Terpikat Pesona Gadis Lugu

"Hai, sendirian di sana apa kau tidak bosan nona?"

Raisa menoleh, senyum nya mengembang pada pria yang ia ketahui sebagai kaki tangan Yoga.

"Kenapa anda ke sini?" tanya Raisa.

Niko menggeleng, ia ikut duduk bersama Raisa di tepi kolam ikan di taman belakang rumah Yoga.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu mu nona?" tanya Niko.

Raisa tidak langsung menjawab, ia menunduk dan menarik nafas dalam. Sungguh kehidupan nya sekarang sangat berat.

"Dulu, aku hanya memiliki masalah tentang papa dan mama tiri ku. Tapi... Kehidupan ku tidak seberat ini, aku masih bisa tertawa dan bahagia bersama orang orang yang menerima ku" lirih Raisa.

"Apa kau merasa tertekan berada di sisi Tuan?" selidik Niko.

Raisa menggeleng, dirinya sungguh tidak merasa tertekan berada di sisi Yoga. Namun, ia merasa sedikit aneh. Apa ia harus melalui semua ini dengan tuan muda tanpa ikatan? apa dirinya harus berjuang seperti ini?

Raisa merasa sangat bingung dan bimbang. Apa yang sedang ia perjuangkan, ia tidak tahu.

"Nona, Sekarang coba kau pikirkan dan jawab sesuai dengan yang ada di hati mu pertanyaan dari ku" kata Niko.

Raisa menatap nya, lalu mengangguk pelan.

"Apa kau memiliki alasan lain untuk tinggal bersama tuan muda?"

"Aku tidak memiliki nya, aku terikat di sini karena tuan telah membeli ku pada orang tua ku" jawab Raisa.

Niko tersenyum, mungkin pertanyaan nya belum mengenai sasaran dan membuat Raisa tidak mengerti.

"Pertanyaan selanjutnya, apa kau menyukai tuan muda? apa ada perasaan lain di hati mu?"

Raisa terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Karena sejujurnya Raisa tidak mengerti dengan perasaan nya.

"Jika nona tidak memiliki perasaan untuk tuan muda, maka lebih baik nona memilih pergi dari sekarang l." ucap Niko membuat Raisa kaget.

"Kenapa aku harus pergi, bukan kah aku milik tuan muda?"

"Yah, memang. Tapi ada alasan lain yang membuat tuan muda mau membeli mu " jawab Niko lagi.

"Alasan? " Raisa jadi bingung dan penasaran. "Alasan apa yang membuat tuan muda membeli ku??"

"Nona memang lugu, karena itu nona tidak menyadarinya. Tuan muda menyukai mu nona, apa kau tidak merasa tuan muda memperlakukan mu seperti ratu?? dia hanya ingin diri mu bersama dengan nya!" jelas Niko.

Raisa kembali terdiam, ia menunduk tidak percaya dengan apa yang baru saja Niko beritahu. Yoga menyukai dirinya??.

"Pikirkan baik baik nona, jika kau menyukainya juga, maka kau harus menjadi kuat agar diri mu bisa menjaga tuan muda! kau harus berani untuk melindungi diri mu juga. Jangan biarkan mereka menganggap mu lemah dan dengan mudah menjatuhkan mu dari tempat yang sangat tinggi ini"

Setelah mengatakan semuanya, Niko berlalu pergi. Raisa malah tidak menyadari kepergian nya.

"Tapi tuan_-?"

Niko sudah tidak ada, Raisa menoleh ke kiri dan kanan mencari keberadaan Niko.

"Dia seperti hantu" lirih Raisa.

Niko tersenyum dari kejauhan, mengingat ia berbicara dengan Raisa berdua di kolam dan sekarang hasil nya sudah terlihat.

"Lugu tapi cerdas" gumam Niko berlalu pergi. Ternyata ia menyaksikan setiap apa yang terjadi pada Raisa.

Kejadian di pantai, Niko juga melihatnya. Ketika hendak menolong Raisa, Niko tertahan melihat Raisa yang mulai melawan dan bisa membalas Gladies. Ucapan nya sangat di pegang oleh Raisa, dan itu membuat Niko bangga.

...----------------...

"Kekasih ku, apa dirimu lapar?" tanya Yoga.

Raisa yang tengah duduk di sofa kamar Yoga menoleh sebentar, kemudian menggeleng pelan.

"Aku sudah kenyang makan bersama mu di kantor" jawab Raisa kembali menatap ke layar televisi.

"Itu hanya makan siang sayang, Sekarang jadwalnya makan malam" ucap Yoga sembari menghampiri Raisa.

"Sayang" panggil Yoga lagi. Ia menatap wajah Raisa yang bersemu merah. Gadis itu malu ternyata di panggil sayang oleh Yoga.

"Kenapa memanggil ku begitu?" seru Raisa pelan.

"Kenapa? apa ada yang salah? kita sepasang kekasih bukan?" tanya Yoga.

"Tapi belum sah!" dengus Raisa. Mood nya berubah seketika. Entah apa yang membuat gadis itu berubah menjadi galak seperti itu.

"Ada apa?" tanya Yoga.

