Takdir memang tak bisa diduga, Akila memilih kabur dihari pernikahan, meninggalkan orangtuanya demi pria yang dia cintai.
Kenyataan tak seindah hayalan, sang kekasih justru meninggalkannya setelah tahu dia sudah tak memiliki apapun, semua kartu ATM dan kartu kreditnya di blokir oleh keluarganya, dengan terpaksa dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akila tak sengaja bertemu Rasya disebuah klub malam, saat berpesta dengan teman sesama model setelah pemotretan, Dan itulah awal kekacauan hidupnya, Rasya tak terima karena Akila menamparnya.
Gimana kelanjutannya?
Ikutin terus kisahnya ya,,
Follow akun saya Instagram: mamie_kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Mama
Sampai di bandara, Rasya langsung menelpon ibunya. Dia mengatakan akan berkunjung bersama dengan lili.
"Reno, kita jemput lili. Cari tahu dimana dia berada sekarang?"
Reno langsung menghubungi Giska, setelah mendapatkan jawaban, dia meminta supir segera meluncur kesana.
"Apa anda ingin menemui nona lili tuan?"
"Ya"
"Sebaiknya anda membawakannya bunga atau coklat, itu salah satu bentuk perhatian." ucap Reno lagi.
"Begitukah?"
"Iya. Bukankah sudah saya katakan tadi pagi."
"Ok, beli bunga di toko yang kita lewati. Terserah bunga apa, karena aku tidak tahu apa yang dia sukai."
"Baik bos" jawab Reno. Dia memperhatikan sekitar dan meminta supir berhenti di toko bunga terdekat.
Rasya berjalan memasuki studio. Saat ini lili ada pemotretan ditemani oleh Giska.
"Pak rasya.' Giska terkejut, namun dengan cepat Rasya memberi isyarat untuknya diam, dengan jari telunjuknya.
Rasya terdiam dan memperhatikan lili dan beberapa model lain yang sedang berphoto.
"Cantik" bisik hatinya.
"Sore pak!"
Doni menyambut Rasya, setelah tadi ada kru yang memberitahukannya akan kedatangan Rasya.
"Sore, apakah masih lama?" tanya Rasya
"Satu jam lagi, ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Doni bingung.
Tak pernah sekalipun Rasya datang dan melihat langsung proses pengambilan gambar. Biasanya dia akan terima hasilnya di mejanya saja tanpa perlu repot datang kesini. Bahkan kadang Rasya hanya menerima laporan saja tanpa melihat hasil photo nya. Ini sungguh diluar dugaan.
"Saya ada perlu dengan nona Liliana"
"Lili?' ulang Dino dengan mengerutkan keningnya, apa aku tidak salah dengar?"
"Aku tak perlu mengulang kata kata ku kembali,"
Dino terkejut, "Maaf pak, akan saya panggilkan."
Dino bergegas memanggil lili. Lili yang masih menggunakan kostum berjalan mengikuti Doni.
"Ada apa pak?" tanya lili
"Nanti kau juga akan tahu, sekarang cepat ikut aku."
Doni membuka pintu ruangan dan masuk di ikuti oleh lili, "Ini pak, saya permisi." ucapnya dan berbalik.
"Rasya!"
Lili tak menyangka Rasya lah yang memanggilnya, setelah lima hari ini pergi tanpa kabar. Tanpa minta maaf dan kini tiba tiba ada dihadapannya.
Sejujurnya hatinya menghangat, beberapa hati ini moodnya buruk, pikirannya kacau, dan bayangan akan Rasya selalu muncul, tapi lili berusaha sekuat tenaga menekan Rasya khawatir dan rindu dihatinya.
Apakah ini bisa dikatakan rindu?
"Ada apa?" tanya lili dengan ketus, sengaja menunjukkan jika dia masih marah dengan sikap Rasya saat terakhir kali mereka bertemu.
"Mama mengundang kita, katanya ada hal penting yang akan dibicarakan."
"Maaf, tapi aku sibuk. Bilang saja pada Tante Ratna, aku akan menelponnya setelah ini."
Rasya terdiam, begitu juga lili. Kecanggungan kembali terjadi.
"Tapi mama mau bertemu denganmu! Dan aku harus ikut denganku. Kita berangkat sekarang."
"Kau tidak bisa seenaknya, aku sedang bekerja dan aku tidak mau pergi denganmu, aku sudah punya janji." ucap lili berbohong.
"Oh ya, apa kau lupa dengan isi perjanjian kita." ucap Rasya lambat, perlahan dia maju selangkah demi selangkah kearah lili. Lili berjalan mundur, b gitu seterusnya hingga tubuh lili membentur tembok.
"Kenapa? apa kau takut? atau Dirga melarangmu untuk bersama denganku?" ucap Rasya terus mengintimidasi lili.
Lili ingin mendorong tubuh kekar Rasya yang mulai menghimpit nya ke tembok, namun Rasya dengan cepat memegang kedua tangannya dan menyatukannya keatasbdn menahannya dengan sebelah tangannya.
"Kau harus ingat, saat bersama ku, kau tidak boleh berdekatan dengan pria manapun. Dan... "
"Lepaskan aku, aku bukan mainan mu!' ucap lili menatap tajam.
Rasya tertawa kecil, dia merasa lili terlihat sangat lucu, sungguh gadis yang keras kepala, tapi justru itu yang aku suka.
Rasya semakin mencondongkan tubuhnya, dan mengikis jarak diantara mereka, wajah lili semakin pucat dan panik. Matanya membulat tajam menunjukkan protesnya, namun Rasya tetap maju dan mendekat. Lili tidak berani bersuara hanya menutup rapat bibirnya dan memejamkan matanya.
"Kau, calon istriku!" bisik Rasya ditelinga nya. Setelah itu Rasya melepaskan cekalan tangannya.
Lili terdiam beberapa saat mencerna kalimat Rasya, kemudian membuka matanya. Rasya kembali mentertawakan nya, "apa yang kau tunggu, apa kau ingin aku..."
"Stop!" potong lili dengan wajah memerah.
apa yang aku pikir kan, mengapa aku berpikir dia akan mencium ku, oh lili...dasar bego!!!
Rasya mendekat dan menarik tangannya, "Ayo, kita akan terlambat jika terus bertengkar disini." ucapnya.
Masa lalu g di selesaikan dulu sok2an mo ngelamar anak orang