NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:238.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 13. Pemakaman nenek Rumi.

Jasad nenek Rumi di bawa masuk kedalam rumah, Jingga yang sebelumnya sedang mengaji pun langsung menghentikan bacaan nya dan langsung menghampiri para Ustad yang sedang menggotong nenek nya. Jingga melihat nenek Rumi begitu mengerikan, dari mulutnya ada bekas darah dan seluruh tubuh nya sangat kotor.

Jasad nenek Rumi di letakan di lantai, dan itu membuat Jingga heran..

"Pak Ustad, uti kenapa di rebahkan di lantai, lantainya dingin nanti uti kedinginan." Ujar Jingga dengan polos.

Ustad Harun tak bisa menahan kesedihan nya dan meneteskan air mata melihat Jingga, anak kecil yang sudah kehilangan kedua orang tuanya dan kini dia juga kehilangan satu - satunya anggota keluarga yang dia miliki.

"Jingga, utimu sudah meninggal." Ujar Kyai Hasbas, Kyai Hasbas spontan mengatakan nya agar Jingga tahu utinya telah tiada.

Jingga yang mendengar apa yang di ucapkan Kyai seketika terdiam karena terkejut..

"Maaf Kyai, apa mungkin Jingga salah dengar, tadi Kyai bilang apa?" Tanya Jingga, ia ingin memastikan pendengaran nya pasti salah dengar.

"Tidak, nak. Kamu tidak salah dengar, Utimu.. sudah meninggal." Ujar Kyai Hasbas, seketika Jingga berkaca - kaca mendengarnya.

"Hhhh.. hiks! hhhmmm.. Hiks! Hiks!" Jingga langsung menangis dan bersimpuh memeluk jasad utinya.

"Uttiiii hiks.. Hiks.. Hiks.. Uti bangun, ti.. Jingga sama siapa, ti.." Tangis Jingga pecah sambil mengoyang - goyangkan jasad nenek Rumi.

Ustad Soleh dan Ustad Amir yang sebelumnya bisa menahan tangisnya, kini ikut menangis melihat Jingga yang menangis. Mereka menghapus air mata mereka yang menetes tanpa permisi.

"Utiiihiiiihi..hi...hiks.. hiks.. Uti jangan tinggal Jingga sendirian, ti.." Ujar Jingga lagi.

Gani maju dan merangkul pundak Jingga, ia mencoba menenangkan Jingga sekaligus merasa bersalah karena dia meninggalkan nenek Rumi sendirian di kamar.

"Ini gara - gara kamu, Gani!" Tiba - tiba saja Jingga mendorong Gani sampai terjerembab kebelakang.

"Kalau tadi kamu nggak pergi ninggalin uti pasti uti masih hidup!" Timpal Jingga.

"Astaghfirullah, Istigfar Jingga.. Kematian itu adalah rahasia Allah, itu takdir nak.." Ujar Ustad Soleh.

"Tapi tadi kan uti masih tidur sebelum Jingga solat, Ustad. Hiks.. Hiks.. Gani ninggalin uti, jadi uti hilang." Ujar Jingga.

Kyai Hasbas menepuk dan mengusap punggung Jingga, anak malang itu telah melewati banyak hal sendirian.

"Jingga.. Utimu sudah meninggal sejak sebelum kami datang. Kapan kali terakhir utimu bicara denganmu?" Tanya Kyai.

Jingga pun mengingat - ingat kapan kali terakhir utinya bicara padanya, dan Jingga ingat kali terakhir Utinya bicara padanya adalah saat dirinya akan pergi membeli buah, saat utinya mengucapkan pesan padanya..

Flashback..

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, ti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu."

Flashback off..

Mengingat itu, Jingga pun kembali meraung - raung, itu berarti nenek nya telah meninggal sejak siang hari saat dirinya pergi..

"Utiiihiiiii... Uti, maafin Jingga. Jingga nggak tau uti pergi.. Maafin Jingga, ti.. Hiks.. Hiks.. Hiks.." Jingga menangis meraung - raung.

"Jingga, sabar.. Uti kamu akan sedih jika melihat kamu begini." Ujar Gani, dia masih tetap mencoba menghibur Jingga.

"Aku sendirian, Gani.." Ujar Jingga, sambil sesenggukan.

"Kata siapa kamu sendirian? Aku kan teman kamu, bunda sama ayahku juga sayang kamu. Terus ada pak Ustad, ada pak Kyai, kamu nggak sendirian Jingga." Ujar Gani.

