Awalnya tidak cinta, awalnya hanya pernikahan diatas nota selama 90 hari.
Namun 60 hari berjalan seolah Derry Sanjaya sulit untuk melepaskan istri yang sah dimata agama namun tidak dimata negara itu.
"Tidak! Aku mencintai Fanni, Bukan Soraya!" ucapnya malam itu.
Derry Sanjaya pewaria tunggal yang mencintai kekasihnya bernama Fanni, namun karena sang kekasih belum ingin menikah padahal mereka sudah bersama selama 7 tahun lamanya.
Akhirnya Derry memutuskan pulang ke negara asalnya, dan dia mengancam Fanni yang berada di Timur tengaj itu meniti karir sebagai model terkenal.
"Jika dalam waktu 90 hari kau tidak pulang, selamanya aku tidak akan menikahimu!" ucapnya kala itu.
Namun, bwlum 90 hari Derry akhirnya memutuskan menikahi Soraya namun hanya diatas nota. Sedangkan Fanni pula dia pulang waktu pernikahan Derry berjalan 60 hari.
Akankah Derry dan Soraya bercerai?
Ikuti terus 90 Days.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fortune Frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEHILANGAN DERRY
Derry mengobrak abrik mobilnya, namun tidak ditemukan sedikitpun jejak map merah yang berisikan nota perjanjian pernikahan kontrak dirinya dan Soraya.
Semakin yakin Derry saat ini, pastilah yang dimaksud adalah paket berisi kontrak pernikahan tersebut. Siapa yang mengambilnya?? tanya Derry sambil dia berpikir keras saat ini.
Dan kini Derry menelpon sekretarisnya untuk melihat alamat lengkap Soraya saat ini. Bahkan Derry sudah berpikir untuk akan segera terbang ke kampung halaman Soraya saat ini.
Derry memang tidak pernah melakukan tindakan sekejam dan selicik ini, jika memang Derry menginginkan Soraya dia langsung menggunakan hak vetonya, tidak harus dengan berbuat seperti ini Soraya sudah pun menjadi istrinya.
Tengah malam buta Derry menghubungi sekretarisnya, dia pun sudah mendapatkan berkas dengan alamat lengkap Soraya saat ini. Padahal dialah suami Soraya, namun alamatnya saja tidak tau.
Bukan tidak tahu, tapi dia tidak ingin ambil tahu tentang apapun. Derry melangsungkan pernikahan karena pelampiasan amarahnya saja. Kini dua hari lagi, pernikahan Fanni dan Derry akan berlangsung, besok pagi pula Derry harus terbang ke kampung halaman Soraya yang ada di kota Palembang.
Kini Dava sudah pun mem booking tiket untuk kepergiannya besok pagi pukul tujuh lebih lima belas menit. Dan dari kota Jakarta akan sampai sekitar dua jam lebih sudah sampai di bandara kota Palembang.
Masih dengan jantung yang berdebar, Derry Sanjaya kini dia sudah terlelap karena lelahnya menghadapi hari ini. Bahkan perjanjiannya dengan Fanni untuk menikah dua hari lagi tidak lengket di kepalanya sama sekali, hanya ada Soraya yang ingin ditemuinya saat ini.
Semakin larut, Soraya masih pingsan dan ketiga adiknya itu tidur satu kamar di dalam kamar Soraya. Mereka pun kini menjaga kakaknya Soraya paling besar namun Soraya lah yang paling lemah jika menghadapi kenyataan kedua orang tua mereka meninggal.
Dan kini sudah tidak ada lagi rasa pengharapan kepada Derry. Soraya melemah hatinya hancur lebur, dia pula sudah tidak menaruh cinta, malahan dia menaruh dendam saat ini.
Menunggu pagi rasanya tidak sabar untuk Derry segera berangkat ke kampung halaman sang istri. Derry tidak terima dituduh oleh keluarga Soraya sebagai dalang pembunuhan kedua orang tuanya tersebut.
Besok Fanni berencana mengajak Derry untuk mempersiapkan segala hal untuk akad nikah mereka yang akan dilaksanakan dua hari lagi.
Terdengar azan subuh berkumandang, seperti biasa ketiga adik Soraya itu bangun dan mandi untuk segera melaksanakan sholat berjamaah dirumah saja.
Sekarang, sudah tidak ada lagi ayah mereka yang menjadi imam sholat untuk mereka bertiga, kini tinggallah puing-puing kenangan dirumah sederhana itu.
Yumita adik kedua dari Soraya tersebut seperti biasanya, dia merebus air lalu membuatkan sarapan untuk kedua adiknya dan kini dia tampaknya membuat teh hangat untuk kakaknya jika sadar nanti.
Dan adik ketiga dari Soraya yang sekarang sudah berada di jenjang sekolah menengah atas dan kini dia sudah memasuki kelas dua di sekolah menengah tersebut.
