NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Putri Ku.

Istri Pilihan Putri Ku.

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak terpikirkan oleh Sabrina lulus kuliah kemudian menikah. Pertemuanya dengan Afina anak kecil yang membuat keduanya saling menyayangi. Lambat laun Afina ingin Sabrina menjadi ibu nya. Tentu Sabrina senang sekali bisa mempunyai anak lucu dan pintar seperti Afina. Namun tidak Sabrina sadari menjadi ibu Afina berarti harus menjadi istri Adnan papa Afina. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Sabrina berperan menjadi istri Adnan dan menjadi ibu sambung Afina???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah penantian.

Hari-hari di lalui Sabrina bersama Adnan yang namanya rumah tangga pasti selalu ada bumbu pertengkaran kecil. Dan sudah pasti cemburu buta yang ditunjukkan Adnan kadang berlebihan. Namun jika masih dianggap wajar Sabrina menyikapi secara dewasa. Menjalani rumah tangga yang sudah satu tahun lebih Sabrina lewati. Ia semakin tahu apa yang Adnan tidak suka. Tentu sebisa mungkin Sabrina hindari demi rumah tangganya agar harmonis.

Selama itu pula Isabella tidak mengganggu ketenangan rumah tangga mereka.

"Non... sarapan dulu," bibi mengantarkan sarapan pagi ke kamar, karena Sabrina sedang tidak enak badan.

"Mas Adnan kemana Bi?" Sabrina heran biasanya suaminya selalu membangunkan dirinya. Setelah subuh tadi Sabrina memang tidur kembali karena kepalanya sakit.

"Tuan Adnan sudah berangkat, sengaja tidak membangunkan Non Ina," kata bibi. Sebelum berangkat Adnan berpesan agar bibi memperhatikan istrinya.

"Tuan juga pesan Non, sebaiknya Non tidak usah masuk kuliah," kata bibi Adnan akan minta ijin pada dosen.

"Sudah tidak ada kuliah kok Bi," Sabrina memang sudah tidak ada kuliah, ia sibuk menyelesaikan tasis.

"Orang saya cuman pusing saja kok Bi, sekarang juga sudah baikan" Sabrina menganggap suaminya berlebihan.

Sabrina tahu suaminya sekarang sedang sibuk persiapan ulang tahun kampus yang ke 20 tahun. Kadang pagi-pagi sekali sudah berangkat, dan pulang pun sampai malam.

"Terus Afina Bi?" Sabrina merasa bersalah karena tidur kembali hingga tidak sempat membangunkan Afina.

"Afina sudah berangkat juga Non. Non Ina jangan khawatir bibi tadi mengurus segala sesuatunya," ujar bibi. Melegakan Sabrina.

"Ya sudah Non, sebaiknya sarapanya dimakan dulu," titah bibi.

"Terimakasih Bi, nanti pasti aku makan kok," Sabrina minta bibi meletakkan makanan di meja sebab ia terasa mual.

"Non, hamil kali... biasanya kan orang hamil jika pagi suka mual sama pusing" tutur bibi. Sambil meletakan sarapan di meja kamar.

"Hamil... Bi?" Sabrina terkejut.

"Ya kali saja, ya sudah Non, bibi mau lanjut beres-beres," bibi keluar dari kamar setelah di iyakan oleh Sabrina.

Sabrina mengingat-ingat kapan terakhir kali ia datang bulan. Ia sampai lupa tidak memperhatikan dirinya karena sibuk mengurus keluarga, kuliah, dan saat ini sedang membuat tesis.

Sabrina bangun dari tidurnya yang pertama ia lakukan adalah membereskan tempat tidur, mandi kemudian salin baju.

"Bi saya mau ke apotek sebentar ya," pamitnya, setelah sampai di bawah. Sudah tampak rapi dan cantik dengan baju setelan.

"Mau apa Non, mau beli obat? Biar bibi saja?"bibi yang hendak mengepel ia tunda dulu, mengejar Sabrina ke depan. Adnan sudah pesan bibi tentu tidak akan membiarkan Sabrina pergi sendiri.

"Bentar Bi," jawabnya, kemudian mengeluarkan motor. Sabrina sudah beberapa bulan ini sudah diperbolehkan membawa motor sendiri, tetapi bukan pemberian Abdullah ketika itu, melainkan Adnan yang membelikan motor khusus untuk wanita.

"Hati-hati Non" bibi akhirnya mengalah membiarkan Sabrina pergi.

Sabrina mengendarai motor menuju apotek terdekat. Ia berniat membeli test pack jika di lakukan pagi hari biasanya hasilnya akurat. Sebab urine masih pekat. Ia yakin jika ia memang hamil saat melihat kalender tadi ternyata sudah tiga bulan tidak menstruasi. Dengan semangat yang luar biasa karena ingin segera tahu hasilnya ia akhirnya sampai tempat yang di tuju.

"Mbak, saya mau beli test pack yang bagus," kata Sabrina berdiri di depan etalase.

"Ada Mbak," penjaga apoteker segera mengambil tiga merk test pack yang berbeda dan menjelaskan mana yang lebih bagus, kemudian membayarnya. Sudah mendapatkan yang dicari, Sabrina kembali pulang.