Jingga terus menangis sambil memeluk jasad nenek Rumi, sampai semua yang melihat juga tak kuasa menahan air mata mereka. Semua juga tahu bahwa Jingga selama ini berjuang keras sendirian karena uti nya sudah tidak bekerja apapun, kini satu - saru nya keluarga yang Jingga punya telah pergi, betapa malang nya Jingga.

KE ESOKAN HARINYA..

Jingga sedang berada di pelukan ibunya Gani saat ini, ibu nya Gani terus mengusap - usap Jingga karena dia ikut bersedih atas meninggal nya nenek Rumi yang terkenal sangat baik.

"Jingga, ayo kemari mandikan uti nya." Panggil si pemandi jenazah.

"Ayo nak, mandikan uti dulu." Ujar ibunya Gani.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.." Jingga kembali menangis meraung - raung, sampai ibunya Gani ikut menangis melihat nya.

"Jangan nangis, nak.. Uti akan sedih kalau kamu menangis." Ujar Ibu nya Gani sambil mengusap air matanya sendiri.

Jingga mendekat lalu masuk kedalam kain hijau yang menjadi pembatas, ia melihat tubuh nenek Rumi yang sedang di mandikan oleh pemandi jenazah.

"Mandiin uti nya ya nduk, jangan nangis.. Nanti Uti nya ikut nangis." Ujar pemandi jenazah dengan logat jawa.

Jingga menurut, ia menghapus air matanya lalu menyentuh tubuh nenek Rumi yang sudah membujur kaku. Ia melakukan nya sesuai arahan pemandi jenazah sampai selesai dengan menahan tangis walau sesekali air matanya menetes.

Dan setelah di mandikan, singkat cerita kini jasad nenek Rumi akan di kebumikan, tapi ternyata bukan nenek Rumi saja yang meninggal hari itu. Ada tiga orang yang meninggal di hari yang sama dengan nenek Rumi.

"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, siapa yang meninggal?" Tanya seorang tetangga pada tetangga yang lain.

"Itu, warga desa lain. Kasihan mereka meninggal kecelakaan lalu lintas, mana mereka semua masih muda semua." Jawab tetangga nya.

"Astaghfirullah, hari ini banyak yang meninggal."

Jingga melihat tiga makam yang tak jauh dari makam uti nya, dan ia melihat asap hitam yang sama seperti saat di pemakaman ayah nya dulu. Aneh nya, di makam Uti nya tidak terdapat asap yang sama, atau dia belum melihat nya..

Setelah prosesi pemakaman selesai, kini satu persatu orang yang melayat pun pergi dari makam. Ibunya Gani menemani Jingga yang masih duduk di makam ketiga keluarganya, Ibunya, ayahnya dan uti nya. Jingga duduk termenung bagai kehilangan semangat hidup, tatapan nya kosong dan bahkan air matanya sudah tidak keluar lagi.

Ayah Gani memberi isyarat pada ibu nya Gani untuk membujuk Jingga pulang, ibunya Gani pun mengangguk. Ayah Gani pun pergi dari sana, agar istrinya membujuk Jingga. Gani tidak ikut karena dia sedang sekolah.

"Jingga, pulang yuk nak." Ajak ibunya Gani.

"Jingga mau di sini dulu, bu de." Sahut Jingga, tangan nya mengusap - usap tanah makam utinya yang masih basah.

"Nggak baik nak, ikhlasin uti nya, ya.." Ujar ibunya Gani.

"Bagaimana Jingga bisa ikhlas, bu de.. Jingga nggak punya siapa - siapa lagi, Jingga sendirian." Ujar Jingga, mendengar itu ibunya Jingga berjongkok di sebelah Jingga lalu memeluk Jingga dengan sedih.

"Allah kenapa jahat sama Jingga, bu de??Semua orang yang Jingga sayang di ambil, sekarang Jingga sendirian." Ujar Jingga.

"Astaghfirullah, nak. Istigfar, tidak boleh begitu sayang.." Ujar Ibunya Gani.

"Astaghfirullahaladzim.." Jingga istigfar setelah nya.

"Manusia tidak akan hidup selamanya, nak. Kematian itu takdir, dan apa yang terjadi pada uti kamu juga takdir. Allah pasti sudah menyiapkan rencana yang terbaik buat kamu, jadi kamu jangan putus asa." Ujar ibunya Gani.

"Dan juga.. Kamu nggak sendirian, kok. Bu de, pak de, Gani.. kita semua ada untuk Jingga. Jingga tinggal dengan bu de, mau?" Ujar ibunya Gani, Jingga menatap wajah ibunya Gani terharu.