Sedangkan adik terakhir Soraya yang sedang menimba pendidikan di tingkat sekolah menengah pertama, kini dia sudah memasuki kelas tiga.
Tiga orang adik yang harus ditanggung Soraya saat ini, biaya sekolah mereka juga sangat terbilang mahal dan mereka semua adalah ketiga adik penurut dan tidak pernah membantah orang tuanya.
Soraya walaupun dia wanita, namun dia mandiri dan kuat. Dia bertahan karena keluarga, namun dia sekarang lemah juga karena keluarganya.
Burung berkicau merdu, seolah tahu ada tamu yang akan sampai sebentar lagi. Yumita melihat kakaknya ke dalam kamar, mata Soraya tampak sedikit terbuka, dengan tangannya menahan berat kepala yang tidak bisa diucapkan lagi.
"Kak.. pelan-pelan," ucap Yumita langsung membantu kakaknya duduk.
"Sudah jam berapa sekarang dek??" tanya Soraya lemah.
"Masih pagi kak, ayo kaka cuci muka saja, jangan mandi dulu soalnya dingin, tadi aku udah campurkan air hangat di ember kalau kakak memang mau mandi," jelas Yumita kepada kakaknya.
"Terima kasih ya dek, ternyata kamu sudah sedewasa ini," sahut kembali Soraya.
"Iya kak, kita harus ikhlas dan sabar, sekarang kakak bangun dan aku sudah siapin sarapan, kita sarapan bersama yuk kak!! ajak Yumita kembali.
"Yasudah dek, sebentar ya," jawab Soraya.
Soraya dibantu berdiri oleh Yumita saat ini, dia tampak terhuyung karena masih baru saja sadar dari pingsannya semalam.
Kini Soraya sudah berada di kamar mandi dan mulai mengguyur badannya agar terasa segar, tampaknya dia juga membasahi rambutnya, karena semalaman dia tidak mandi badannya terasa sakit semua dan begitu lengket.
Derry pula sudah dalam perjalanan, dia sudah berangkat ke bandara sejak tadi subuh, dia seolah tidak ingin ketinggalan pesawat dan dia tidak ingin ada yang menghentikan keberangkatan hari ini.
Sedang Fanni sudah sampai di depan rumah Derry sepagi ini. Masih pukul tujuh dua puluh, Fanni sudah sampai di rumah megah milik keluarga Sanjaya tersebut.
Dia berjalan seperti nyonya besar disana, Fanni juga masuk dengan mudahnya kedalam rumah besar nan megah itu. Kini Fanni juga sudah duduk di sofa yang ada di ruangan tamu yang bernuansa elegan mewah tersebut.
Mama Derry yang baru turun dari kamarnya tersebut, langsung menghampiri calon menantu kesayangannya itu. Mama Derry kini sudah tampak semangat dengan pernikahan anak semata wayangnya yang sebentar lagi akan terlaksana.
"Morning... sayang," peluk dan cium tidak lupa dihadiahkan mama Derry kepada calon mantu kesayangan ini.
"Morning too Mama," sambut Fanni dengan hangat dan pelukan beserta ciuman pipi kiri dan kanan.
"Ma.. Derry mana??" tanya Fanni langsung.
"Mungkin masih tidur," jawab Mamanya yang juga tidak tahu sang anak sudah keluar sejak matahari belum muncul.
"Oh.. kalau begitu, Fanni ke kamar Derry ya mah!" pinta Fanni tanpa ada rasa malu dan ragu.
"Iya.. sayang, silahkan," jawab Mama Derry dengan senang hati.
Fanni pun segera berjalan menaiki anak tangga di rumah mewah tersebut. Dia tampak berjalan bak seorang ratu di kerajaan. Kini kamar mewah milik Derry sudah di depan matanya, dia pun dengan mudahnya membuka kamar tersebut.
Lampu menyala? apa Derry sudah bangun?? tanya Fanni dalam hatinya.
Diliriknya kamar itu kembali, beberapa tahun lalu sempat dia suka masuk ke kamar ini untuk membangunkan Derry pergi bersekolah, sekarang kini sudah habis lekang dimakan zaman.
Sudah tidak ada fotoku disini?? tanya Fanni lagi.
"Derry!! lihat saja nanti, kamar ini akan kupenuhi fotoku nanti!!" bentaknya sendiri.
Kini dia mencari sosok Derry kesana-sini, dia mencoba mengetuk pintu kamar mandi Derry tersebut, berulang kali mengetuk tapi masih belum ada sahutan sama sekali dari Derry.
Ya! mana mungkin ada sahutan, orangnya saja pun sudah beranglat terbang jauh dari kota Jakarta tersebut.
Derry tidak ada??
Kemana dia?? Fanni.
*******
I love you noveltoon
jgn smpe km nyesel ya Derry.... melepas Soraya.... demi Fanny..... yg trnyata perempuan g beres ...