NovelToon NovelToon
Terpaut 20 Tahun

Terpaut 20 Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang / Beda Usia / Teen Angst / Persahabatan
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: ria aisyah

Cinta akan menemukan pemiliknya. Sebuah ketidaksengajaan, keterpaksaan, dan perjodohan, bisa menjadi jalan untuk menyatukan dua hati yang berbeda.

Seorang gadis SMA bernama Aira, terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang duda bernama Affan yang merupakan ayah sahabatnya, Faya.

Mengapa pernikahan itu bisa terjadi?

Akankah pasangan beda usia itu bisa saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ria aisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Sebuah Rencana

Posisi Affan yang membelakangi pria itu membuatnya tidak bisa melihat kedatangannya. Namun, Aira melihatnya. Meskipun begitu dia tidak mengenal siapa pria itu.

Aira menyentuh tangan Affan dengan ragu untuk memberitahukan kedatangan pria asing yang hampir sampai di tempat duduk mereka. Affan meletakkan berkasnya lalu berbalik mengikuti arah pandang Aira.

Pria yang datang itu terlihat sangat familiar, tetapi Affan tidak ingat siapa namanya. Mereka saling berpandangan satu sama lain dan Affan pun berdiri menyambutnya.

"Affan! Apakah kamu melupakan teman lamamu ini?" tanya pria itu.

Affan tersenyum. Dia benar-benar lupa siapa pria itu. Hanya sedikit saja dia mengingat wajahnya tetapi selebihnya dia tidak ingat apapun.

"Astaga, Affan! Aku Roland!" pekiknya sambil menepuk dahinya pelan.

"Ah, iya, Roland. Aku baru ingat. Kita dulu sekolah di SMA yang sama, ya? Assalamualaikum, Roland, apa kabar?" Affan mengulurkan tangannya.

"Wa'alaikum salam. Seperti yang kamu lihat." Roland membalas jabatan tangan Affan lalu melepaskannya.

Sesaat kemudian Roland melirik ke arah Aira dan beberapa orang yang duduk di meja yang sama dengan Affan.

"Maaf, sepertinya kamu sedang sibuk. Bolehkan aku minta nomer ponsel kamu?" tanya Roland lagi.

"Boleh. Sebentar aku ambil kartu namaku." Affan mengeluarkan dompetnya lalu mengambil sebuah kartu nama untuk diberikan kepada Roland.

"Terimakasih, aku akan menghubungimu setelah ini. Sampai jumpa!" Roland segera pergi dari sana tanpa berniat untuk memperkenalkan dirinya pada orang-orang yang sedang bersama Affan.

Affan kembali ke mejanya dan melanjutkan meeting. Mereka membicarakan proyek kerjasama yang akan di lakukan dalam pembangunan pabrik baru milik Pak Dirga.

Sania terlihat begitu cakap untuk menjelaskan poin-poin penting dalam detai proyek yang akan dimulai satu bulan lagi tersebut. Sedangkan Bimo menjelaskan perincian anggaran dan bahan serta menawarkan beberapa pilihan pada Pak Dirga.

Beberapa hari ini Affan telah menyusun rekapitulasi tentang pembangunan mega proyek ini sehingga tidak ada kesalahan. Dia juga meminta pendapat Bimo dan diperiksa ulang sebelum meeting dilakukan.

Aira hanya menjadi pendengar saja. Dia hanya duduk menikmati segelas minuman yang disajikan oleh pelayan kafe. Tidak ada yang bisa dilakukannya karena dia tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

'Aku tidak tahu harus apa, tapi tidak mungkin juga pergi dari sini. Om Affan terlihat keren saat memberikan presentasi. Tidak kalah keren sama Om Bimo.' Aira melamun sambil terus memandangi wajah Affan.

Sania meliriknya penuh kedengkian di sela-sela obrolan mereka.

Setelah lebih dari satu jam berdiskusi, mereka pun akhirnya selesai. Aira bernapas lega dan berharap bisa segera pulang setelah ini.

