Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan
" Anda benar sekali tuan. Tapi kalau menurut apa yang saya lihat, sepertinya ada sesuatu di antara mereka. Bahkan jika anda melihat ke gambar yang terakhir, mereka terlihat sedang bersama di sebuah mall dengan seorang bayi di gendongan tuan muda tuan. " jelas Dion .
Tuan Adiguna segera membuka foto yang terakhir, kemudian berkata, " Apa mungkin????" ucap tuan Adiguna curiga sambil menatap Dion. Dion mengangguk sambil juga menatap ke tuan Adiguna.
" Benarkah itu Dion? " tanya tuan Adiguna dengan wajah yang berubah sumringah. " Suami yang di bilang Lusi yang katanya adalah seorang polisi itu adalah anakku? " lanjutnya.
" Sepertinya begitu tuan. Itu menurut saya. " jawab Dion. " Tapi kita harus menyelidiki lebih lanjut tuan. " lanjut Dion.
" Iya-iya...Kamu benar. Kita harus menyelidiki. Kalau memang benar mereka menikah, kita juga harus tahu, mengapa El harus menyembunyikan hal ini dari saya dan mamanya. " ujar tuan Adiguna.
" Iya tuan. Tuan muda pasti punya alasan sendiri. " jawab Dion menguatkan.
" Baiklah. Kamu selidiki lebih lanjut. Saya tidak mau kecolongan lagi. Nanti tahu-tahu saya punya cucu lagi. " ujar tuan Adiguna dengan bibir tersungging.
Dionpun sama. Ia tertawa dan berkata, " Bisa jadi tuan. Apalagi tuan muda sudah cukup umur untuk punya anak. Jika memang benar dia menikahi nona Lusi, saya yakin dia tidak akan tinggal diam. Secara nona Lusi termasuk cantik. "
" Ha...ha...ha .." tuan Adiguna ikut tertawa terbahak-bahak. " Dasar anak itu. Tapi kalau memang curut itu menikahi Lusi, saya justru kasihan sama Lusi. "
Dion mengernyitkan dahinya dan bertanya kepada tuan Adiguna, " Kok kasihan tuan? Bukannya anda juga menginginkan nona Lusi menjadi menantu anda? "
" Ya kasihan Yon. Dia mendapatkan pernikahan yang ala kadarnya. Saya yakin, El hanya menikahinya asal-asalan. Tidak ada pesta, tidak ada perayaan. " wajah tuan Adiguna tiba-tiba berubah mendung.
" Iya tuan. " Dion membenarkan.
" Kamu kalau menikah nanti, jangan berbuat seperti anakku yang b0d0h itu. " saran tuan Adiguna.
" Pasti tuan. Kalau saya menemukan gadis yang tepat, saya akan menikahinya dengan baik-baik. Karena pernikahan hanya akan di lakukan sekali seumur hidup. Jadi harus istimewa. " ujar Dion sambil tersenyum tipis membayangkan bagaimana besok ia akan menikah.
" Oh ya Yon. Istri saya jangan sampai tahu dulu mengenai kabar ini sebelum kita mendapatkan informasi yang akurat dan jelas. " pinta tuan Adiguna.
" Iya tuan. " jawab Dion sambil mengangguk. " Baiklah tuan, kalau begitu saya undur diri dulu. " pamit Dion.
" Iya. Jangan lupa, secepatnya cari informasi yang detail. " ujar tuan Adiguna.
" Baik tuan. " jawab Dion sambil mengangguk dan keluar meninggalkan ruangan atasannya.
Di dalam ruangan, tuan Adiguna membuka kembali lembar demi lembar gambar yang di berikan Dion tadi sambil tersenyum tipis.
" Dasar anak nakal. " gumamnya.
💫💫💫
Di tempat kost
" Mell, aku mau tanya nih sama kamu. Tapi kamu jangan tersinggung atau gimana ya. " ucap Ikke teman kost Armell ke Armell saat mereka sedang bertiga bermain sama baby Arvin di kamar Armell.
" Tanya apaan kak? " tanya Armell.
" Mmm....Kamu sama polisi yang ganteng itu ada hubungan ya? " tanya Ikke.
" Hah? " Armell terkejut dengan pertanyaan Ikke.
" Ah .. Ng-nggak kok kak. Biasa aja. " jawab Armell gelagapan.
" Yakin? Jangan bohong kamu Mell..Yang aku perhatikan tidak seperti itu. " tegas Ikke.
" Perasaan kakak aja kali. " Armell masih tetap memungkiri.
" Terus kenapa setiap weekend dia selalu ngajak kalian jalan. Seharian pula. " ujar Ikke.
" Ya itu karena dia pengen ngajak baby Arvin jalan-jalan aja kak. Dia kan juga sayang sama baby Arvin. " jawab Armell beralasan.
" Nggak mungkin ya, hampir tiap hari dia jemput kamu, nganter ke tempat magang kamu. Kalau nggak gitu, dia jemput kamu dari tempat magang, terus di antar balik ke kost. Kalau memang tidak ada apa-apa diantara kalian. Jujur saja deh Mell. " Ikke tetap mencari tahu.
Kali ini Armell bingung harus bilang apa. Praduga Ikke yang kali ini membuatnya kesulitan mencari alasan. Armell diam tidak menjawab.