Hatinya begitu tulus dan ikhlas menolong Jingga yang sebatang kara, yang nasib nya tak seberuntung anak - anak lain dalam segala hal. Sekecil itu sudah menjadi yatim piatu dan bahkan tidak memiliki sanak saudara lagi.

"Makasih bu de, tapi Jingga nggak mau ngerepotin bu de." Sahut Jingga.

"Tidak sama sekali, nak. Gani juga suka main sama kamu, kan.." Ujar ibunya Gani, Jingga tampak berpikir.

"Jingga pikir - pikir dulu ya, bu de?" Ujar Jingga.

"Iya, nak. Ayo, kita pulang." Sahut ibunya Gani.

"Jingga masih mau di sini, bu de pulang saja duluan." Ujar Jingga.

"Janji pulang ya, nak.." Ujar ibunya Gani, Jingga pun mengangguk.

Akhirnya dengan berat hati ibunya Gani berdiri dan akhirnya pergi dari sana. Jingga menatap makam ketiga orang terkasihnya, ibunya, ayah nya dan nenek nya.

"Bunda, ayah, uti.." Gumamnya, lalu air matanya menetes walau sudah di tahan.

"Jingga pulang ya.. Sebenarnya Jingga bingung mau bagaimana, hiks.. Jingga pasti kesepian di rumah. Jingga nggak bisa bercanda lagi sama uti, nggak bisa peluk uti, nggak bisa.. hiks! Nggak bisa makan di suapin uti lagi." Ujar nya sambil menangis sesenggukan.

"Tapi nggak apa - apa, (Menghapus air matanya) kalian sudah bahagia, Jingga nggak apa - apa.. nanti setiap hari Jingga akan berdoa sama Allah, supaya nanti kita bisa ketemu lagi saat Jingga juga sudah berpulang.." Ujar Jingga.

"Assalamualaikum, Bunda, Ayah, Uti.." Ujar Jingga, lalu bangun dari duduk nya.

Jingga berdiri lalu berjalan pergi dari makam, Setelah tak jauh dari makam uti nya, Jingga menengok ke belakang dan melihat makam utinya, rupanya makam utinya pun sama di kelilingi asap hitam seperti dulu ayahnya.

'Sebenarnya apa arti dari asap - asap yang aku lihat, ya Allah..' Batin Jingga.

BERSAMBUNG..

1
Sri Keren Mutamimah
Luar biasa
🥰Siti Hindun
cerita'y bagus, makasih kak
🥰Siti Hindun: masama kak, nanti aku tengok sana😅
Ratna Jumillah: Makasih juva udah baca.. 🙏🏻😁 Jangan lupa mampir di Season 2 nya ya.. 🫰🏻🫰🏻
total 2 replies
🥰Siti Hindun
berhenti menyalahkan dirimu sendiri Jingga, mungkin takdir Raka memang begitu seharus'y..
🥰Siti Hindun
Raka😭😭
🥰Siti Hindun
kasihan Raka sama Jingga, semoga mereka berdua selalu dalam lindungan Allah..
🥰Siti Hindun
duhhh... ngeri😣
🥰Siti Hindun
apa yg bu Delima lakukan terhadap Raka ya?
🥰Siti Hindun
sebenar'y itu suara siapa ya?🤔
🥰Siti Hindun
😭😭😭😭
Elyaumi Narty
bagus
Muchamad Ikbal
good, lanjutkan...
Muchamad Ikbal
Kecewa
Ass Yfa
Raka memilih mengakhiri hidupnya, tragis
Ass Yfa
Luar biasa
Ass Yfa
ibunya disetubuhi anaknya tapi itu genderuwo... kena tulah
Kasmal 72
Saya suka cerita horor..
Ratna Jumillah: Selamat membaca, kak.. 😊 Semoga suka ceritanya.
total 1 replies
Ass Yfa
mampir kak
Ratna Jumillah: Makasih banyakk... 🫰🏻🫰🏻😁
total 1 replies
Hasnah Siti
kasian sekali sama jingga 🥺
Hasnah Siti
ufttttt hampir ajahhhh🥶
Hasnah Siti
oh tuhan Gini woiiiii....jujur yah aku lg bersendirian nih waktu baca...takut ..tp rasa penasaran yg tinggi selalu membuncah..😟
Ratna Jumillah: Maapp kak, 😅😅
Hasnah Siti: kamuuuuuu yahhhhh🔥🔥🔥🔥🔥🥶
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!