"Oh cepet pulang Non, saya kira lama, soalnya saya takut di marahi Tuan, karena sudah membiarkan Non pergi sendiri,"tutur bibi tampak lega. Ketika mendengar suara motor Sabrina, bibi segera membuka pagar.

"Bibi... sama saja, seperti Mas Adnan. Lebai..." kedua nya lantas tertawa. Sabrina segera kembali ke kamar membuka test pack membawa nya ke kamar mandi.

Sabrina segera memasukan urine ke dalam gelas kecil lalu memasukan tast pack.

Ia angkat tast pack memperhatikan dengan cermat terdapat dua garis. Sabrina kembali keluar dengan kebahagiaan yang membuncah. Ia usap perutnya lembut. Penantiannya kini telah terwujud.

"Fina... kamu akan punya adik Nak" gumamnya.

Sampai di tempat tidur handphone nya bergetar tetapi ketika ia akan angkat sudah mati. Ia ambil benda canggih itu kemudian menelisik siapa yang menghubungi.

"Mas Adnan? Gumam Sabrina. 5 kali panggilan rupanya tidak ia ketahui kemudian menghubungi suaminya kembali.

"Ina, kamu baru bangun?" tanya Adnan di seberang telepon.

"Iya" jawab Sabrina.

"Pasti belum mandi kan, pantas... baunya sampai di sini," kelakar Adnan terkekeh.

"Kata siapa belum mandi Mas, aku sudah mandi kok, makanya aku tidak mendengar kalau Mas tadi telepon" Sabrina kemudian mencari posisi duduk yang nyaman agar nyaman untuk ngobrol..

"Mas sih nggak mau bangunin," ia cemberut.

"Kamu tuh lagi sakit, sekarang bagaimana, sudah lebih baik belum?"

"Sudah..."

"Ya sudah, kamu istirahat saja, jangan pikirkan Fina biar aku yang jemput,"

"I love you..."

"Love you too..."

Obrolan di handphone sudah selesai Sabrina segera meletakkan handphone kemudian makan pagi. Walaupun mual ia habiskan sebab ada bayi di dalam perut.

Ia kemudian duduk di kursi meja belajar membuka lap top melanjutkan menulis tasis tidak terasa hingga siang hari.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum..." suara cempreng terdengar dari luar kamar.

"Masuk sayang..." Sabrina menjawab.

"Bunda.... kata Papa, Bunda sakit ya?" Afina langsung memeluk Sabrina dari belakang menempel kan pipinya di pinggang. Ia saat ini sudah mengenakan seragam sekolah merah putih.

"Nggak sakit kok, cuma pusing sedikit, tapi Papa kamu berlebihan," adunya. Ia usap kepala putrinya yang masih mengenakan kerudung.

"Sekarang Afina bersih-bersih dulu gih, salin baju" titah Sabrina.

"Okay Ma" Afina pun berlari-lari kecil masuk ke kamar nya sendiri.

"Loh, kamu sudah menulis lagi? Memang sudah nggak sakit kepala?" tanya Adnan kali ini sudah salin baju, jika belum pasti ia tidak akan di ijinkan menyentuh istrinya itu.

"Sudah..." Sabrina candak tangan Adnan kemudian menciumnya.

"Capek juga ya" Adnan merebahkan tubuhnya di kasur.

"Makan siang dulu baru tidur Mas..." nasehat Sabrina.

"Sepuluh menit saja" ucapnya. Sebab setelah dzuhur Adnan akan kembali ke kampus.

Sabrina membiarkan suaminya tidur. Ia pandangi wajah tampan itu memang terlihat lelah. Sabrina menyelimuti suaminya kemudian menemui Afina di kamar.

"Bagaimana sekolah kamu hari ini?" tanya Sabrina ketika sampai di kamar Afina yang sudah tiduran juga. Bocah itupun sudah salin baju. Aturan yang di terapkan Sabrina di rumah ini berjalan tertib.

"Aku dapat nilai 100 Bun" celoteh Afina.

.

1
Andi Bahraeni
Luar biasa
Runik Runma
huh dasar
Soraya
mampir thor
Arin
/Heart/
Vicki Andrian
pengen tk pites adnan
fajar Rokman.
mampir thor
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Ria Bionde
Luar biasa
Nining Moo
gengsi,,,genhsi aja Jangan afina yg jadi alasan padal mau🤣
Nining Moo
jangan jangan si alfin bukan anaknya adnan🤔🤔🤔
Samaniah
anak sambung q pun kl manggil q mama,sdgkan manggil ayahnya bapak..
lbh gk nyambung lg 🤣🤣🤣🤣
Samaniah
istri dr jalan,,🤣🤣
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Sitipatimah
Lumayan
himawatidewi satyawira
waduuh nenek pnh modus
himawatidewi satyawira
111-222 ma anknya..
himawatidewi satyawira
beli asahan linggis di tk bangunan nan..
himawatidewi satyawira
ayoo nan.
hajar bello
himawatidewi satyawira
kl fina sdh ditemukan bakalan ngajak jln" pake mobil baru itu..gitu lho mbak
himawatidewi satyawira
hajar man..suruh berdiri di pojokan, angkat kaki dua"nya jg tngn diikat, mulut dilakban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!