" Mell, aku nggak bermaksud apa. Aku tahu, kamu menyembunyikan sesuatu. Tapi percayalah, aku hanya ingin membantu meringankan beban kamu. Berbagi cerita lumayan mengurangi beban loh. Siapa tahu aku bisa bantu. Biasanya kamu nggak pernah punya rahasia sama aku. " bujuk Ikke. Memang selama ini, Armell paling dekat dengan Ikke di banding dengan teman kost yang lain.
" Kak, dulu Mell pernah cerita kan kalau proses adopsi itu syarat utamanya adalah kita harus punya pasangan yang sudah resmi. " Armell mulai bercerita.
" Heem. " Ikke mendengarkan dengan serius.
" Nah, dari situ kita... maksud Mell ...kami...kami akhirnya menikah. " ucap Armell pada akhirnya.
" Apa? " teriak ikke.
" Ssstttt...Jangan kencang-kencang kak. Nanti semua pada kepo. " ucap Armell sambil menaruh telunjuknya di depan bibirnya.
" Sorry..." jawab Ikke sambil menutup mulutnya.
" Kamu dan dia sudah resmi menikah? " tanya Ikke
Armell mengangguk. " Tapi jangan berpikiran kemana-mana kak. Kita tidak seperti pasangan yang sudah resmi. Kakak lihat kan, aku masih tinggal di kost. "
" Nah, itu dia yang mau aku tanyakan. Aku heran kamu bilang kalian menikah, tapi kok tinggalnya berjauhan. " sahut Ikke.
" Ya... pertama, aku belum siap jadi istri. Kedua, aku tidak mencintai dia. Ketiga, aku tidak mau beasiswa yang aku dapatkan susah payah di cabut. Kakak tahu kan peraturannya gimana. " jawab Armell.
" Aneh kamu ini. Suami kamu itu ganteng, cakep, keren. Semua cewek yang lihat dia pasti jatuh cinta. Lah kamu yang sudah resmi jadi istrinya malah nolak. " sahut Ikke.
" Ya... yang namanya cinta kan tidak bisa di paksakan juga kak. " jawab Armell.
" Terus mau sampai kapan kalian seperti ini? Apa jangan-jangan...kalian berencana pisah setelah kalian mendapatkan hak adopsi Arvin? " tanya Ikke menelisik.
Armell mendesah dan menunduk.
" Mell juga nggak tahu kak. Mell maunya menikah juga cuma sekali. Dan dia juga bilangnya gitu. Tapi Mell masih merasa berat menjalani pernikahan ini. Sebenarnya mas Seno sering mengajak Mell tinggal di rumahnya. Dia bilang, gimana kami bisa menjadi dekat kalau kami tinggal saling berjauhan. Bagaimana kami bisa saling jatuh cinta kalau aku selalu memberi jarak diantara kami. " ujar Armell lirih.
" Nah kan... intinya ada di kamu. Berarti suami kamu memang benar-benar ingin membina rumah tangga sama kamu. Dia juga pasti mau berusaha untuk mencintai kamu. Tapi sepertinya kamu yang enggan berusaha. " kata Ikke.
" Tau lah kak. Rasanya berat aja. Aku merasa sulit untuk jatuh cinta." jawab Armell.
" Kamu bilang, kamu mau menikah hanya satu kali. Mungkin Tuhan memberikan jalan yang seperti ini ke kamu untuk bertemu jodoh kamu. Kenapa tidak kamu jalani? Kamu nikmati? Toh, kalau aku lihat, tidak akan sulit untuk jatuh cinta sama suami tampanmu itu. Cobalah kamu melihat ketampanan dia. Hanya ada satu diantara seribu laki-laki yang mempunyai taraf kegantengan seperti suami kamu." ujar Ikke.
" Emang cinta bisa datang cuma karena tampang saja kak? " tanya Armell.
" Ya iyalah. Suami tampan, enak dan nyaman kalau di ajak jalan. Nggak malu-maluin. " sahut Ikke.
" Ck! Kak Ikke ini. " protes Armell.
" Beneran loh itu. Di tambah lagi nih, aku tanya sama kamu, perlakuan dia ke kamu gimana? Cuekkah? Perhatiankah? " tanya Ikke.
Armell tampak berpikir, kemudian menjawab " Perhatian sih kak. Malah dia sering maksa aku buat nerima dia membiayai kuliah aku. Dia bilang, biar aku tidak terlalu terforsir pikirannya supaya tidak kehilangan beasiswa. Oh iya, dia juga kasih aku ATM. Dia bilang itu nafkah yang di berikan dia buat aku sebagai istrinya. "
" Nah, kan .. berarti dia benar-benar menganggap kamu ini istrinya. Kurang apa coba? Dia juga perhatian banget sama Arvin. Berarti dia juga pasti akan sangat menyayangi dan perhatian kalau kalian punya anak sendiri. " jawab ikke
" Apaan sih kak? " pipi Armell langsung bersemu merah mendengar Ikke membicarakan soal anak. Dia jadi teringat kemesuman-kemesuman yang sering di lakukan oleh suaminya.
" Beneran loh apa yang aku bilang ini. Pikirkan baik-baik. Jangan sampai menyesal. " saran Ikke.
***
bersambung
...Hari ini author kasih up 2x deh sehari....Semoga kakak-kakak senang... Insyaallah kedepannya, kalau pas tidak sibuk, author akan up 2x sehari.......
