NovelToon NovelToon
Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Balas Dendam / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:74.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Kau hanyalah sampah yang dipungut dan dijadikan ratu oleh putraku. Bagiku sampah tetaplah sampah! Sampai dunia kiamat pun, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian!"

Cacian begitu menyakitkan telah dilontarkan oleh wanita tua, membuat gadis muda yang bernama Diana Prameswari hanya bisa menangis merutuki nasibnya yang begitu buruk.

Semenjak masih bayi dia sudah terpisah dari orang tua kandungnya, dia ditemukan di semak-semak dan dipungut oleh seorang wanita tua yang tidak memiliki keturunan.

Bertemu dengan seorang pria tampan yang begitu terobsesi oleh kecantikannya dan mengajaknya untuk membina rumah tangga, membuatnya bahagia. Diana berpikir keluarga dari suaminya akan merestui hubungannya, tapi sebaliknya, keluarga suaminya sangat membencinya karena ia hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Mampukah Diana bertahan hidup bersama keluarga suaminya yang tidak pernah menghargainya?

Penderitaan seperti apa yang dirasakan Diana ketika tinggal bersama mertuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Morning Sick

Hampir setiap pagi Diva mengalami morning sick. Usia kandungan juga sudah membesar dan terlihat jelas perutnya membuncit.

Walaupun begitu, ia tak pernah mengeluh meskipun tak memiliki suami.

Yuda dan keluarganya memintanya untuk tetap tenang dan menganggap kehamilan Diva sebagai anugerah, keluarga mereka akan segera memiliki cucu.

"Diva, ini Mama buatkan susu untukmu, mumpung masih hangat, ayo lekas diminum. Nanti kamu waktunya kontrol ke dokter kandungan, biar Mama yang akan menemanimu."

Begitu sangat perhatian Indira walaupun tau anak perempuannya tidak memiliki suami tapi dinyatakan hamil.

Bukannya menyalahkan, selama dia sakit memang tidak mengetahui apapun yang terjadi di keluarganya, jadi dia tak banyak menuntut walaupun Diva mengandung tanpa adanya suami.

"Mama, aku nggak mau minum susu, tambah mual Ma, aku mau istirahat saja, nanti juga akan baikan."

Diva selalu menolak jika diminta untuk minum susu, apalagi minum vitamin untuk kesehatannya. Memang cukup keras kepala, dan sulit untuk dibujuk.

Baginya morning sick sudah terjadi semenjak kandungnya berusia tiga bulan, dan sampai kini ia telah terbiasa dengan keadaannya yang kurang baik.

"Oh astaga! Setiap Mama membuatkan susu, kamu nggak pernah meminumnya! Padahal susu itu sangat baik untuk pertumbuhan janin kamu! Seenggaknya kamu memikirkan cucu Mama, jaga dia dengan baik, jangan bandel kamu Diva! Ayo lekas diminum, Mama nggak akan bawa susu itu pergi sebelum kamu menghabiskannya!"

Hampir setiap pagi Diva selalu gaduh dengan ibunya. Indira sangat memperhatikan tumbuh kembang cucunya, namun Diva merasa baik-baik saja dan tak perlu terlalu diperhatikan.

Diva yang malu terus menerus diomeli, akhirnya meneguk segelas susu hangat itu sampai tandas, alhasil dia kembali mual-mual.

Huek ... Huek ...,,

Kembali Indira panik dan membantu memijit tengkuknya.

Tubuh Diva seketika lemas tak bertenaga. Bahkan untuk berjalan saja dia sampai gemetaran, kehabisan banyak tenaga setelah banyak terkuras cairan dari dalam perutnya.

"Mama itu kalau dibilangin suka ngeyel. Udah dibilangin kalau aku nggak bisa minum susu masih juga dipaksa."

Diva menghempaskan tubuhnya di ranjang besar miliknya.

Tangannya terulur mengusap perut buncitnya yang tinggal beberapa bulan lagi akan melahirkan.

Andai saja dia lahir ditemani oleh Ayah dari bayinya, pasti ia akan senang, tapi sayangnya ia tidak tahu siapa sosok Ayah dari bayinya.

Di sini penghuninya sangat aneh, rumah dokter, hampir seisi rumah dinas sebagai dokter, kenapa nggak satupun yang bisa membantumu untuk mencegah agar tidak mengalami morning sick setiap hari.

Yuda berdinas sebagai dokter syaraf, Arya sebagai dokter THT, dan Alka sebagai dokter bedah, mereka bertiga tak ada yang bisa memecahkan masalah Diva.

Yuda dan Arya jelas tidak begitu mengerti mengenai keluhan ibu hamil, beda dengan Alka, dia dokter ahli bedah, sudah banyak pasien wanita yang melakukan operasi dan membutuhkan tenaganya, tapi Alka tidak berani memberikan saran pada Diva, wanita itu cukup sulit untuk didekati.

"Udah la ma, nggak usah nyalahin mereka yang berprofesi sebagai dokter. Papa sama Kakak itu bukan ahlinya dokter kandungan, jadi mereka tidak mengerti bagaimana keluhan orang hamil. Percuma saja Mama mau ngomelinnya, nggak bakalan nyambung."

Diva langsung memberikan teguran pada ibunya agar tidak selalu menyalahkan Ayah dan juga kakaknya.

Hampir setiap hari mereka kena omelan karena tidak bisa membantunya untuk menyelesaikan masalah kecil yang tengah di alaminya.

"Iya kalau Papa dan kakakmu mungkin tidak begitu paham dengan kondisi wanita hamil, tapi kan tidak dengan dokter Alka. Kurasa dokter Alka cukup mengetahui keluhan wanita hamil, kan dia dokter bedah, tentunya ada kerja sama juga dengan dokter kandungan."

