"Bantu aku menghilangkan phobia sialan ini! Maka aku akan memberimu bayaran mahal!"
Beyza Ishik tidak pernah menyangka, saat majikannya Elder Gulbar memohon bantuan untuk menghilangkan Phobia anehnya.
Semua berawal ketika Elder pulang ke kediamannya dengan kondisi mabuk. Lalu tidak sengaja mencium Beyza, maid muda yang baru saja bekerja seminggu lalu.
Elder yang selama hidupnya tidak bisa berciuman karena Phobia, merasa ada kesempatan untuk menghilangkan Phobia anehnya. Terlebih lagi, orang tuanya menuntut dia untuk segera menikah.
Namun, masalah timbul ketika Beyza tidak bisa mengontrol perasaannya pada Elder, seorang majikan yang sudah memiliki kekasih.
Akankah cinta seorang Maid bisa terbalas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KAY_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lips Service ● Bab 34
Cuaca hari itu sangat cerah, dengan suhu 29 derajat di luar ruangan. Sedikit panas, tetapi tidak terlalu terik, lantaran angin sepoi-sepoi berhembus menebarkan kesejukan.
Waktu masih menunjukkan pukul 1 siang, ketika Elder keluar dari kantor, mengunjungi kediaman Jared. Yah, apalagi jika bukan untuk mengeluh tentang sakit kepala yang sudah beberapa hari ini mengganggunya.
"Aku tidak punya banyak saran," jawab Jared dengan santai usai mendengarkan keluhan Elder. Keluhan yang selalu membuatnya bosan dan sakit kepala juga.
"Tinggalkan saja gadis itu. Dia sumber sakit kepala kita!"
Tegas dan singkat. Namun mampu membuat Elder terperangah dan langsung bangkit berdiri.
"Kau gila! Bagaimana mungkin? Phobia ku masih belum sembuh, aku masih membutuhkannya!"
Jawaban Elder seketika membuat Jared terdiam. Kedua matanya menatap Elder dengan nanar, karena pemahaman mereka, ternyata berbeda.
Tiba-tiba Jared mengangkat dua sudut bibirnya. Melihat respon Elder, dia mendapatkan sebuah kenyataan yang tidak terduga. Kenyataan tentang sebuah perasaan yang mungkin tidak diakui oleh Elder.
"Kau membicarakan siapa? Aku sedang membicarakan tunanganmu!" tegas Jared dengan serigai puas di wajahnya.
"Bodoh! Coba sesekali kamu pikir. Ketika berhadapan dengan dua wanita itu, siapa yang paling membuatmu tidak nyaman? Itulah wanita yang harus kau singkirkan!"
Elder terdiam, memikirkan hal yang memang harus dipikirkan sejak awal. Mengingat ketika oa berdebat dengan Beyza tadi pagi. Namun perdebatan itu justru membuatnya meninggalkan ciuman manis.
Ya, perdebatan antara ia dan dua gadis dengan respon yang juga berbeda. Reaksi yang tidak sama antara sang maid dan tunangannya sendiri.
Elder menghela napas panjang, kemudian menunduk. Hanya sebentar, sebelum akhirnya dia berbalik dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Jared.
"Hei, mau kemana kau?" tanya Jared sambil berdiri.
"Pulang dan tidur!"
Buru-buru Jared mengambil ponsel yang sejak tadi tergeletak di atas meja. Lalu mengikuti langkah Elder dari belakang, hingga mereka masuk ke dalam mobil bersamaan.
"Mau apa kau?" tanya Elder melihat Jared duduk di sebelahnya.
"Bertemu Samantha. Ada sesuatu yang perlu aku bicarakan dengannya."
Saat mendengar jawaban Jared, Elder sangat ingin bertanya tentang hal yang akan mereka bicarakan. Namun entah mengapa, Elder mengurungkan niatnya dengan cepat.
"Terserah kau saja!"
Mobil besar berwarna putih itu melenggang bebas di jalanan yang tidak terlalu ramai. Perjalanan mereka berdua sangat lancar, tidak terjebak kemacetan ataupun hal yang lain. Hingga 30 menit perjalanan, keduanya sampai di rumah.
Begitu mobil berhenti, Jared buru-buru keluar untuk menerima panggilan dari seseorang yang baru saja masuk. Sambil mengobrol, ia berjalan ke arah kursi yang ada di taman samping.
Namun saat ia berjalan, kedua matanya melihat sesuatu yang tergeletak di atas rerumputan. Rasa penasaran membuat Jared terus berjalan ke depan agar bisa melihat dengan jelas.
"Oh, ****!"
Jared langsung berlari ketika melihat seorang wanita berambut panjang tergeletak tak berdaya. Dengan hati-hati ia merebahkan tubuh wanita itu, lalu memeriksa napas dan nadi.
Betapa terkejutnya Jared ketika melihat wanita itu adalah Beyza. Seorang maid yang selama ini memberikan sebuah terapi ciuman pada Elder.
"Hei, wake up, please! Hei, Beyza!" teriaknya berusaha membangunkan Beyza, namun gadis itu masih menutup matanya erat-erat.
Jared masih berusaha membangunkan Beyza, ketika Elder berlari tunggang langgang setelah mendengar teriakan Jared.
"Damn! Apa yang sudah terjadi?" tanya Elder yang kaget melihat kondisi Beyza, juga jendela kaca yang pecah.
"Ada bau gas di tubuhnya. Kita harus segera bawa ke rumah sakit sebelum semuanya fatal!"
Elder masih diam mematung, melihat Beyza yang tergeletak tak berdaya. Hal itu jelas membuat Jared emosi dan membentak Elder yang terbengong.
"Kenapa diam saja! Cepat bawa!"
Teriakan lantang dari Jared langsung membuat Elder bergerak. Buru-buru ia mengangkat tubuh Beyza, membawanya masuk ke dalam mobil.
Tidak!
Tidak ada yang boleh mati di hadapanku lagi.
Tidak boleh. Tidak boleh!
"Elder, Elder!" teriak Jared saat melihat kedua tangan Elder bergetar hebat.
"Tarik napasmu dalam-dalam. Semua akan baik-baik saja. Dia akan selamat. Dia tidak akan mati!"
"Ya, ya, dia tidak akan mati! Tidak akan!" jawab Elder dengan suara bergetar.
"Cepat! Cepat bawa ke rumah sakit terdekat! Cepat Jared!" teriaknya lantang.
Wajah Elder terlihat pucat pasi, bahkan lebih pucat dari pada Beyza yang tidak sadarkan diri. Kedua tangannya bergetar hebat, seperti tidak dapat terkontrol.
...☆TBC☆...
Bang El paniknya sampe kayak gitu. Jelas ada trauma tersendiri nih. Kepo ya? Kepo?
Sajen dulu di tabur 😏😏
.. terimakasih krna sudah menemani hari2 Halu kami...hehehehehe.. semangat kak othor.. 🥰💪selanjutnya apakah kisahnya Zehra kah ????
....🤣🤣🤣🤣🤣astagaaaa Bang....jangan sampai kau menggila lagi yyaaakkk...,🤣🤣🤣🤣🤣🤣