Raisa tidak menjawab, ia berlalu pergi keluar dari kamar.

"Apa yang salah dengan nya???" Yoga menatap heran kepergian Raisa.

"Sayang!!!!" panggil Yoga, ia memutuskan untuk menyusul Raisa keluar.

Tiba di ruang makan, Raisa meminta Titi untuk mengambilkan nya makanan. Ia harus makan tapi malas untuk menyiapkan nya.

"Titi aku mau makan ayam bakar" ucap Raisa ketus.

"Ada apa ???" tanya Titi penasaran. Bukan nya melakukan apa yang Raisa perintahkan, kepala pelayan itu malah menghampiri Raisa dan duduk di samping nya.

"Apa ada masalah antara nona muda dan tuan muda?" tanya Titi penasaran. Pelayan yang juga mendengar pembicaraan mereka malah ikut berhenti dan berdiri di dekat mereka.

Raisa tidak menjawab, ia malah menunduk membisu, tuan muda memang menyebalkan baginya, jadi mood nya sangat buruk sekarang.

"Apa aku membayar kalian untuk bergosip seperti ini?????"

Titi dan pelayan lain langsung berhamburan pergi, mereka sangat terkejut mendengar suara Yoga.

"Maaf tuan muda" ucap mereka lalu pergi masuk ke dapur.

Yoga menggeleng, entah mengapa ia bisa memiliki pelayan seperti mereka.

"Kenapa tuan di sini!" ketus Raisa.

Yoga menghela nafas, lalu menari kursi sebelah Raisa. Menarik tangan Raisa dan menggenggamnya.

"Apa ada sesuatu yang membuat mu marah?? apa aku melakukan kesalahan?" tanya Yoga lembut.

Raisa menggeleng, Yoga memang tidak membuat kesalahan padanya. Tapi, Yoga membuat hatinya tidak nyaman dan pria itu tidak peka.

"Lalu kenapa kekasih ku ini malah marah dan ketus kepada ku?" tanya Yoga lagi.

"Tidak apa apa, aku hanya lapar" jawab Raisa.

Yoga mengerut, ia yakin Raisa sedang berbohong. Tadi gadis ini mengatakan jika dirinya sudah kenyang, dan sekarang dirinya mengaku lapar. Apa sebenarnya yang Raisa inginkan??

"Dasar cewe, mau nya main tebak tebakan terus" dengus Yoga dalam hati.

Cukup lama mereka saling diam di meja makan, tak ada satu pun yang mau memulai percakapan. Sampai Titi datang membawa ayam utuh bakar dan menghidangkan di atas meja.

Titi bingung, kedua nya saling diam dan pelayan itu mampu merasakan ada nya suasana canggung antara kedua majikan.

"Apa kalian tidak mau ayam nya??" tanya Titi. Ia bersiap ingin membawa kembali ayam bakar ke belakang.

"Bawa jika kau tidak sayang nyawa" ancam Raisa pelan.

"Maaf nona, saya pikir anda tidak lapar" kekeh Titi.

Yoga tersenyum, ia mengambil potongan ayam bakar dan meletakkan nya ke dalam piring.

"Ayo sayang, makan. Aku akan menyuapi kekasih tercinta ku makan sampai kenyang" ujar Yoga seperti ibu yang sedang membujuk anak nya. Suara Yoga juga di buat buat seperti suara anak kecil gitu, membuat Raisa merasa lucu dan tergelak.

"Nahhh akhirnya tertawa juga" sahut Yoga lega.

"Ayo makan sayang, nanti keburu dingin" ujar Yoga menyuapi ayam dan nasi ke mulut Raisa.

"Terimakasih" sorak Raisa dengan mulut yang penuh oleh nasi.

Titi kembali ke dapur, ia merasa senang jika melihat Yoga dan Raisa akur. Sangat Jarang melihat Yoga bersikap seperti itu, dulu sejak mama nya meninggal, Yoga hidup bagai patung. Tidak ada ekspresi dan juga tawa.

Melihat senyum nya, bagaikan melihat gerhana matahari yang terjadi sekali dalam beberapa waktu yang lama.

"Tuan kalau senyum gitu manis yah" tutur pelayan yang mengintip dari dapur.

"Cocok banget sama nona yang cantik dan baik hati" sahut yang lain.

"Mereka paket complete, gak ada cela nya. Nona yang baik hati mampu meluluhkan es batu dan juga patung monster" lenguh mereka yang di akhiri oleh tawa.

Tawa itu tiba-tiba terhenti ketika Titi datang dan menatap sinis pada mereka.

"Apa yang sedang kalian tertawaan??" marah Titi.

"Maaf ketua, kami kembali bekerja" sahut mereka langsung bubar dan kembali ke dapur.

Setelah memastikan anggota nya pergi dan sibuk di dapur, Titi malah berbalik dan mengintip Raisa dan Yoga. Ia malah tersenyum geli melihat kemesraan mereka berdua.

"Andai tuan Johan peka, pasti kami juga romantis begitu" gumam Titi.

"Halu!!!" sorak para pelayan lain nya, lalu mereka kembali berhamburan kabur dari Titi.

...----------------...