Affan dan Pak Dirga berpisah diparkiran. Mereka memasuki mobil masing-masing dengan tujuan yang berbeda.

"Aira, aku masih ada satu meeting lagi. Kamu tidak apa-apa, kan, kalau ikut kami lagi?" tanya Affan sambil membetulkan kacamatanya.

'Yah, aku harus jadi patung lagi. Hiks, mana aku masih pakai seragam SMA lagi.' Aira meringis.

"I-iya, Mas. Tidak apa-apa." Hampir saja Aira lupa memanggil Affan dengan Om lagi.

Affan tersenyum mendengar jawaban Aira. Tangannya meraih sebuah map lalu membukanya.

Sesaat kemudian Affan berhenti seperti sedang mengingat sesuatu. Dia melirik ke arah Aira lalu beralih menatap Bimo.

"Bim, kamu berhenti di butik terdekat, ya! Aku lupa jika Aira masih memakai seragam," ucapnya.

"Baik, Boss!"

Aira tersenyum. Akhirnya Affan mengerti apa yang dia inginkan.

****

Di tempat lain,

Roland mengirim pesan untuk Amanda dan mengajaknya untuk makan siang di restoran yang tidak jauh dari perusahaan Affan. Dia berangkat lebih dahulu dan menunggu Amanda di sana sesaat sebelum jam istirahat tiba.

"Hai!" sapa Amanda saat dia tiba di hadapan Roland.

"Hai, Sayang!" Roland berdiri lalu mereka saling beradu pipi.

Roland menarik kursi untuk Amanda lalu kembali duduk.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Roland sambil menunjukkan buku menu.

"Kentang steam sama tuna setengah matang saja. Minumnya, em ... lemon ice aja." Amanda mengembalikan buku menu pada pelayan.

"Aku Sweet omelette sama orange juice saja." Roland memesan makanan yang berbeda.

Amanda terlihat kurang bersemangat. Sejak kejadian yang dia lewati bersama Roland tempo hari, dia merasa tubuhnya tidak nyaman. Itu adalah pengalaman pertamanya melakukan hubungan intim dengan seorang pria.

"Wajahmu terlihat pucat, Amanda. Apakah kamu sedang sakit?" tanya Roland setelah mengamati Amanda untuk beberapa saat.

Amanda memegangi leher bagian belakang lalu menggerakkan kepalanya untuk melemaskan ototnya yang tegang.

"Aku tidak sakit. Hanya saja badanku sedikit pegal."

Roland mendekatkan bibirnya ke telinga Amanda lalu berbisik, "Itu karena kamu belum terbiasa untuk melakukannya. Bagaimana kalau malam ini kita lakukan lagi."

Tangan Roland menyibak rambut Amanda dan membuat bulu romanya meremang. Amanda merasakan getaran hangat mengalir di dalam darahnya. Terbayang kembali momen romantis yang dia lakukan bersama Roland tempo hari.

"Kamu hanya menginginkan tubuhku tanpa berniat untuk menikahiku. Yang benar saja." Amanda berpura-pura kesal.

"Sedang aku pikirkan. Satu hal yang ingin aku katakan padamu saat ini adalah aku sangat bahagia bisa bertemu lagi denganmu." Roland memegang tangan Amanda dan mengusapnya dengan lembut.

Amanda tersipu. Saat ini hatinya berbunga-bunga menerima perlakuan Roland. Sejenak dia bisa melupakan rasa patah hatinya pada Affan.

Setelah makan siang itu, Roland kembali ke apartemennya. Dia duduk di dekat jendela lalu menatap jauh ke luar. Tangannya memainkan kartu nama Affan dengan memutar dan membolak-balikkannya.

"Aku harus mulai bertindak. Kamu tidak boleh terlalu lama bersenang-senang, Affan. Aku ingin menghancurkan usahamu untuk membalaskan sakit hati Amanda." Roland tersenyum jahat.

Sebenarnya Amanda tidak pernah memintanya untuk membalas dendam pada Affan. Bahkan dia tidak tahu apa yang direncanakan oleh Roland.

