya mantu"rajuk Senja,sengaja memanyunkan bibirnya.
"lebay...udah mending kalian masuk,kasian suami kamu,baru pertama kali kesini,malah berdiri lama di luar,nunggu kamu selesai nge -drama"cerocos mama Amelia.
"iya...iya...Jana masuk"Senja masuk ke dalam sambil menghentak -hentakkan kaki layaknya anak kecil,namun baru beberapa langkah,perkataan suaminya menghentikan langkahnya.
"Senja,salim dulu sama mama"tegur ustadz Azzam
Senja berbalik seraya menyengir kuda,"eh...iya,lupa,sini ma Jana mau salim"dia mengambil tangan mama Amelia,menciumnya sebentar,baru kembali berbalik,menghampiri papa Brian yang lagi duduk santai di ruang tamu.
"aduh...ma'afin kelakuan anak mama ya Zam,umurnya aja udah 26,kelakuannya masih kayak anak -anak"
"nggak papa ma"sahut ustadz Azzam,dia menerima Senja sebagai istrinya,secara otomatis dia siap menerima segala hal yang menyangkut wanita itu,kelebihan atau kekurangannya.
"ayo masuk nak"
"terima kasih ma"
"dasar anak itu,suami malah di tinggal,bukannya di ajak masuk"gumam mama Amelia,hanya bisa geleng kepala dengan kelakuan putrinya,kalau di bilang heran,tidak juga.
begitu mereka masuk,tiba di ruang tamu,Senja sudah bergelayut manja pada papa Brian sambil asik bercerita,sesekali cekikikan,entah apa yang ayah dan anak itu obrolkan.
"assalamualaikum pa..."ustadz Azzam melakukan seperti yang dia lakukan pada mama Amelia.
"waalaikumsalam...Azzam,silahkan duduk"
"aduh...ma'af ya Zam,ayah dan anak itu,kalau udah bareng,semuanya aja di cuekin"ujar mama Amelia,entah curhat atau sekedar memberi tahu.
"tidak masalah ma,Azzam paham kok"
dia senang,sang istri dekat dengan orang tuanya,apalagi seorang ayah yang katanya hero pertama bagi anak perempuannya,dia berharap,andai punya anak perempuan dia bisa sedekat itu juga.dia sendiri tidak terlalu dekat dengan abi Ahmad,lebih dekat dengan umi Sarah,mungkin karena dia anak laki -laki.