Alka yang baru pulang  dinas mendengar namanya disebut, diapun memutuskan untuk berhenti tepat di depan pintu kamar Diva yang tertutup separuh.

Dia yakin kedua wanita yang ada di dalam ruangan itu tengah membicarakannya, namun ia tidak paham, apa yang tengah dibicarakan oleh mereka.

"Perasaan tadi namaku disebut? Ada apa ya? Apakah Diva benar-benar menginginkanku pergi dari sini?"

Beberapa kali bertemu dengan Diva, wanita itu selalu menunjukkan kejutekannya.

Beberapa kali juga Diva menyarankan agar kakaknya mengusirnya dari rumah itu, tapi Arya diam, mungkin dia tidak tega untuk mengusirnya.

Dengan wajah lesunya, Alka mencoba untuk melihat Diva yang ada di dalam, tapi lagi-lagi, pandangannya terhalangi oleh pintu, dan dia tidak punya keberanian untuk membuka pintunya.

"Padahal aku ingin melihatnya setiap saat. Dengan aku melihatnya, aku bisa mengenang istriku. Wajahnya sangat mirip dengan istriku, kalaupun Aku disuruh sewa kamar ini dengan harga tinggi, pasti akan kulakukan, asalkan aku tetap bisa memandanginya."

Bukannya cinta, Alka hanya kagum dengan kecantikan yang dimiliki oleh Diva.

Kenangan yang tidak bisa dilupakan saat ia melihat kemiripan yang ada di wajah Diva.

"Aku tidak banyak berharap agar dia bisa dekat sama aku, tapi setidaknya untuk mengurangi rasa kerinduanku, aku bisa memandanginya. Gelagatnya, caranya bicaranya sama persis seperti Diana. Hanya saja Diana terlalu diam dan dia banyak omongnya."

Lamunan Alka buyar saat pintu kamar Diva terbuka.

Indira yang keluar dengan membawa gelas bekas susu juga terkejut mendapati keberadaan Alka di depan kamar putrinya.

"Loh, nak Alka baru pulang ya?"

Untuk mengurangi kecanggungannya, Indira berbasa-basi menyapa Alka.

Ia berpikir Alka mendengarkan obrolannya yang cukup keras dan menyangkut namanya.

"Iya Tante, baru saja saya tiba. Bagaimana kondisi Diva Tante, apa dia baik-baik saja?"

Dengan berbasa-basi, Alka bisa mengurangi rasa canggungnya.

Kecerobohannya tengah mengintip kedua wanita itu hampir ketahuan. Jika ketahuan Indira mungkin masih bisa dimaafkan, tapi kalau Diva yang mengetahuinya, sudah pasti wanita itu akan mencaci makinya.

"Gimana ya nak Alka? Mau dibilang baik tapi kondisi Diva setiap hari selalu mual, dia mengalami morning sick setiap hari. Tante sampai kasihan, badannya lemas banget, tapi ya gitu, dia emang keras kepala dan susah untuk dibilangin. Rencana Tante pagi ini mau bawa dia ke rumah sakit untuk periksa kandungan, tapi kayaknya dia nolak, katanya kemarin habis diperiksa, kenapa harus diperiksa lagi? Sudah jelas-jelas kandungannya baik-baik saja, dan nggak perlu dikhawatirkan."

Indira mencurahkan kegelisahannya pada Alka. Dia berharap agar Alka memberikan saran dan bantuan untuk mengurangi rasa mual yang dialami oleh putrinya.

"Morning sick itu biasa terjadi pada wanita hamil di usia 3 sampai 5 bulan Tante, setelah itu juga akan hilang dengan sendirinya. Memang setiap ibu hamil memiliki keluhan yang tidak sama, jadi saya rasa nggak  ada yang perlu ditakutkan, karena itu sudah menjadi bawaan bayi."

Ucapan Alka yang begitu lembut dan sopan membuat Indira terhipnotis.

Alka begitu baik, bukan karena dia menyukai Alka, tapi melihat Alka yang begitu sabar dan perhatian, ia memiliki harapan untuk dijadikannya menantu.

"Bak Alka baik sekali. Wanita yang akan menjadi pendamping nak Alka pasti sangat senang, selain baik, nak Alka juga begitu perhatian. Andai saja Diva masih perawan, mungkin saya akan senang jika nak Alka mau menjadi menantu saya."

1
Rara Nospan
makin seru
Rara Nospan
jangan egois dong Arya
Rara Nospan
jgn² wanita ular yg dimaksud dr.Yuda adalah mertuanya Diana
Rara Nospan
sadis bangat😭😭😭
Rara Nospan
bikin emosi bacanya😡
Heryzal Chanharja
bagai mana dgn karin selesai begitu aja
Eni Eni
masa alka tidak punya fotonya diana.... memangnya ini jamannya apa....
Dessy Christianti
Luar biasa
Dessy Christianti
Lumayan
Muhyati Umi
kesalahan aeka juGa. sudah tau ibunya ga suka malah suruh tinggal serumah bahkan ditinggal pula
Muhyati Umi
apakah Diana anaknya dr Yuda?
Muhyati Umi
orang jahat cocoknya cama orang jahat. maleka sama Karin sama2 jahat
Muhyati Umi
harusnya alka mencarikan tempat yang aman dan nyaman buat istri sudah tau keluarnya kek gitu. Carikan aja rumah kontrakan daripada serumah dengan mertua jahay
Srie Sifa
akhirnya ketemu keluarganya
Mimy Laxmy Devee
mantap
Mimy Laxmy Devee
dokter lebih tau dgn tes DNA, kok tidak dilakukan ya
Riya Umar
Kecewa
Riya Umar
Buruk
Ipoen She Mandja
lanjut lagi donggg
Sumar Sutinah
hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!