Roland terlihat sedang menghubungi ayahnya yang saat ini tinggal di luar negeri. Dia berbicara kepadanya untuk mengambil alih sebuah perusahaan kontruksi yang dipegang oleh pamannya.

Ayah Roland merasa heran, ada dua perusahaan lain yang bergerak di bidang jual beli properti dan ekspor impor. Seharusnya Roland memilih itu, tetapi Roland menolak dan memilih perusahaan kontruksi tersebut.

Alasannya untuk mengambil kontrak besar dan bekerjasama dengan sahabatnya membuat ayah Roland merelakan perusahaan itu diambil alih oleh putranya.

Roland tersenyum senang. Segera dia mematikan ponselnya dan bersiap untuk pergi ke perusahaan milik orang tuanya itu. Pamannya tetap bekerja di sana dan menjadi penasehatnya sesuai dengan perintah ayahnya.

Selama ini Roland tidak pernah bekerja dan hanya bersenang-senang saja. Latar belakang keluarganya sebagai orang kaya membuatnya tidak ingin bersusah payah bekerja. Kedua orang tuanya juga tidak mewajibkan dia bekerja dan hanya sesekali membawanya pergi ke perusahaan untuk diperkenalkan pada rekan bisnis ayahnya.

'Tunggu saja Affan, aku pasti akan membuat kamu bangkrut!' Roland meraih jasnya lalu melenggang pergi meninggalkan apartemennya.

****

Bersambung ....

Kak numpang promo novel karya temanku, ya. Semoga berkenan mampir, terimakasih...

1
Rina Herfina
cerita bagus ,TPI aku orang nya suka baca TPI tak suka komentar
Mamah Alfa
lanjutan nya apa thor
nur
kapan kehidupan faya?
Ei_dach v_3 yah🥰
ceritanya bagus... pembahasan nya nggak berbelit-belit..suka saya suka...😁
harwanti unyil
itu lh hukum alam
harwanti unyil
wah belah duren
Nurul Umilhuda
ceritanya sangat bagus
Mariya Retno
lanjutannya mn mb
sari emilia
aku bc dr bab 70 lgsung loncat k bab 109 😄😄😄 pusing mslh nya bc nya byk muncu pemeran baru n byk drama muter2...jd bc yg langsung tamat aja kn kelar
sari emilia
asli spt drama indosiar
sari emilia
😃😃😃😄 ada ga novel yg ky jiplakan drama indosiar 😝😝
sari emilia
mk nya paya aira goblok jgn d pelihara 😄😄😄
sari emilia
aku paling tdk sk wntia muslimah yg taat kt crt nya tp sk bohong jujur aja knp....kl aku sll jujur sm suami apalg kl mrs terancam....jd tdk sk dgn aira...
sari emilia
jgn salah anggie org kampung itu meski tp sangat cantik2 alami bkn spt km cantik krn riyasan menor...km ank2 kampung ini jarang dandan
sari emilia
😆😆😆 yg sampai sekarng msh masuk dlm pola pikir ku ank umur 20 msh SMA kls 2 🤪🤪 gmn crt nya emg mrk b2 oon sampai jd siswa abadi...thor yg bnr aja...ank SMA kelas 2 itu paling banter 16/17 thn 😇😇
Sedang Bertapa: Kalau membaca dipahami dulu mb... kelas 12 itu sama dengan 3 SMA... Terpaut 20 Tahun itu artinya beda 20 tahun bukan umur 20 tahun... Di bab sebelumnya sudah dijelaskan jika istri Affan meninggal 18 tahun yg lalu artinya Faya dan Aira 18 tahun dan Affan 38 tahun di mana mereka beda 20 tahun... paham???
total 1 replies
sari emilia
kl bc sinopsisnya aira ank SMA...ms sdh umur 20 thn...atau paya yg umur nya sdh 20 thn tp otak nya aga lemot jarang naik kelas jd umur sdh 20 thn msh SMA 😄😄
Dadang Yuliadi
sangat bagus
dina
keren
Ani Vabbiani
suka thor sama ceritanya
Ani Vabbiani
mampir thorrr...semangatttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!